Pecat Karyawan Lewat Zoom, Pantaskah Dilakukan Seorang Pemimpin?
Sumber: Freepik.com

Finance / 9 December 2021

Kalangan Sendiri

Pecat Karyawan Lewat Zoom, Pantaskah Dilakukan Seorang Pemimpin?

Lori Official Writer
2797

Pemimpin perusahaan hipotek Better.com, Vishal Garg diketahui memecat sebanyak 900 karyawannya hanya melalui zoom. Dalam sebuah pertemuan zoom, dia mengundang semua karyawan yang hendak di-PHK dan menyampaikan bahwa mereka yang hadir adalah karyawan yang akan diberhentikan dari perusahaan tersebut.

“Jika Anda menerima panggilan ini, Anda adalah bagian dari kelompok yang akan diberhentikan,” kata Garg lewat pertemuan zoom tersebut.

Pemecatan inipun dianggap tidak pantas. Karena seorang pemimpin tidak seharusnya memecat dengan cara tidak hormat seperti itu. Akibatnya tiga petinggi perusahaan tersebut memutuskan untuk resign, diantaranya dua Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) Tanya Gillogley dan Melanie Hahn serta VP Communication perusahaan Patrick Lenihan.

Lalu pertanyaannya adalah apakah seorang pemimpin memang pantas memecat karyawan dengan cara seperti ini?

 

Baca Juga: 3 Pertanyaan Ini Perlu Anda Jawab Jika Anda Menyebut Diri Seorang Pemimpin

 

Secara pribadi Garg meminta maaf atas tindakannya tersebut. Dia mengakui bahwa tindakan tersebut justru hanya akan memperburuk keadaan perusahaan. 

“Saya gagal menunjukkan rasa hormat dan penghargaan yang sesuai untuk individu yang terkena dampak dan kontribusi mereka untuk Better. Saya memiliki keputusan untuk melakukan PHK, tetapi dalam mengkomunikasikannya, saya melakukan kesalahan eksekusi. Melakukannya, mempermalukan diri sendiri,” ungkapnya.

Setiap karyawan tentu saja ingin diperlakukan dengan baik oleh pemimpin dan perusahaan. Menghargai setiap dedikasi yang mereka berikan untuk perusahaan. Karena perusahaan harus memahami bahwa karyawan adalah aset paling berharga yang dimiliki perusahaan. Sehingga harus diperlakukan dengan hormat. 

Sekalipun kondisi perusahaan tampak sedang sulit, bukan berarti pemimpin perusahaan bisa melakukan pemecatan dengan sembarangan. 

Bahkan di tengah keadaan sulit, perusahaan membutuhkan pemimpin yang bijaksana. 

 

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Figur Pemimpin Menurut Alkitab

Seorang pemimpin tidak boleh menindas dan menguasai orang lain lewat kekuasaan yang mereka punya. Sebaliknya, seorang pemimpin harus melayani dan menjadi seorang hamba.

“...melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Filipi 2: 7-8)

Kepemimpinan dalam Kristen tidak berakar kepada gagasan seperti kekuasaan atau banyaknya uang yang dimiliki. Yesus sendiri menentang hal ini, seperti disampaikan dalam Matius 20: 25-28:

“Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."”

 

Baca Juga: Rahasia Memimpin yang Mungkin Kamu Belum Ketahui

 

Ada 3 karakter yang harus dimiliki seorang pemimpin:

1. Takut Akan Tuhan

Di zaman sekarang ini, sulit sekali menemukan orang yang hidup secara murni dan takut akan Tuhan dalam menjalankan kepemimpinannya. Amsal 25: 2 menyampaikan bahwa, “Kemuliaan Allah ialah merahasiakan sesuatu, tetapi kemuliaan raja-raja ialah menyelidiki sesuatu.”

Dengan kalimat sederhana, kita bisa mengatakan bahwa kemuliaan seorang raja adalah untuk mencari Tuhan dan menemukan apa yang Dia inginkan.

Para pemimpin harus menyadari bahwa Tuhan adalah pemimpin mereka dan mereka bukan satu-satunya yang bisa memikirkan apa yang harus dilakukan melalui kekuasaannya.

2. Bijak dan Peduli

Amsal 25: 3 menggambarkan betapa tinggi, lebar dan dalamnya pikiran raja.

Apakah pemimpin yang kita pilih adalah tipe sosok yang memikirkan yang terbaik bagi perusahaan atau orang yang dipimpinnya? Apakah pemimpin yang kita pilih adalah sosok yang berpikir dua kali dan meminta masihat ilahi sebelum melakukan sesuatu? Apakah mereka mempertimbangkan kebutuhan orang yang dipimpinnya? Pikirkan beberapa hal ini!

 

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Seorang pemimpin yang tidak memikirkan kesejahteraan orang yang dipimpinnya sebelum menjadi pemimpin kemungkinan besar aka memimpin dengan mementingkan dirinya sendiri. 

3. Berlaku Adil dan Berintegritas

Amsal 25: 4-5 menyampaikan bahwa saat orang fasik disingkirkan dari kepemimpinan, keadilan menjadi hal yang sangat diperhatikan. Dengan cara yang sama, kita harus melakukan yang terbaik untuk memilih pemimpin yang benar, adil dalam memimpin.

Prinsip lain yang tak kalah penting untuk dimiliki seorang pemimpin adalah dia harus menjadi pribadi yang berintegritas. Amsal 16: 12 berkata, “Melakukan kefasikan adalah kekejian bagi raja, karena takhta menjadi kokoh oleh kebenaran.”

 

Baca Juga: #KataAlkitab – Memilih Seorang Pemimpin yang Benar

 

Apakah Anda adalah seorang pemimpin dalam sebuah instansi atau perusahaan? Mari menghidupi 3 prinsip kepemimpinan di atas supaya apa yang dirindukan Tuhan atas dunia ini terjadi melalui kepemimpinan Anda. 

Apakah Anda sedang belajar tentang kepemimpinan dan percaya bahwa Tuhan memilih Anda untuk menjadi pemimpin suatu saat nanti? Persiapkan diri Anda sejak saat ini, belajarlah bagaimana seharusnya seorang pemimpin yang berkenan bagi Tuhan.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami