Mau Karirmu Sukses? Yuk Coba 5 Cara Alkitabiah Untuk Tingkatkan EQ-mu!
Sumber: http://stlpolished.com

Finance / 6 December 2021

Kalangan Sendiri

Mau Karirmu Sukses? Yuk Coba 5 Cara Alkitabiah Untuk Tingkatkan EQ-mu!

Puji Astuti Official Writer
9399

Berbagai penelitian psikologi telah dilakukan dan menyimpulkan bahwa faktor penentu kesuksesan seseorang bukan hanya karena kecerdasan inteligensia (IQ) saja namun juga harus didukung oleh kecerdasan emosi (EQ). Fakta mengejutkan lagi adalah bahwa 90 persen mereka yang memiliki performa kerja paling tinggi adalah orang-orang dengan EQ yang tinggi. 

Kecerdasan emosi mempengaruhi kebiasaan kita, menjadi kompas dalam hubungan sosial dan pengambilan keputusan, karenanya EQ sangat berperan besar dalam pencapaian hidup seseorang. 

Apakah kamu mau meningkatkan kecerdasan emosi kamu? Sebelumnya coba cek, kira-kira kamu cerdas secara atau emosi atau tidak. Nah berikut ini ada 5 ciri orang yang kecerdasan emosinya rendah, nah coba cek ya, apakah kamu menunjukkan tanda-tanda berikut ini:

 

1. Kamu gampang stres

Stres adalah bagian dari kehidupan, dan sesuatu yang alamiah. Namun jika kamu terlalu gampang stres, maka hal itu perlu diwaspadai. Kecerdasan emosi seseorang akan membantunya untuk menangani stres yang dialaminya. Dia akan mampu melihat peluang dan juga menemukan jalan keluar saat menghadapi situasi sulit. 

Orang yang gagal menggunakan kecerdasan emosinya dengan baik akan cenderung meminta bantuan orang lain saat menghadapi masalah, kurang efektif dalam menangani emosi dan mood ketika menghadapi tekanan. Mereka juga kemungkinan besar sering mengalami kekuatiran, depresi, bahkan hingga penyalahgunaan obat dan pemikiran-pemikiran untuk bunuh diri. 

Saran : Libatkan Tuhan dalam hidupmu. Dengan bertumbuh dalam iman dan kepercayaan kepada Tuhan, maka kekuatiran dan juga stres akan lebih mudah dihadapi karena kamu menyadari bahwa kamu menghadapi semua itu tidak sendirian, namun bersama Tuhan. 

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. ~ Filipi 4:13

 

2. Sulit mengendalikan diri dan kurang tegas

Orang-orang yang cerdas secara emosi memiliki sikap yang baik, empati dan kemurahan hati. Sebaliknya mereka yang kurang EQ nya akan cenderung reaktif, atau sebaliknya terlalu pasif, sehingga tidak bisa menyelesaikan dengan baik konflik yang mereka hadapi. 

Jika kamu cerdas secara emosi, kamu akan memiliki pengendalian diri yang baik, tidak reaktif ketika menghadapi masalah, dan mampu menghindari orang-orang negatif sehingga tidak membuat permusuhan. Selain itu juga orang dengan EQ tinggi adalah pribadi yang tegas dan berani konfrontasi, namun melakukannya dengan cara yang baik dan tidak menyerang orang lain. 

Saran : Kalau kamu masih bermasalah dalam area ini, belajarlah untuk berpikir sebelum berbicara. Jangan mudah emosi, tenangkan diri dulu saat konflik dengan orang lain, jangan langsung bereaksi. Sampaikan ketidaksetujuan atau permasalahanmu dengan nada yang tenang, tanpa menyerang dan kemarahan.

Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; ~ Yakobus 1:19

 

BACA JUGA: 8 Ayat Alkitab Ini Bantu Anda Ambil Keputusan Karir Dengan Berani

 

3. Terbatas saat mengungkapkan emosinya dalam kosa kata 

Kenapa hal ini penting? Karena semakin seseorang fasih dalam mengungkapkan emosinya melalui kosa kata, maka ia semakin memahami apa yang dia rasakan. Riset mengungkapkan bahwa hanya 36 persen orang yang mampu melakukan hal ini, hal ini sangat bermasalah karena itu artinya banyak orang tidak memahami perasaannya sendiri. Hal itu bisa mengakibatkan seseorang menjadi salah dimengerti, membuat keputusan yang irasional, dan pada akhirnya tidak produktif.

Saran : Cobalah mengungkapkan emosi yang kamu rasakan dalam sebuah kata dan kalimat yang spesifik dan dapat dimengerti oleh orang lain. Semakin jelas kamu mengungkapkannya, semakin jelas kamu akan melihat apa yang menjadi penyebab emosi itu dan apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya. 

Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?"* Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku. ~ Yohanes 21:17

 

4. Kamu terlalu cepat berasumsi dan menjadi defensif

Apakah kamu menjumpai orang-orang yang sering berasumsi dan menjadi defensif dan selalu merasa paling benar? Nah, itu adalah salah satu ciri orang yang EQ-nya rendah. Orang-orang ini membuat asumsi berdasarkan pengamatan mereka sendiri dan mengabaikan fakta-fakta lainnya. Mereka seringkali bersikap defensif jika ada yang tidak setuju dengan asumsi mereka. Orang jenis ini berbahaya kalau menjadi pemimpin, karena mereka sulit untuk menerima masukan orang lain dan meremehkan ide-ide anggota timnya. 

Orang-orang yang cerdas secara emosi tidak cepat membuat kesimpulan, mereka terbuka dan menerima masukan dari berbagai orang dan sudut pandang. Mempertimbangkan berbagai kemungkinan dan akibat dari keputusan mereka. Mereka juga mengkomunikasikan idenya, menerima berbagai masukan untuk memperbaiki idenya itu dan menganggap penting pendapat orang lain. 

Saran : Jadilah pribadi yang terbuka, jangan cepat berasumsi dan bereaksi. Hargai orang-orang disekitarmu, terimalah ide dan masukan mereka dengan senang hati. 

Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak. ~ Amsal 12:15

 

5. Suka menyimpan dendam dan kesalahan orang lain

Perasaan-perasaan negatif seperti marah, benci, dendam dan menyimpan kesalahan orang lain adalah racun, baik bagi emosi, pikiran dan juga bagi tubuh secara jasmani. Emosi-emosi negatif itu membuat tubuh menjadi tegang, otot menjadi kaku, otak menjadi stres dan pada akhirnya kondisi kesehatan akan menurun. Berbagai penyakit akan muncul seperti darah tinggi, jantung, bahkan kanker karena semua emosi negatif itu. 

Saran : Jadikan melepaskan pengampunan sebagai gaya hidupmu. Sebab saat kamu melepaskan pengampunan, maka tubuh dan pikiran akan menjadi rileks. Selain itu daya tahan tubuhmu juga akan semakin kuat dan mampu melawan berbagai bakteri, virus, racun dan zat-zat berbahaya lainnya yang menyerang tubuh. 

Melepaskan pengampunan bukan sekedar mengucapkan "Aku mengampunimu," tetapi kamu harus melepaskan kemarahan, dendam dan juga rasa terluka yang kamu rasakan. Saat kamu mengampuni kamu akan merasakan empati dan belas kasihan kepada orang yang sebelumnya kamu benci. Bagaimana caranya? Ijinkan kasih Tuhan Yesus Kristus mengalir dalam hatimu. Saat kamu merasakan dan menyadari bahwa dirimu juga sudah diampuni, maka kamu pun akan bisa melepaskan pengampunan kepada sesamamu. 

Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. ~ Kolose 3:13

 

BACA JUGA: Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengubah Karir

Sumber : Berbagai sumber | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami