3 Cara Yesus Responi Masalah Dengan Orang Terdekat, Salah Satunya Menahan Emosi!
Sumber: Escape to Reality

Kata Alkitab / 1 September 2021

Kalangan Sendiri

3 Cara Yesus Responi Masalah Dengan Orang Terdekat, Salah Satunya Menahan Emosi!

Lori Official Writer
5367

Yesus adalah teladan karakter yang kuat untuk kita contoh. Dia bisa emosi dan menunjukkan belas kasihan dalam satu waktu. Dia juga bahkan bisa menangis (Yohanes 11: 35), Dia merasakan belas kasihan untuk orang lain (Markus 3: 5) dan Dia juga bisa marah (Markus 3: 5).

Saat Yesus bertemu dengan Musa dan Elia di atas gunung Hermon. Dia dan ketiga murid-Nya Petrus, Yakobus  kembali menemui murid-murid yang lain. Mereka mendapati banyak orang berkerumun diantara para murid. Beberapa ahli Taurat sedang memperdebatkan sesuatu dengan mereka. Lalu seorang ayah mendapati Yesus dan meminta kesembuhan dari anaknya yang kerasukan setan.

“Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air. Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya.” (Matius 17: 15-16)

Seketika itu, Yesus merasa emosional dan menyampaikan tanggapannya. Kata-Nya,“Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!” (Matius 17: 17)

Dia menghardik orang-orang itu dengan sebutan orang-orang yang tidak percaya. Tapi setelah merasa kesal dengan orang-orang itu, emosi Yesus seketika mereda dan meminta sang ayah untuk membawa anaknya kepada Dia.

 

Baca Juga:

Punya Iman Kecil Tapi Berdampak, Belajar dari Ibu dan Nenek Dalam Alkitab Ini

Waktu Kamu Gak Tahu Harus Lakukan Apa, Belajarlah Dari Petrus!

 

Saat anak itu dibawa kepada Yesus, roh jahat yang merasuki dirinya membantingnya ke tanah. Tapi waktu Yesus menegur si iblis itu dengan kuasa Roh (Matius 12: 28), anak itupun sembuh seketika.

Waktu Yesus sendiri sedang bersama dengan murid-Nya, Yesus menjawab pertanyaan kenapa para murid tidak bisa mengusir setan. “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini...” (Matius 17: 20)

Dari peristiwa ini, mari belajar tiga hal dari Yesus saat menghadapi konflik dengan keluarga, teman, rekan sepelayanan, rekan kerja dan juga tetangga:

1. Dalam situasi konflik, tetaplah mengontrol emosi

Waktu mendapati banyak orang berdebat dengan para murid, Yesus memang menunjukkan emosi kesal. Tapi seketika hati-Nya dipenuhi dengan belas kasihan.

Yesus mungkin merasa frustrasi dengan tindakan orang-orang itu. Tapi Dia segera menguasai emosi itu dengan benar. Dia bahkan menyampaikan kebenaran yang seharusnya diketahui orang-orang itu.

 

2. Selesaikan konflik bersama sebagai tim

Yesus meminta anak yang kerasukan itu untuk dibawa kepada-Nya dan para murid membawanya. Yesus berbicara kepada sang ayah dan menyampaikan apa yang Dia ketahui. Lalu Dia menyembuhkan anak itu hanya dengan kuasa Roh (Matius 12: 28).

Dari Yesus kita belajar bahwa setelah merasa emosi, kita perlu mengalihkan pikiran kita kepada hal yang mendesak untuk diselesaikan. Sekalipun di tengah kemarahan, Yesus sendiri tetap membangun kerja sama dengan sang ayah dan juga para murid.

Jadi, waktu kita menghadapi konflik selesaikanlah hal itu bersama dalam satu tim.

 

3. Ambil waktu berdiskusi

Setelah menyembuhkan anak tersebut, Yesus dan para murid mengasingkan diri bersama-sama. Dan di waktu masa lenggang itulah, Yesus menjelaskan kalau para murid tidak mampu menyembuhkan penyakit karena mereka kurang beriman.

Lalu Yesus pun mengajari mereka tentang iman kepada Allah (Matius 17: 20-21).

Setelah masalah bisa ditangani dengan baik, kita bisa belajar lagi dari peristiwa yang kita alami. Kita bisa belajar tentang bagaimana mengatur emosi dan membangun kerja sama.

Kita perlu hikmat dari Tuhan supaya kita bisa menyelesaikan konflik yang kita hadapi sama seperti Yesus. Mari undang Tuhan untuk membentukmu.

“Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” (Mazmur 51: 23-24)

 


Anda diberkati dengan konten-konten kami? Mari dukung kami untuk terus memberkati lebih banyak orang melalui artikel terbaik di website ini.

Yuk bergabung jadi mitra Jawaban.com hari ini.

 

DAFTAR

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami