#FaktaAlkitab: Apakah Jasad Yesus Dirempah-rempahi Seperti Jasad Orang Yahudi?
Sumber: jawaban.com

Fakta Alkitab / 15 June 2021

Kalangan Sendiri

#FaktaAlkitab: Apakah Jasad Yesus Dirempah-rempahi Seperti Jasad Orang Yahudi?

Claudia Jessica Official Writer
6202

Sebagian orang percaya bahwa kain Turin yang disimpan oleh vatikan adalah kain kafan yang digunakan saat mengubur Yesus. Apakah penguburan dengan kain kafan ini sama seperti yang kita kenal di Indonesia atau jauh berbeda?

Seperti apa tradisi penguburan bangsa Israel dalam Alkitab, lokasi penguburannya, dan bagaimana cara orang Israel melepas kepergian keluarganya yang sudah tiada? Simak selengkapnya dalam pembahasan kita kali ini.

Merempahi Jasad merupakan bagian adat Yahudi

Alkitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru mencatat adanya proses merempah-rempahi jenazah yang dilakukan pada jasad seseorang yang sudah meninggal. Dalam Perjanjian Lama ditulis bahwa jasad Yakub dan Yusuf dirempah-rempahi (Kej. 50:2 dan 26).

Sama halnya dengan Perjanjian Baru yang menuliskan bahwa setelah Yesus mati, jasad-Nya lalu dirempah-rempahi dan diberikan kafan (Yoh. 19:40, Lukas 24:1). Hal ini sesuai dengan tradisi adat Yahudi. Setelah dirempahi dan dikafani, jasad orang yang sudah meninggal akan diletakkan di dalam gua kuburan.

Menurut adat atau kebiasaan kala itu, mayat yang sudah dirempahi dan dikafani sedianya dibiarkan membusuk hingga tinggal tulang-belulang. Kemudian, tulang-belulang itu dipindahkan ke dalam Osuarium atau peti tulang-belulang.

Menurut hukum Yahudi, ada orang-orang yang terlatih secara profesional dalam mengurus mayat dan tata-cara mengumpulkan tulang-tulang yang akan dimasukkan ke dalam peti tulang (peti osuarium). Mereka yang mengurus Osuarium ini kemudian penyimpanan peti osuarium ke dalam gua yang lain, dimana dikumpulkan dengan banyak peti-peti osuarium lainnya secara permanen.

Namun proses ini tidak berlaku bagi jasad Yesus Kristus, sebab Ia bangkit pada hari yang ketiga. Namun penguburan cara ini adalah lazim dalam kehidupan orang-orang Yahudi kala itu.

Aturan Perkabungan

Cara berkabung dengan menangis, mengoyakkan pakaian dan menguraikan rambut diperbolehkan bagi imam-imam keturunan Harun (Imamat 21:1-4), tapi tidak untuk imam agung (Im. 21:10-11). Aturan yang lebih tegas soal perkabungan ialah melarang imam dan orang awam melukai diri, memotong tepi janggut, memotong bersih alis di antara mata dan merajah tanda-tanda (Im 21:5; Im 19:27-28; Ul 14:1).

BACA JUGA: #FaktaAlkitab: Ditemukan Makam dan Tulang Belulang Yesus?

Bagi pemimpin nasional seperti Harun dan Musa, akan diadakan perkabungan nasional selama 30 hari sesudah mereka dikuburkan (Bil 20:29 dan Ul. 34:8). Selain itu kematian tokoh terkenal sering menimbulkan ratapan puitis, seperti Daud meratapi Saul dan Yonatan (2 Sam 1:17-27), serta Yeremia saat meratapi Yosia (2 Taw 35:25).

Proses pemakaman

 

Baca halaman selanjutnya -->

Proses pemakaman

Catatan Alkitab tentang pemakaman menunjukkan bahwa ada banyak hal yang dilakukan orang Yahudi untuk mempersiapkan proses pemakaman jenazah. Jenazah dimandikan (Kis. 9:37), diminyaki (Mark. 16:1), dikenakan pakaian lenan serta dibubuhi rempah-rempah (Yoh 19:40), dan akhirnya kaki dan tangan diikat kain kafan dan wajah ditutupi dengan kain peluh (Yoh 11:44, 20:7) oleh keluarga maupun teman jenazah. Tentunya caranya berbeda dengan penguburan menggunakan kain kafan yang kita kenal di Indonesia.

Setelah itu, para tetangga serta orang lain akan datang untuk menyatakan belasungkawa dan menghibur keluarga yang berduka (Markus 5:38-39). Mereka yang meninggal bukan hanya ditangisi oleh keluarganya, tetapi juga oleh penangis-penangis bayaran yang pada umumnya mereka adalah wanita (Yer 9:17,18)

Tempat pemakaman

Dalam Perjanjian Lama, tradisi budaya orang Ibrani dalam menguburkan seseorang anggota keluarga biasa diletakkan di dalam gua atau lubang dalam karang, dapat dikatakan merupakan lokasi kubur keluarga. Seperti Sara, Abraham, Ishak, Ribka, Lea dan Yakub telah dikuburkan di gua Makhpela, sebelah timur Hebron (Kej 23:19, 25:9, 49:31, 50:13).

Namun terkadang orang terpaksa dikuburkan di tempat lain jika ia meninggal jauh dari kuburan keluarga, seperti Rahel yang dikubur di jalan ke Efrata dan kuburannya ditandai dengan sebuah tugu yang didirikan di atas kuburnya (Kej 35:19, 20).

BACA JUGA: Apakah Saat Meninggal Orang Kristen Wajib Jalani Upacara Kematian?

Sementara itu dalam Perjanjian Baru, Kuburan biasanya terletak di luar kota. Kuburan umum memang ada (Mat 27:7), tapi ada banyak kuburan khusus bagi perseorangan atau satu keluarga. Seperti Yusuf dari Arimatea, telah mempersiapkan kuburannya sebelum ia meninggal (Mat 27:60). Peti jenazah tidak ada dalam proses penguburan, biasanya jenazah dibawa ke kuburan dengan dipikul di atas tandu sederhana (Luk 7:12, 14).

Sementara itu kuburan keluarga sering mempunyai kamar-kamar terpisah. Dalam kamar ini dibuat papan-papan (acrosolia) atau lubang-lubang di tembok (kokhim) untuk tempat jenazah. Di sini tubuh mungkin ditaruh dalam tempat penyimpanan, misalnya peti batu atau sarkofagus. Untuk menghindari serigala dan pencuri memasuki kuburan, pintunya dikunci rapat atau juga ditutupi dengan batu datar seperti batu gilingan. Meskipun sukar, namun batu ini dapat digulingkan dari pintu kuburan.

Membakar jenazah bukanlah kebiasaan bangsa Yahudi, tapi dalam keadaan tertentu, jenazah mungkin dibakar sehingga tulang-tulangnya dapat dikuburkan dalam kuburan keluarga, seperti halnya Saul (1 Sam 31:12-13).

Sumber : jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami