Ini Lho Jenis-jenis Gangguan Pencernaan Pada Anak Batita Beserta Cara Mengatasinya
Sumber: FamVeld/Shutterstock

Health / 17 July 2020

Kalangan Sendiri

Ini Lho Jenis-jenis Gangguan Pencernaan Pada Anak Batita Beserta Cara Mengatasinya

Claudia Jessica Official Writer
2163

Anak batita yang mengalami gangguan pencernaan biasanya hanya dapat mengekspresikan rasa sakit mereka dengan menangis karena belum bisa berkomunikasi dengan baik.

Tak jarang juga orang tua sulit mengetahui sakit apa yang diderita anak karena pada umumnya, anak akan menjadi rewel, menangis ataupun mengatakan sakit perut tanpa alasan yang jelas.

Anak-anak rentan dengan gangguan pencernaan karena organ dan otot-otot dalam tubuhnya belum bisa berfungsi dengan baik. Beda penyakitnya, beda pula obatnya. Oleh karen ini, kenali perbedaannya dan cara menyembuhkannya. Berikut ini gangguan pencernaan umum yang dialami oleh batita.

1. Gumoh

Gumoh adalah kondisi umum yang dialami oleh bayi karena terlalu banyak makan atau menelan udara ketika menyusu. Selain itu, kerongkongannya dan lambungnya yang masih kecil danbelum berkembang dengan sempurna adalah faktor yang membuat bayi menjadi gumoh.

Tak perlu khawatir, karena gumoh bukanlah kondisi yang mengkhawatirkan jika tidak terjadi secara berlebihan atau berkepanjangan, dan tidak menyebabkan gangguan pada tumbuh kembangnya. Biasanya gumoh akan hilang ketika bayi berusia 6 bulan hingga 1 tahun.

2. Perut kembung

Anak yang mengalami perut kembung biasanya akan memunculkan gejala khas, yaitu perutnya menjadi keras, sering sendawa, rewel, dan sering kentut.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh cara makan dan minum yang terlalu cepat atau terlalu pelan, minum dari botol dot yang banyak gelembung udaranya, juga kebiasaan mengisap botol dot kosong serta saluran pencernaan anak yang belum berfungsi sempurna.

Selain itu bisa, juga disebabkan oleh makanan yang mengandung gas seperti brokoli, ubi, bawang atau kol sehingga membuatnya kembung.

3. Kolik

Biasanya kolik ditandai dengan menangis secara berlebihan. Umumnya terjadi beberapa minggu awal setelah bayi lahir dan berhenti saat bayi berusia 4 bulan.

4. Sembelit

Sembelit atau susah besar cukup umum dialami oleh balita. Biasanya, hal in imulai terjadi ketika bayi mulai memakan manakanan pendamping ASI (MPASI), dehidrasi atau kondisi medis tertentu.

Kamu bisa mengenali gejala sembelit pada batita ketika anak tidak buang air besar setidaknya tiga kali dalam seminggu, sulit mengeluarkan kotoran dan tekstur kotorannya keras.s

Selain itu, itu dia juga bisa mengalami penurunan nafsu makan, sakit ketika mengejan, perut terasa keras, hingga menangis ketika diajak ke toilet untuk membuat air besar. Untuk mengatasinya, kamu bisa berikan obat sembelit anak.

5. Diare

Pada dasarnya, anak yang mengonsumsi ASI, susu formula, ataupun makanan semi padat, maka tekstur tinja saat BAB cenderung lunak. Namun, kamu perlu waspada apabila anak terlalu sering BAB, tinja cair, atau dalam jumlah yang banyak karena mungkin saja anakmu terkena diare.

Ada banyak faktor yang membuat anak menjadi diare, mulai dari infeksi parasit, bakteri atau virus, alergi terhadap makanan atau obat-obatan tertentu, minum terlalu banyak jus buah, hingga keracunan makanan.

Lalu bagaimana mengatasi gangguan pencernaan dan menjaga kesehatan pencernaan pada batita?

- Memperhatikan posisi menyusui atau makan yang benar

- Pijat lembut perut Si Kecil

- Berikan asupan makanan mengandung serat

- Hindari makanan tertentu saat mengalami gangguan pencernaan

- Pertimbangkan mengganti susu formula

Sumber : alodokter.com
Halaman :
1

Ikuti Kami