Sering kali kita
mengartikan bahwa hutang adalah sesuatu yang buruk, mengerikan, akibat hidup
boros bahkan kita juga menganggap hutang adalah sesuatu yang menjerat manusia dan
tidak pernah bisa terbebas darinya.
Tapi, tahukah kamu
bahwa hutang itu tidak selalu buruk, bahkan ada juga hutang yang baik? Jika
kamu dapat mengolahnya dengan bijak, hutang yang kamu miliki bisa menjadi
langkah awal untuk membantumu mendapatkan penghasilan. Ini disebut dengan hutang
produktif.
Jika kamu
beranggapan bahwa hutang selalu disebabkan karena gaya hidup tinggi atau
foya-foya, maka kamu perlu mengtahui perbedaan antara hutang konsumtif dan
hutang produktif.
Melui webinar
solusi talks yang diadakan bersama Juhono Sudirgo, kita akan membahas perbedaan
antara hutang konsumtif dan hutang produktif.
Hutang Konsumtif dan Hutang Produktif.
Hutang konsumtif
artinya kita berhutang sesuatu untuk yang kita habiskan, yang tidak
menghasilkan apa-apa sedangkan produktif adalah hutang yang dilakukan untuk
mendatangkan penghasilan lebih.
Hutang konsumtif
tidak menghasilkan pendapatan namun mengeluarkan bunga dan cicilan. Ini adalah
jenis hutang yang berbahaya.
Contoh hutang
konsumtif yaitu ketika kita membeli ponsel baru dengan menggunakan cicilan namun,
kita tidak menghasilkan apa-apa.
Namun, ketika ponsel
yang kita beli digunakan dengan baik dan menghasilkan berbagai macam hal
seperti membuat konten video untuk di post di sosial media, atau membuat ulasan
untuk tempat tertentu dan dapat menghasilkan, itu disebut dengan hutang
produktif.
Contoh hutang
produktif yaitu kamu membeli rumah untuk disewakan atau membeli mobil dan digunakan
untuk menghasilkan uang kembali sehingga kita dapat kembali membayar hutang
kita, itulah hutang produktif.
Kapan kita boleh berhutang?
Hutang konsumtif
memiliki dua sifat, konsumtif dan investasi. Juhono S. Sudirgo mengatakan bahwa
“Tidak benar jika kita memulai investasi awal dari hutang.”
Sebelumnya
Juhono pun mengatakan bahwa jika melakukan investasi awal untuk memulai suatu
bisnis, ada kemungkinan bahwa bank sekalipun tidak akan memberikan pinjaman.
Lantas, kapan
waktu yang tepat untuk melakukan hutang invetasi?
Sebagai mantan banker, Juhono memberikan nasihat kepada
para calon nasabah bahwa untuk 3 tahun pertama menjalankan bisnis, sebaiknya menggunakan
modal pribadi terlebih dahulu.
Kemudian, untuk untuk
pengembangan usaha atau ekspansi baru bisa menggunakan hutang bank. Hal yang
sama berlaku ketika kita hendak melakukan investasi pada kendaraan ataupun
tempat tinggal.
Baca juga:
Cara Atasi Hutang & Menambah Penghasilan, Rahasianya Diungkap di Webinar Solusi Talks Ini
Kemudian, dari
banyaknya konseling keuangan yang ditangani oleh Juhono, beliau menemukan 3
penyebab utama hutang konsumtif, diantaranya:
1. Salah gaya hidup
2. Salah investasi
3. Musibah tanpa asuransi
Sering kali kita
terperangkap hutang karena 3 masalah di atas. Kita perlu tahu dan menyadari apa
faktor yang membuat kita terjatuh sehingga kita bisa lebih waspada sekaligus
mengatasi ‘lubang kita’.