Mungkin kamu
pernah bertanya, dari sekian banyak olahraga yang lebih ‘aman’ kenapa anakmu
harus memilih menggemari olahraga yang ekstrem seperti panjat tebing,
paralayang, arung jeram, surving atau
bahkan bungee jumping.
Olahraga ekstrem
yang mungkin ‘membahayakan nyawa’ atau memiliki risiko celaka yang cukup besar ini
tentu mendatangkan kekhawatiran bagi orang tua.
Pada kenyataanya,
di zaman sekarang ada begitu banyak anak yang lebih menyukai olahraga individu seperti
bermain skateboard daripada olahraga
yang dilakukan beregu seperti sepak bola.
Dapat dilakukan
secara individual dan dapat mengekspresikan diri secara atletik atletik juga
merupakan keunggulan olahraga ekstrem.
Jika anak sudah
terlanjur jatuh cinta pada olahraga ekstrem, apa yang bisa dilakukan oleh
orangtua?
1. Ikuti Aturan
Sama halnya
seperti ketika kita hendak menonton, olahraga yang ekstrem biasanya memiliki
ketentuan minimal usia. Tidak cukup hanya aturan usia, biasanya olahraga
ekstrem juga memiliki ketentuan tinggi badan.
Jika anak ingin
mengikuti kompetisi tetapi kondisinya tidak memenuhi kriteria, jangan
sekali-kali kamu berbohong agar anak bisa mengikuti kompetisi.
Berbagai aturan
ini tentu saja dibuat untuk memperimbangkan berbagai hal termasuk kondisi dan
psikis anak di usia tertentu.
Amsal 22:6 “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa
tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”
2. Utamakan Keselamatan Anak
Perhatikan keamanan
anak saat melakukan kegiatan ekstrem itu, pastikan anak sudah menggunakan alat
pelindung dengan baik.
Orangtua adalah rolemodel anak yang paling dekat. Karenanya
berikan mereka contoh bahwa tindakan itu penting seperti memakai helm saat
mengendarai motor.
Berikan mereka
alat pelindung yang sesuai. Jika mereka mengendarai sepeda, maka berikan helm pelindung
kepala, pelindung dengkul dan juga pelindung siku jika perlu.
Cedera saat
melakukan olahraga bukanlah sesuatu yang bisa dihindari bahkan bagi para atlet profesional
sekalipun. Jika anak mengalami cedera, kamu bisa membawanya ke rumah sakit.
Baca juga:
Olahraga pakai Masker Untuk Hindari Corona, Bikin Sehat atau Bikin Sesak Napas?
Bingung Apa Bakat yang Dimiliki Anakmu? Temukan Dengan 10 Cara Ini
Orangtua Pilih Kasih Sama Anak? Henny Kristianus Kasih Jawaban Ini…
3. Tentukan Waktu Latihan
Mungkin anak
sudah meiliki peralatan olahraganya sendiri di rumah, misalnya motor trail.
Sepakati bersama mengenai waktu pemakaiannya.
Jangan izinkan
anak memakainya di luar jam latihan yang telah disepakati tadi. Hal ini bisa
menjadi upaya pencegahan untuk anak mengikuti balapan liar.
Orang tua perlu
tahu jadwal latihan anak dan tanggung jawab atas keselamatan anak.
4. Walaupun Olahraga Ekstrem, Tetap Punya
Manfaat Kok
Meskipun
terkesan berbahaya dan mengerikan, olahraga ekstrem tetap memiliki manfaat kok!
Misalnya, meningkatkan kepercayaan diri anak, membantunya untuk jadi lebih
berani, juga selalu mempertimbangkan risiko.
Nilai-nilai in
idapat diterapkan pada kehidupan nyata. Kemudian, olahraga ekstrem juga dapat
memberikan pengalaman alam terbaik untuk anak-anak.
Itulah hal-hal
yang perlu orangtua perhatikan jika memiliki anak yang menyukai olahraga yang
ekstrem. Sebagai orangtua, tentu saja ingin anaknya memiliki kehidupan yang
baik.
Maka dari itu,
orang-tua ditugaskan untuk mendidik anaknya dan mengajarkan tentang hal yang
benar. Tetaplah tegas dan taat pada aturan keselamatan yang diterapkan pada
setiap olahraga ekstream yang hendak dilakukan oleh anak.
Amsal 29:17 “Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan
mendatangkan sukacita kepadamu.”