Berawal dari live Instagram, Barry Likumahuwa memberikan
pengaruh kepada banyak orang untuk fokus memuji Tuhan lewat pujian dan penyembahan di masa-masa pandemi Covid-19.
Dia mengaku bahkan ide ini dia dapatkan ketika sedang bercakap-cakap
dengan sang istri Adinda di suatu hari. Lalu keduanya sepakat untuk memilih
tidak fokus pada krisis yang terjadi akibat pandemi tetapi hanya akan fokus kepada Tuhan.
"Waktu minggu-minggu pertama pandemi, saya bikin live worship
sama istri saya. Kita berdua cuman main gitar sambil nyanyi. Bisa satu jam bisa
setengah jam tergantung. Jadi kita gak atur waktu, kita cuman natural aja. Kita
pengen seminggu full kita praise dan worship. Karena kita pikir daripada cuman
baca berita yang bikin kita pusing, baca berita yang begini nanti situasinya
begini. Ekonomi bakal jatuh apa segala macam, pokoknya semua hal yang gak asyik
yang kita baca di berita, lets just keep the focus. Kita fokus
sama Tuhan aja gitu. Lalu dari situ mulai banyak yang bilang ‘Kak, please bikin tiap malem. Kita terberkati banget.’" terang Barry.
Meski begitu, putra dari musisi Jazz Benny Likumahuwa ini mengaku
bahkan sekalipun respon-respon itu tidak ada. Dia akan tetap melakukannya
karena hal itu bukan bicara tentang bagaimana memotivasi orang lain untuk memuji Tuhan. Tapi sebaliknya, bahwa Tuhan memang layak dipuji dan disembah.
“Buat saya, even misalnya
gak ada yang bersaksi seperti itu, saya akan tetap lakuin ini. Karena saya
lebih prefer inspirasi orang aja. Kalau saya memotivasi orang, saya harus
paksa-paksa dia untuk worship Tuhan. Buat saya gak. Its all about inspiration. Saya worship Tuhan karena Dia memang
layak ditinggikan dan Tuhan baik buat
hidup saya. Jadi kalau temen-temen yang liat saya, mereka ngalamin hal yang
sama why not kita gather, sama-sama kita worship. Walaupun situasinya kita gak bisa ngumpul. Tapi kita bisa di rumah masing-masing, let’s worship God,” ungkapnya.
Baca Juga:
Cerita Natashia Nikita Soal Penjarah yang Bertobat Karena Lagu Rohaninya, Unik Tapi Nyata!
Gideon Simanjuntak: Ditinggal Pergi Papa Bikin Aku Hidup dalam Kebencian
Namun di sisi lain, bassist kenamaan Indonesia inipun sebenarnya
juga melakukan hal serupa bersama
rekan-rekannya dari Sound of Hope, yang dibentuknya sejak tahun 2015 silam.
Mereka pun mulai mengadakan pujian penyembahan secara online selama masa-masa pandemi ini.
“Kita (Sound of Hope) memang biasa mengadakan ibadah setiap
bulan di hari Senin dari tahun 2015 masih berjalan sampai sekarang. Cuma semenjak
pandemi ini, di bulan Maret dan April kita putuskan untuk kita beralih ke
online fellowship, online service. Karena pertama kita juga mau taat sama
peraturan pemerintah. Dan juga di sisi lain ini menjadi kesempatan sama orang yang ada di luar kota untuk bisa menikmati ibadah kita juga,” terangnya.
Sama seperti apa yang dia sampaikan sebelumnya bahwa panggung
pujian penyembahan online ini bukan semata-mata untuk memotivasi orang lain
untuk memuji Tuhan. Tapi lebih dari itu, dia menegaskan bahwa Sound of Hope
dibentuk sejak awal sebagai bentuk persembahan untuk Tuhan. Karena sebagai
musisi, mereka kerap mendapatkan pujian dari banyak orang. Dan Barry berpikir sudah seharusnya mereka mengembalikan pujian itu untuk Tuhan.
“Dari awal visi dari Sound of Hope itu, kita musisi-musisi
yang terbiasa ada dipanggung, kita biasa dapat tepuk tangan, kita biasa dapat
pujian. Tapi kita memutuskan untuk berkumpul kita bilang semua pujian itu
harusnya bukan untuk kita tapi kita kasih lagi ke yang nyiptain kita. Karena
Dia yang kasih kita semuanya, kemampuan kita bermusik sampai hari ini even buat
saya pribadi, saya bisa sampai kayak sekarang, semata-mata hanya karena kasih
karunia. So that’s the main idea of Sound
of Hope. Kita pengen jadikan pujian dan penyembahan sebagai esensi, sebagai napas utama dari komunitas ini,” pungkasnya.
Barry berharap Sound of Hope bisa menghadirkan harapan bagi
semua orang melalui pujian dan penyembahan. Dan di tengah masa-masa pandemi
ini, mereka berharap panggung pujian ini bisa mengubah fokus orang-orang kepada Tuhan.
Dia pun mendorong semua orang untuk mengubah fokus kepada Tuhan dengan penyembahan di dalam Roh dan kebenaran dan bukan berdasarkan perasaan atau situasi yang terjadi di sekeliling. Menyembah Tuhan itu seharusnya tidak hanya dilakukan saat keadaan baik-baik saja, tapi juga bagaimana kita tetap setia menyembah Tuhan saat dalam keadaan buruk sekalipun.
Apakah kamu merasa diberkati dengan tayangan kesaksian ini? Mari
bagikan kisah ini kepada orang-orang terdekatmu supaya mereka ikut diberkati. Mari
dukung pelayanan CBN dengan terus berdoa dan berpartisipasi menjadi mitra kami dengan mengklik link di sini.