Minggu ini, lebih dari 40 pemimpin di dunia termasuk Wakil
Presiden Amerika Serikat Mike Pence, kemudian Presiden Rusia Vladimir Putin,
dan Presiden Prancis Emanuel Macron, akan datang ke Yerusalem untuk memperingati peringatan 75 tahun pembebasan Auschwitz.
Upacara tersebut akan
menjadi acara yang diplomatik terbesar dalam
sejarah Israel dan hal ini akan menjadi saat yang menyedihkan karena harus mengingatkan 6 juta jiwa Yahudi yang tewas selama Holocaust.
Namun, baru-baru ini seorang penulis untuk surat kabar resmi
yang dikendalikan oleh Otoritas Palestina mengatakan bahwa hanya perlu satu nyawa untuk mengakhiri upacara Internasional di Yerusalem tersebut.
Kolumnis Yahya Rabah menulis pada hari Sabtu di harian resmi
PA Al-Hayat Al-Jadida bahwa satu tembakan akan menganggu jalannya upacara dan satu mayar akan membatalkan upacara.
Palestinian Media Wacth alias PMW melaporkan bahwa Rabah akan
memulai operasi mereka dengan mengkritik para pemimpin dunia karena mengakui Holocaust Yahudi sementara mengabaikan Holocaust Palestina oleh Israel.
Rabah, yang merupakan kolumnis reguler untuk publikasi
Palestina menyarankan bahwa pembunuhan satu orang bisa menghentikan para pemimpin dunia untuk memperingati Holocaust.
Dia juga memperingatkan bahwa Palestina akan menolak upacara
yang diadakan di Yerusalem sendiri, karena Yerusalem adalah negara milik
mereka, meskipun sebenarnya Presiden AS, Donald Trump yang memberikannya kepada Israel sebagai bagian dari kesepakatan kotor abad ini.
Sementara itu, direktur PMW Itamar Marcus mengatakan secara terang-terangan bahwa hal ini sangatlah memalukan.
"Sangat memalukan bahwa PA mengizinkan pejabat hariannya
menyerukan pembunuhan untuk mencapai tujuan politik," kata Marcus seperti dilansir The Jewish Press.
"Sementara kita terbiasa mendengar seruan PA untuk
pembunuhan orang Israel untuk tujuan politik, disini target implisitnya adalah
para pemimpin dunia yang menghormati memori korban Holocaust dengan kehadiran mereka di Yerusalem," lanjutnya.
PA sering sekali mencoba untuk membedakan dirinya dari Hamas dengan mengutuk terornya Hamas.
Tapi Marcus percaya sekarang saatnya bagi dunia untuk 'menolak
otoritas Palestina karena mempromosikan teror dengan cara yang sama ia telah
menolak ISIS (Organisasi teror Negara Islam) dan Hamas karena mempromosikan
teror. Waktu yang tepat untuk melakukannya adalah minggu ini, untuk menunjukkan
bahwa dunia menerapkan pelajaran sejarah yang penting."