Fakta Alkitab: Sejarah Kejatuhan Israel, Masa Pembuangan Terbesar (Part 1)
Sumber: UPI.com

Fakta Alkitab / 2 December 2019

Kalangan Sendiri

Fakta Alkitab: Sejarah Kejatuhan Israel, Masa Pembuangan Terbesar (Part 1)

Inta Official Writer
47519

Bangsa Israel yang sering kita baca dalam Alkitab itu ternyata pernah mengalami masa-masa mengerikan yang tertulis dalam sejarah suatu bangsa, lho. Bersama dengan Fakta Alkitab dari JC Channel, kita akan membahas soal fakta-fakta kejatuhan Bangsa Israel.

 

Lewat artikel ini, kita akan diajak plesiran mengenai pembiangan Bangsa Israel dari jaman Daniel, kemudian ke jaman Nazi Jerman, sampai akhirnya negara ini bisa merdeka. Penasaran? Yuk kita ulik sekarang.

Masih ingat dengan Raja Daud? Raja Daud merupakan raja yang mengalami kejayaan lewat kemampuannya yang bisa menyatukan kerajaan Yehuda dan Israel. Sayangnya, karena kebejatan yang dilakukan oleh para penerusnya di hadapan Tuhan, kejayaan ini hanya berlangsung sampai Raja Salomo. Di tahun 750 SEBELUM MASEHI kerajaan Raja Israel Salomo berakhir, kerajaan terpecah menjadi Israel (di utara) dan Yehuda (di selatan).

722 SM, Israel Utara dihancurkan oleh Asyur (nama dahulu dari Babel)

Raja Yosia memiliki tiga orang anak yang bernama Elyakim (yang kemudian berganti nama jadi Yoyakim), Yoahas, dan Zedekia. Raja Yosia meninggal pada umurnya yang ke 39 tahun, pada tahun 609 SM. Dia meninggal dalam pertempurannya dengan Mesir.

Setelah penguburan Raja Yosia di Yerusalem, rakyat negeri itu menjemput Yoahas, yang merupakan anak dari Raja Yosia dan mengangkatnya menjadi raja di tahun 609 SM.

Padahal, Yoyakim merupakan anak yang seharusnya menjadi raja, mengingat kalau dirinya adalah anak sulung dari Raja Yosia. Pada saat itu, Yerusalem punya dua partai yang saling berlawanan: pro Mesir dan pro Asyur. Kedua calon raja itu kemudian dari kubu yang berlain. Yoahas ada di pihak pro Asyur, sementara Yoyakim pro Mesir.

Saat Yoahas menjadi raja, ia tidak seperti ayahnya. Dituliskan bahwa ia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, seperti yang dilakukan oleh nenek moyangnya terdahulu. Ia meniadakan sistem pemerintahan teokratis yang telah dibangun oleh Yosia. Apa yang dibangun oleh ayahnya dihancurkan oleh Yoahas dalam hitungan bulan saja.

Karena Yoahas datang dari kubu yang pro Asyur, hanya tiga bulan setelah masa pemerintahannya. Firaun Nekho kemudian memecat dan menawan Yoahas. Firaun Nekho mengurung dia di Ribla, di tanah Hamat, supaya Yoahas tidak lagi memerintah di Yerusalem.

Setelah membuat Yoahas, Firaun Nekho mengangkat kakaknya, Elyakim (Yoyakhim) menjadi raja Yehuda yang membebani bangsa Yehuda untuk membayar upeti. Yoahas ditawan oleh Nekho, dan dibawa ke Mesir. Ia tiba di Mesir dan mati di sana.

Masa pemerintahan Yoyakim

Di tahun ke-4 Yoyakim memerintah sekitar 609-598 SM, Yerusalem diserang oleh Nebukadnezar II. Di tahun 605 SM merupakan awal mula dari pembungan pertama, dimana orang-orang yang pintar dan terpandang termasuk Daniel dan teman-temannya ikut diasingkan.

Yoyakim kemudian mati dan ia digantikan oleh anaknya, Yoyakhin. Pengepungan Yerusalem terus terjadi. Pemerintahan Yoyakhin pun hanya berlangsung selama 3 bulan 10 hari. Di tanggal 16 Maret 597 SM, terjadi pembuangan kedua besar-besaran, dimana Raja Yoyakhin dan keluarganya ikut diasingkan. Bahkan, nabi Yehezkiel pun ada di dalam pembungan ini.

Raja Nebukadnezar II mengangkat Zedekia menjadi raja Yehuda. Zedekia merupakan putra bungsu dari Yosia, ia dinobatkan ketika keponakannya, Yoyakhin, diturunkan dari takhta dan dibawa ke Babel bersama dengan putra-putra terbaik dari kerajaan Yehuda. Nabi Yeremia maupun Yehezkiel tampaknya hanya memandang Yoyakhin sebagai raja Yehuda terakhir yang sah.

Masa pemerintahan Raja Zedekia

Raja Zedekia mengadakan pemberontakan kepada Babel, dan meminta bantuan dari Firaun (Mesir). Pemberontakan tersebut membuatkan pengepungan oleh Negara Kasdim dan membuat bait Allah dihancurkan rata menjadi tanah.

Di bulan Julia tau Agustus 586 SM, raja dan keluarganya, serta rakyat Israel diangkut lagi ke pembuangan tanah Babel, yang kemudian menjadikannya sebagai pembuangan ketiga. Jarak dari Israel dan Babel adalah sejauh 800 km. Bangsa Israel ada dalam pembuangan di tanah Babel selama beberapa puluh tahun.

Raja Koresh / Cyrus

Nun jauh di sana, kerajaan Persia memiliki raja baru yang kuat dan sangat berkarisma bernama Koresh atau disebut juga Cyrus. Koresh (atau Kurush, nama Persianya) dilahirkan sekitar tahun 576 SM di provinsi Persis (kini bernama Fars) yang terletak di barat daya Iran.

Saat itu, daerah tersebut merupakan provinsi kerajana Media. Koresh berasal dari keturunan penguasa lokal yang merupakan bawahan dari Raja Media. Menurut suatu legenda, Koresh merupakan cucu dari Raja Media, yang dibuang karena ada ramalan buruk bahwa kelahiran akan dirinya justru akan menghancurkan Media.

Bayi Koresh ini kemudian disembunyikan oleh salah seorang pengawalnya, Harpagus, dan ia memelihara bayi ini. Ramalan yang ada ternyata terbukti, bahwa Koresh dewasa kemudian menjadi raja Persia-Media.   

Di tanggal 5 Oktober 539 SM (kalender Gregorius, atau tanggal 11 Oktober kalender Julius), Raja Belsyazar mengadakan pesta besar bagi seribu pembesarnya, seperti yang diceritakan dalam Daniel pasal 5 (Dan 5:1). Pada waktu itu, Babilon tercancam dikepung oleh Koresh dari Persia juga sekutunya, Darius dari Media. Raja Belsyazar saat itu bertindak kurang ajar dan menentang Tuhan semesta alam dengan memerintahkan agar perkakas bait Allah dikeluarkan dari tempat penyimpanannya untuk digunakan dalam pesta tersebut.

Seketika, muncul tangan yang menulis di dinding. Daniel dipanggil untuk mengartikan maksud dari tulisan tersebut. Di malam itu pula, Raja Besyazar terbunuh. Imperium neo Babilonia berakhir sudah. Tentara Persia-Media dibawah kepemimpinan Darius merebut kota tanpa harus bertempur.

Kejatuhan Babel dan Kerajaan Persia-Media

Pada tahun 539 SM, Babel jatuh ke tangan Persia-Media. Dari sini, kita bisa belajar kalau nggak ada yang namanya keabadian, sebab setelah hampir 70 tahun dari pembungan pertama, Babel yang besar itu bisa kalah dan direbut oleh kerajaan Persia-Media. Pada tahun 537 SM, terjadi pemulangan Bangsa Israel.

Koresh yang Agung atau Cyrus II meninggal pada tahun 530 SM dan digantikan oleh anaknya, Cambyses II. Namun, usia Raja Cambyses tidak panjang, ia meninggal di tahun 522 SM tanpa memiliki anak. Ia digantikan oleh saudaranya, yaitu Raja Bardiya.

Sejarah mencatat kalau akhirnya Bardiya meninggal tanpa diketahui sebabnya, meskipun ada sumber sejarah yang mengatakan bahwa Bardiya dibunuh oleh 6 orang, dimana diantaranya ada Darius yang ikut andil dalam pembunuhan tersebut. Selanjutnya kekaisaran Persia dan Media bersatu dibawah Darius I atau Darius yang Agung.

Orang-orang Israel mulai dipulangkan kembali ke Yerusalem sejak pemerintahan Raja Koresh atau Cyrus II dan dilanjutkan sampai dengan masa raja Artahsasta atau sejak tahun 537 – 444 SM.

Sejarah tidak berhenti, kerajaan tidak ada yang abadi. Kerajaan Persia Media runtuh di tahun 330 SM dan dilanjutkan dengan kekaisaran Alexander the Great, yang ternyata sudah ada dalam nubuatan di Alkitab.

Dari episode kali ini, kita belajar mengenai runtuhnya kerajaan Persia-Media dan kepulangan bangsa Israel ke Yerusalem. Buat menyaksikan video lengkapnya, yuk klik link yang ada pada gambar di atas.

Pada artikel berikutnya, kita akan mengetahui mengenai kejatuhan Bangsa Israel episode nubuatan peperangan terbesar. Tunggu artikel selanjutnya yaa..

 

Sumber : JC CHANNEL
Halaman :
1

Ikuti Kami