Bersama dia yang sekarang menjadi lelaki pendampingmu, tak kurang-kurang ya jatuh
bangun yang kalian hadapi. Lama pacaran kalian pun tak bisa lagi dibilang
seumuran jagung. Kamu dan dia sudah melewati banyak hal. Mulai dari kalian
sama-sama belum apa-apa, sampai sekarang yang bisa dibilang selangkah lagi menuju kemapanan.
Ditanya soal keyakinanmu tentang dia, rasanya fase keraguannya
memang sudah terlewati. Kalau ditanya 'tunggu apa lagi?' ya kamu hanya merasa
belum siap dan takut jika pernikahan se-seram yang dibayangkan. Apalagi kalau
kamu berpengalaman dengan teman-teman yang mungkin menikah tetapi kemudian mereka bercerai karena pernikahan yang berantakan.
Nggak cuma itu, kamu semakin takut menikah dan belum siap
lantaran melihat angka perceraian yang meningkat dan kata orang mengenai pernikahan.
"Kalau sudah menikah, pacarmu bakalan berubah. Percaya deh!"
Apakah iya kamu sedang mengalami itu? Padahal orangtua kalian
sudah meminta ingin menikah lho. Apalagi persiapan pernikahan hampir dimulai. Gimana dong?
1.
Sama-sama berdoa ya, kemudian dapetin jawaban doa apakah Tuhan memang menghendaki kalian menikah atau tidak.
Sebelum serius mau melanjutkan pernikahan maka take a break
sebentar ya. Berdoa sama-sama dan minta damai sejahtera dan peneguhan dari
Tuhan. Biar kamu nggak takut lagi, serta persiapan pernikahannya lancar tanpa cekcok yang bikin ribut antar keluarga.
Kalau Tuhan setuju kan, pastilah semua lancar dan ditolong oleh-Nya bahkan hingga menikah.
2. Coba
ngobrol sama pasanganmu, apakah dia sudah cukup dewasa dan meninggalkan keluarganya kelak setelah menikah?
Nah, ini perlu dibahas. Apalagi cewek, ketika kita menikah maka kita akan dibawa pergi oleh suami kita.
Jangan berharap menikah dan tinggalnya bareng orangtuamu ya.
Kan suami itu memimpin, jadi mereka lebih suka independen. Kalau sampai tinggal
bersama orangtuamu, bisa-bisa ruang gerak mereka tidak leluasa dan sulit untuk memimpinmu dengan baik.
Jika kamu belum siap pergi dari rumah dan tinggal bersama
suami, maka itu berarti kamu tidak siap menikah. Jadi, renungkan dulu ya Firman Allah yang satu ini.
“Karena itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.” (Matius 19:5)
BACA JUGA : Menurunnya Jumlah Kristen di Australia Membuat Para Perempuan Susah Bertemu Jodoh Se-iman
3. Sadar deh, hidup ini dinamis nggak statis
Segala sesuatu memang bisa berubah, bahkan persis seperti kata temanmu 'Pacarmu mungkin akan berubah setelah menjadi suami.'
Tapi, jangan jadikan itu tuk hentikan langkahmu untuk menikah
ya. Bahkan kamu sendiri setelah menikah bakalan berubah lho. Yang tadinya nggak
bisa memasak atau menyapu rumah, kini harus belajar. Apalagi kalau sudah punya anak.
Kulit saja bisa menua, apalagi kehidupan ini? Ketahuilah bahwa di dunia ini nggak ada yang tetap selain janji Allah dan Allah itu Sendiri.
4. Hup,
sepakati dengan suamimu bahwa kalian sama-sama memegang prinsip bahwa pernikahan itu seumur hidup.
“Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel” (Maleakhi 2:16a)
"Trus, kenapa ada orang yang bercerai? Kristen pulak!"
Meski Tuhan memberikan firman demikian, kita semua tetap diberikan keputusan bebas untuk melakukan apapun.
Tapi, sebagai orang Kristen tidakkah kita harus taat pada Firman Allah?
Jika Kristen yang itu bercerai dan melanggar Firman, apakah kita juga melakukannya?
Meski pernikahanmu kelak begitu sulit, maka lakukanlah apapun
selain bercerai. Sepakatilah itu dengan calon suami/isterimu. Perceraian akan
terjadi ketika keduanya saling egois dan tidak dikelilingi oleh komunitas yang
mendukung, keluarga yang mendukung dan tidak memiliki kerendahan hati. Jadi,
coba deh obrolin dengan si dia dan bicarakan apa yang harus dilakukan jikalau pernikahan kalian kelak begitu sulit.
Intinya, segala sesuatu dikomunikasikan. Ceritakan kepada
orangtua, kekasihmu dan Tuhan tentang kekuatiranmu untuk menikah. Berikanlah
dirimu untuk dibentuk dan mendengar pendapat mereka. Jangan diam-diam saja ya,
kasihan doi menunggu kamu siap terlalu lama. Yuk, bergegas upgrade dirimu!