Hanya
karena seseorang terdengar cukup Kristen atau tutur katanya terdengar lebih rohani bukan berarti mereka dewasa dalam iman.
Karena bisa
jadi orang-orang seperti ini yang justru jadi toxic beracun di tengah kehidupan orang Kristen.
Yesus
sendiri menghadapi hal serupa dari orang Farisi. Mereka berbicara dengan lagak pura-pura
menghormati-Nya. Mereka kerap menyapa Yesus dengan sebutan ‘guru’, tapi mereka mulai
menguji dia. “Guru, kami tahu, Engkau
adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau
tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah
kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” (Matius 22: 16-17)
Tapi Yesus mencium
akal bulus yang sedang dipasang oleh orang-orang Farisi itu sehingga Dia menghardik
mereka. “Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?” (Matius 22: 18)
Ya, tutur
kata orang Farisi ini memang terdengar lembut dan benar. Tapi motivasi mereka gak
benar. Seseorang yang kotor bisa memakai pakaian yang bersih, tapi pakaian itu gak bisa membuat mereka bersih sepenuhnya.
Agama dengan
kasih karunia Tuhan bisa jadi sumber kekuatan untuk menghasilkan kebaikan. Tapi
tanpa anugerah Tuhan, agama bisa rusak. Agama yang mementingkan diri sendiri sama
seperti menumpahkan bensin ke atas api. Mereka akan fokus membela iman mereka sendiri daripada menyampaikan kebenaran.
Kalau kamu adalah
pengikut Yesus yang sejati, kamu tidak akan hanya menyampaikan pesan Yesus tapi juga menerapkan metode yang dilakukan Yesus juga.
Saat kita diperhadapkan dengan orang-orang beracun yang kerap menyampaikan kritik dengan tutur kata yang lembut, atau bersikap ramah tapi menusuk di belakang, sampaikanlah sama seperti cara Yesus menghardik orang Farisi.
Baca Juga:
Yesus Aja Sabar Dalam Penderitaan, Kenapa Kita Gak?
Tuhan Sudah Menulis Sebuah Buku Untukmu, Bacalah dan Temukan Kisahmu!
Kalau perlu
mintalah dia untuk ‘Berhenti!’ Jangan biarkan dia merasa baik-baik saja dengan setiap pengaruh buruk yang dia sebarkan kepada jemaat lain.
Ada dua
kunci lain yang bisa kita lakukan untuk menghentikan toxic people di lingkungan gereja.
1. Meminta perlindungan dari Tuhan
“Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju
kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu
kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti
sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.” (Ibrani 12: 2)
Yesus
sendiri mengalami penolakan, penghinaan dan dibenci oleh orang banyak. Tapi, Yesus
sendiri memejamkan matanya dan meminta belas kasihan dan pengampunan dari Allah Bapa.
2. Mengikuti cara teladan orang percaya di Alkitab
“Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan
yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang
begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.” (Ibrani 12: 1)
Di dalam Alkitab,
kita bisa menemukan ada banyak tokoh iman yang berjuang di tengah penderitaan mereka.
Belajarlah dari perjalanan iman mereka, karena dengan itu kita bisa dikuatkan saat sedang berhadapan dengan toxic people di sekitar kita.
Kita harus tahu
bahwa kehadiran toxic people di tengah gereja juga bisa dipakai Tuhan untuk menguatkan
kita dan memurnikan kembali kasih kita kepada-Nya.
Jadi, hadapilah
dengan cara yang tepat dan nantikan bagaimana Tuhan bekerja melalui proses tersebut.