Maraknya HIV yang terjadi kepada anak-anak muda, Gereja Kristen Nazarene tidak tinggal diam.
Gereja Kristen Nazarene Jemaat Nehemia Abepura yang ada di
Papua ini mengajak masyarakat dan juga pemerintah untuk menggelar sebuah
seminar tentang gimana caranya mencegah penularan HIV sehingga nggak semakin menular.
Selain Seminar, gereja ini juga melakukan doa bersama.
Menurut Olaf sebagai ketua panitia acara, program pencegahan penanggulangan HIV dan AIDS di Kota Jayapura ini nggak cuma tanggung jawab KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) serta Dinas Kesehatan saja, tapi juga menjadi tanggung jawab semua orang.
BACA JUGA : Tersebar Pesan Siaga 1 dan Bikin Resah Warga Gereja, Polda Metro Jaya Komentar Begini!
Menurutnya seminar ataupun kegiatan ini harus dilakukan setiap orang yang mengerti bahwa HIV/AIDS itu sangat berbahaya.
"Kami bersyukur sekali bahwa banyak jemaat yang akhirnya
paham setelah mendengar dan melihat langsung ODHIV itu seperti apa dan memang
kegiatan ini sesuai dengan tema kami yaitu 'Mendengar, Melihat dan Melayani dengan Kasih," kata Olaf, Senin (4/11/2019).
Dengan acara seminar ini, Olaf juga berharap nggak ada lagi
diskriminasi dan stigma buruk yang menimpa ODHIV. Dalam kegiatan ini, jemaat
juga secara sukarela melakukan tes HIV (VCT). Jadi, sangat di harapkan adanya kesadaran dari masyarakat agar melakukan tes HIV di pusat kesehatan terdekat.
“Selanjutnya kami dari GKN Nehemia juga akan melakukan
kunjungan kasih kepada teman-teman ODHIV yang ada di sekitar wilayah gereja dan
Abepura, sehingga mereka tidak merasa seorang diri, hal inilah yang diajarkan
Tuhan Yesus Kristus yaitu datang untuk melayani,bukan untuk dilayani,” harap Olaf.
Sementara itu, perwakilan OPSI (Organisasi Perubahan Sosial
Indonesia) nasional di Jayapura, Hiswita Pangau sangat berharap agar media juga
serta merta menjadi bagian dari penghapusan stigma dan diskriminasi terhadap komunitas maupun ODHA di Papua.
Nah, melalui pemberitahuan yang seimbang, jadinya media bisa mengedukasi masyarakat terhadap pemahaman mereka terhadap komunitas dan HIV.
“Kawan-kawan dari ODHIV atau ODHA, banyak masyarakat yang
berfikir bahwa mereka itu yang sudah sakit atau sudah sekarat (menderita) yang
tidak bisa berbuat apa-apa namun sebenarnya orang dengan HIV itu bisa melakukan
aktiVitas bahkan masih bisa lebih sehat mungkin dari pada kita yang tidak
terinfeksi,” katanya.
Kalau di pikir kembali. Sudah bukan saatnya lagi, gereja cuek
terhadap ini ya. Karena AIDS/HIV bukan lagi penyakit baru melainkan penyakit
lama yang terus menerus menyerang anak-anak muda. Semoga, gereja di Indonesia
secara sepakat membuka mata dan berperang atas hal ini dengan melakukan
seminar, kelompok kecil dan doa bersama, sehingga anak-anak muda mendapatkan
edukasi mengenai HIV/AIDS serta bertumbuh menjadi anak muda yang pintar dan
teliti terhadap hal yang pantas, baik dan tidak baik.