Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim untuk
pertama kalinya memimpin peringatan Sumpah Pemuda di Kantor Kemendikbud di Senayan, Jakarta, Senin (28/10).
Dalam peringatan tersebut, menteri berusia 35 tahun ini menyampaikan pesannya kepada semua generasi muda Indonesia.
Hal pertama yang dia tekankan adalah bagaimana anak muda, khususnya
generasi millennial, punya kesempatan besar untuk menjadi bagian dalam membangun bangsa.
Dia mendorong setiap anak muda untuk tidak takut dan ragu dalam
melangkah. Dia mencontohkan tindakannya yang tak ingin berpikir dua kali saat Presiden Jokowi memberikan dirinya kesempatan untuk membangun generasi muda Indonesia.
Satu-satunya kunci kesuksesan, kata Nadiem, adalah jika anak muda berani melangkah maju. Tak perlu takut gagal dan bahkan kalah.
“Kita mungkin tersandung-sandung, kita mungkin jatuhm, tapi kita
tidak akan tiba di tujuan kalau kita tidak melangkah bersama. Dunia ini ada di tanganmu. Asal kita berani melangkah, kita tak akan pernah kalah,” ucap Nadiem.
Selain memberikan dorongan kepada para anak muda, Nadiem juga
mengingatkan tantangan besar yang akan datang. Salah satunya adalah perkembangan
teknologi informasi yang semakin pesat. Teknologi informasi ibarat dua masa pisau
dimana di satu sisi berdampak positif dalam menunjang pengembangan sumber daya dan
daya saing. Tapi di sisi lain, teknologi informasi bisa jadi sumber dari
beragam masalah seperti maraknya pornografi, narkoba, pergaulan bebas, radikalisme dan terorisme.
Untuk itu, Nadiem mengingatkan pengaruh negatif ini tidak
akan berpengaruh jika anak muda meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan. Selain
itu, anak muda juga harus menggali lebih banyak ilmu pengetahuan untuk bisa berdampak positif di dalam maupun di luar negeri.
“Gerakan revolusi mental menemukan relevansinya dengan
pembangunan karakter kita bisa kuat, tangguh dan kokoh dalam percaturan pemuda
dunia. Kita tidak lagi harus bertahan dalam menghadapi dampak negatif dari
modernisasi dan globalisasi, tapi kita mampu memberi warna dunia dengan tekad didukung ilmu pengetahuan dan teknologi,” ucapnya.
Selain memperdalam ilmu pengetahuan dan religiusitas, dia
juga mengingatkan untuk memiliki kapasitas kepemimpinan, kewirausahaan dan mampu berinovasi di kancah internasional.
Terkait perkembangan teknologi saat ini, Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara Komjen Pol Dharma Pongrekun juga menyampaikan pesan kepada anak muda soal tantangan teknologi dan globalisasi yang sedang datang.
Baca Juga: Protes Menteri Agama Pilihan Jokowi, PBNU Sebut Alasan Ini
Dua hal inilah yang nantinya bekerja mengubah setiap aspek dalam
kehidupan. Mau gak mau serangan siber pun akan berkembang dan melumpuhkan semua
aspek kehidupan suatu bangsa. Termasuk merusak generasi muda suatu bangsa dengan
menyebarkan perangkat teknologi yang merusak seperti beragam konten pornografi, narkoba, paham radikalisme dan terorisme.
Maka dari itu, untuk terhindar dari hal ini anak muda harus menggali
pengetahuan yang lebih banyak dan juga kembali kepada jati diri sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang maha kuasa.
“Hanya dengan mendekatkan diri kepada tuhan dapat
menetralisir segala dampak negatif dari sistem globalisasi dan menyelamatkan
diri kita sendiri dan tanah air kita dari proses kehancuran kehidupan secara global,” kata Dharma.
Sebagai pengingat sejarah, anak muda diharapkan kembali merenungkan tentang makna dari tiga butir isi Sumpah Pemuda ini.
Pertama:
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Apa kamu adalah salah satu anak muda Indonesia? Pesan ini
patut direnungkan bersama dan bisa jadi pengingat bahwa inilah waktunya untuk bergerak
maju dan bertindak dengan lebih cepat.