Setelah pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, masyarakat
semakin penasaran dengan kabinet baru yang diisi oleh sederetan nama yang akan membantu Jokowi & Ma’ruf Amin dalam mengerjakan tugasnya.
Pastinya, Presiden Jokowi sendiri gak sembarang memilih orang-orang
yang akan membantunya. Sebelum menentukan pilihan, sang presiden pasti sudah mencari
tahu siapa-siapa saja yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan yang dia butuhkan
dalam pemerintahannya. Bukan saja soal latar belakang pendidikan, tapi juga prestasi,
karakter, dan juga penting untuk memastikan jika rekan kerjanya nanti adalah orang-orang yang sejalan dengan visinya.
Sama halnya dengan Tuhan. Sepanjang Alkitab, kita membaca kalau
Tuhan juga memilih kabinet kerja-Nya sesuai dengan kualifikasi yang Dia
tentukan. Jika di pemerintahan salah satu kualifikasi yang paling dianggap penting
adalah pendidikan, berbeda dengan proses pemilihan kabinet Tuhan dimana salah
satu kualifikasi yang paling utama bagi calon pemimpin adalah orang-orang saleh.
Hal ini bisa kita lihat dari sosok Abraham, Yusuf, Daud, Daniel, Nehemia, Samuel dan Musa.
Pemilihan kabinet kerja Tuhan ini bahkan tidak dilakukan dengan
menggelar sebuah pertemuan besar, tidak ada kampanye atau pemungutan suara.
Tuhan mutlak memilih seseorang menjadi pemimpin sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan-Nya sendiri.
Dari sejumlah pemimpin yang Tuhan pilih, mereka diantaranya memenuhi 5 kualifikasi ini:
1. Hidup Dalam Takut Akan Tuhan
Kualifikasi terpenting yang Tuhan tetapkan saat memilih
seorang pemimpin adalah karakter takut akan Dia. Tuhan hanya akan memilih orang benar dan patuh pada hukum-Nya.
Seorang pemimpin yang takut akan Tuhan dan menuruti kehendak-Nya
sepanjang kepemimpinan-Nya kebanyakan akan berhasil sampai akhirnya. Hal inilah
yang dialami oleh Daud dan Musa. Sekalipun Daud sempat jatuh dalam dosa, namun kesalehan
hidupnya kepada Tuhan sejak dirinya berusia belia menjadi nilai penting yang Tuhan
perhitungkan. Karena itulah, Tuhan mempersiapkan Daud sejak dirinya masih berusia
remaja untuk menjadi Raja. Dan sampai akhir hidupnya, dia dikenal sebagai raja
israel terbesar sepanjang sejarah karena karakternya yang penurut (Kisah 13: 22).
Sementara Musa sendiri, yang dikenal sebagai sosok yang
paling lemah lembut di dunia (Bilangan 12: 3), dipilih Tuhan karena kesalehannya yang sangat berbeda jauh dari kaum sebangsanya yang lain.
2. Hidup Dalam Kerendahan Hati
Tuhan juga mengangkat seseorang menjadi pemimpin karena kesalehan dan kerendahan hatinya.
Saat seseorang mau dipimpin oleh Tuhan, dia juga akan memimpin pengikutnya kepada Tuhan.
Biasanya Tuhan akan memakai seorang yang rendah hati untuk
ditempatkan di suatu bangsa sehingga dia bisa menghadirkan kedamaian dan kemakmuran yang bangsanya. Hal inilah yang dimiliki oleh seorang Yusuf dan Salomo.
“Jika orang
benar bertambah, bersukacitalah rakyat, tetapi jika orang fasik memerintah, berkeluhkesahlah rakyat.” (Amsal 29: 2)
3. Peduli Dengan Orang Lain dan Tidak Sombong
Salah satu pemimpin yang mempunyai karakter ini adalah Nehemia.
Nehemia adalah seorang juru minum raja yang sangat mencintai tanah
leluhurnya Yerusalem. Karena itulah, saat mendengar tempat kelahirannya itu porakporanda menangisnya dia dihadapan Tuhan.
Dia punya kerinduan yang begitu besar untuk membangun Yerusalem dan bahkan juga terbeban untuk mensejahterakan kaum sebangsanya.
“Adapun
kota itu luas dan besar, tetapi penduduknya sedikit dan rumah-rumah belum dibangun.” (Nehemia 7: 4)
Karena itulah Tuhan menyertai setiap pekerjaan tangannya bagi Yerusalem dan bahkan mengangkatnya secara langsung untuk memimpin orang-orang di sana.
Baca Juga:
Tuhan Mau Semua Orang Kristen Bertanggung Jawab, 3 Tokoh Alkitab Ini Bisa Jadi Teladan!
Tanda Ini Buktiin Kamu Lagi Dalam Musim Ujian Rohani, Siapkan Dirimu!
4. Mencintai Keadilan
Kualifikasi lain yang Tuhan cari dari seorang pemimpin adalah karakternya yang mencintai keadilan.
Seseorang yang membenarkan segala cara, termasuk dengan merugikan
orang lain, sama sekali tidak pantas diangkat sebagai pemimpin. Karena seorang pemimpin
yang baik tidak hanya mengikuti keinginannya sendiri. Sebaliknya menjunjung tinggi kebenaran dan dengan rendah hati mau melakukan kehendak Tuhan.
Salomo adalah salah satu raja yang mencintai keadilan. Sebagai
manusia satu-satunya yang dipenuhi dengan hikmat, Salomo berhasil memimpin rakyatnya dengan kebenaran dan keadilan.
5. Tidak Bergaul Dengan Sembarang Orang
Tuhan mengangkat seseorang menjadi pemimpin dengan lebih dulu
melihat bagaimana dia hidup dan bergaul. Apakah dia lebih banyak bergaul dengan
orang buruk atau orang baik? Seseorang yang dikelilingi dengan orang-orang
saleh, cendikiawan, rendah hati, berpikiran positif, dan berdampak maka kemungkinan dia akan tumbuh dengan karakter yang baik.
Tuhan tidak mengambil seorang pemimpin yang hidup di tengah-tengah
orang yang bermasalah secara karakter. Hal ini penting karena dari situlah seseorang bisa dipercaya mengemban tugas yang diberikan Tuhan.
“Rancangan
gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak.”
(Amsal 15: 22)
Sudahkah kamu menghidupi karakter-karakter di atas ini? Kalau
kamu mau dipilih dan dipakai Tuhan, bangunlah dirimu lebih dulu.