Peristiwa ini terjadi pada Minggu, 6 Oktober 2019
lalu. Diawali oleh polisi yang menggerebek lokasi judi kelas kakap di Lantai 29 Apartemen Robinson, Penjaringan, Jakarta Utara.
Akibat penggerebekan itulah seorang penjudi nekad terjun
bebas dari lantai 29 dan mendarat di atap GBI Apostolik Profetik. Sementara saat itu jemaat gereja sedang menggelar doa.
Seorang jemaat mengaku kejadian itu terjadi sekitar pukul 17.30
WIB saat dia dan rekan-rekannya sedang berdoa. Saat sedang khusyuk berdoa mereka
tiba-tiba syok mendengar seorang pria yang jatuh di atap gereja dengan posisi tengkurap dan berlumuran darah.
“Jadi itu tiba-tiba kayak suara bom meledak gitu, tahu-tahunya dari plafon ada manusia jatuh tengkurap mati gitu aja,” ucapnya.
Tubuh pria itu akhirnya jatuh ke lantai karena atap gereja
yang terbuat dari kaca pecah. Sontak jemaat yang saat itu berkumpul akhirnya berlarian menjauhi titik jatuhnya tubuh pria tak dikenal tersebut.
“Pada ngeliat juga gak bisa omong, orang-orang di gereja disuruh keluar dan memang kondisinya kita gak boleh foto-foto,” katanya.
Sementara pihak kepolisian menyampaikan kalau pria tersebut adalah
salah satu dari pelaku judi di Lantai 29. Mereka menduga jika pria itu
ketakutan saat hendak ditangkap sehingga nekad terjun bebas dari lantai atas tersebut.
“Mungkin ketakutan atau apa ya pada saat kita melakukan penggeledahan dan penangkapan di sini ada yang lari di pintu belakang sana,” kata Kombes Argo Yuwono, Kabid Humas Polda Metro Jaya.
Baca Juga:
Bukit Masbait, Bukti Hidupnya Toleransi Solid di Tengah Masyarakat Maluku
Soal Undang-undang Perceraian, Hakim MK Responi Usulan Ini ke Pendeta Rolas
Ini adalah kejadian pertama kali yang dialami oleh gedung gereja yang diberi nama House of Prayer itu.
Jemaat gereja juga tidak menampik soal perjudian yang ada di apartemen
sebelahnya. Mereka mengakui jika apartemen itu juga sering mengalami masalah
dan jadi sasaran penggerebekan polisi.
Semoga peristiwa semacam ini gak lagi terulang ya. Dan semua jemaat
gereja yang ada saat peristiwa itu gak mengalami trauma yang panjang.