Salah satu hal yang nggak mungkin
bisa absen dalam hidup kita adalah kegagalan. Setiap kita pasti pernah
melakukan kesalahan. Kegagalan adalah sebuah realita dalam kehidupan, dan pada
titik tertentu, kegagalan akan membuat kita menjadi pribadi yang jauh lebih
baik. Ketika kita lihat orang sukses, percaya deh, kalo orang itu juga pasti pernah mengalami kegagalan.
Meskipun kita sadar kalau kegagalan itu wajar, tetap saja kita nggak mau mengalaminya, dong. Kegagalan bisa bikin kita mengalami masa sulit, bikin hilang harapan, bahkan nggak jarang kita jadi trauma dan nggak lagi mau menghadapinya.
Lantas, gimana cara mengubah kegagalan jadi sesuatu yang mendewasakan dan mengubah kita agar jadi pribadi yang lebih baik lagi? Di bawah ini adalah beberapa hal yang bisa kita coba agar nggak terus berlarut-larut dalam kegagalan.
1. Jangan ambil hati
Penting buat kita untuk memisahkan antara kegagalan dengan identitas kita. Cuma karena kita gagal dalam satu hal, ini nggak berarti kita itu jadi pribadi yang gagal. Kalau kita menganggap diri sebagai pribadi yang gagal, bisa dipastikan kita jadi kehilangan kepercayaan diri.
Mungkin aja kita melakukan kesalahan yang akibatnya jadi fatal. Tapi, semua orang juga pasti melakukan kesalahan, bukan? Justru dari kesalahan itu, kita belajar sesuatu agar nggak mengalami kegagalan yang sama.
Jadi, jangan pernah ambil kegagalan sebagai sesuatu yang personal. Jangan baper. Terus maju, sebab kita nggak pernah tahu peluang apa yang udah Tuhan kasih ke kita dari kegagalan tersebut.
2. Maafkan diri dari kegagalan
Ada banyak orang yang kehilangan kepercayaan dirinya setelah mengalami kegagalan. Apalagi kalau kegagalan ini cukup berarti buat kita. Namun, ini adalah diri kita sendiri. Kita harus bisa memaafkan diri sendiri. Berhenti denial alias melakukan penolakan.
Kepercayaan diri itu kemudian akan tumbuh seiring berjalannya waktu, juga di saat yang sama pas kita mulai menerima kegagalan tersebut.
3. Coba analisa, pelajari dan cobalah untuk beradaptasi
Percaya nggak percaya, yang namanya kegagalan itu ada hitungannya lho. Secara emosi sendiri, pasti ada kegagalan yang bikin kita beneran sedih, marah, bahkan sampai frustasi. Kalau sudah ada di titik ini, coba ingat kembali soal apa yang sudah hilang dari kita karena kegagalan tersebut.
Kalau sudah dihitung, coba jawab pertanyaan, ‘Kira-kira, apa yaa yang bisa menghasilkan lebih baik lagi selain ini?’ Mungkin aja kegagalan ini berada di luar kendali kita, tetapi kalau kita sudah punya fakta, cobalah untuk mengelola kegagalan ini dengan sebuah rencana yang baru.
Thomas Edison, si penemu bola lampu tercatat sudah gagal sekitar 10.000 kali sampai akhirnya dia berhasil sekarang ini. Dalam sebuah kutipannya, ia mengatakan, “Saya telah menemukan 10.000 cara sesuatu tidak akan berhasil. Saya tidak berkecil hati, karena setiap upaya yang membuat saya gagal itu merupakan sebuah langkah maju untuk cara yang lain.”
4. Lepaskan diri dari kebutuhan akan penerimaan dari orang lain
Seringkali, kita takut gagal karena merasa kegagalan akan membuat kita tidak diterima oleh banyak orang. Nggak terhitung jumlahnya berapa banyak kita sudah terpengaruhi oleh keadaan sekitar. Apa yang orang lain bilang soal kita bukanlah kebenaran yang harus kita telan mentah-mentah.
Namun satu hal yang kita perlu ingat bahwa ini adalah hidup kita, bukan orang lain. Selama fokus kita ada pada apa yang kita kerjakan, dan hal itu sesuai dengan kehendak Tuhan, percaya aja kalau Tuhan akan menyediakan.
5. Belajar untuk melihat sudut pandang yang lain
Pikiran kita untuk selalu berhasil dan sempurna sering bikin kita nggak bisa menghadapi kegagalan. Menggeser perspektif kita dan bersikap terbuka bisa menjadi salah satu jalan keluar untuk menghadapi kegagalan.
Kegagalan sering bikin kita merasa jadi orang paling bodoh yang pernah ada. Tapi, pasti ada saja pembelajaran yang bisa kita petik dari setiap kegagalan. Sebab, kesuksesan bukan cuma soal bekerja kerja, tapi juga soal bagaimana kita menghadapi kegagalan.
Kalau diingat-ingat lagi, ada salah satu mentor yang pernah ngomong, kita semua itu punya jatah gagal. Mumpung masih muda, yuk habisin jatah gagal itu. Kita harus memberanikan diri buat melangkah meski pernah mengalami kegagalan. Percaya deh, akan ada waktunya pula, saat kita justru menertawakan kegagalan itu.
Terakhir, kita kan punya Tuhan Yesus yang senantiasa bersama-sama dengan kita. Setiap masalah, kegagalan, kesalahan, kalau kita tempatkan di kaki Kristus, kita akan memperoleh sebuah harapan baru. Sebab, pengharapan dalam Tuhan itu nggak pernah sia-sia, bukan?