Penampilan Paduan Suara Bahana
Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, di GKI Kayu Putih,
Jakarta, pada 8 September 2019 kemarin, meninggalkan arti toleransi bagi penikmat penampilannya.
Kelompok paduan suara yang beranggotakan 30 orang, dimana 10 diantaranya adalah muslim ini membawakan beberapa lagu rohani dan daerah dalam penampilannya tersebut. Beberapa anggota pun dilihat mengenakan jilbab saat tampil menyanyi di gereja.
Bahkan, mereka terdengar sangat luwes saat salah satu lirik berbunyi, "Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus; 'ku tetap mendengar dan MengikutNya. Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus; ya, ke mana Juga 'ku mengikutNya!"
Gilbert Pakpahan selaku konduktor dan pelatih kelompok paduan suara ini menjelaskan kalau penampilan mereka di gereja ini merupakan serangkaian penampilan seusai mengikuti festival paduan suara yang diselenggarakan BPK Penabur Jakarta.
Ia juga mengatakan kalau ini bukanlah kali pertama mereka bernyanyi di gereja. Sebulan sekali, di kota asal mereka, Kalimantan Timur, mereka akan bernyanyi di gereja atau di acara-acara rohani islam.
"Jadi puji Tuhan kami sudah terbiasa seperti itu. Kami juga udah terbiasa mengisi acara MTQ. Jadi sama-sama respek dan kami juga bukan hanya bernyanyi di gereja membawakan lagu-lagu rohani seperti di gedung jemaat," jelas Gilbert.
Bagi anggota paduan suara yang beragama islam, Gilbert mengungkapkan kalau dirinya tidak pernah sekali pun memaksa anggotanya untuk ikut nyanyi di gereja.
"Itu nggak ada paksaan tetapi ada juga satu atau dua orang yang tidak bisa sama sekali. Ya kita nggak apa-apa," terangnya, dikutip dari Website Tagar, Selasa, 10 September 2019.
Paduan Suara Bahana Universitas Mulawarman, Samarinda ini diketahui sudah terbiasa mengisi acara-acara kerohanian, atau mengikuti lomba paduan suara yang mengharuskan mereka menyanyikan lagu-lagu rohani. Gilbert mengatakan kalau anggota paduan suaranya ini tidak ada yang dibebani atau terbebani walaupun harus menyanyi lagu rohani.
Gilbert menggarisbawahi bahwa musik bisa menyatukan perbedaan. "Musik bisa menyatukan umat beragama apalagi sekarang lagi marak intoleransi dan rasisme. Hampir semua anak paduan suara toleransinya tinggi," tangkasnya.
Sumber : tagar