Di Indonesia, sepasang kekasih yang living together atau tinggal bersama dalam satu rumah, apartemen, atau kos-kosan tanpa status pernikahan tampaknya menjadi sebuah fenomena yang sangat dipertanyakan oleh lingkungan sekitarnya dan oleh banyak orang.
Istilah populer dari fenomena ini sering disebut dengan 'kumpul kebo.' Pernah dengar kan?
Kalau dalam Bahasa Inggris istilah ini disebut sebagai domestic partnership, civil union, civil partnership, dan registered partnership. Biar sedikit ramah di telinga kamu, aku pakai kata 'kumpul kebo' aja disini ya.
Menurut kamu, sebagai orang Kristen, apakah kumpul kebo ini bisa ? Sementara di dunia Eropa sana, hal ini merupakan normal dan tidak masalah, apalagi di Jerman. Saya ingat, beberapa waktu yang lalu saya bertemu dengan satu kenalan asal Jerman. Banyak bercerita, ternyata di negara mereka, rata-rata pria dan wanita berpacaran itu tinggal serumah, sampai akhirnya memutuskan menikah. Meski nggak kelihatan, saya tau beberapa dari kamu pasti pernah tau bahwa beberapa anak-anak muda di Indonesia pun sering dan ada yang melakukan kumpul kebo ini.
Tapi, asal kamu tahu saja, bahwa hal ini adalah sebuah kebohongan yang berasal dari Iblis. Ini adalah kebohongan yang mencoba merusak dan menghancurkan kekudusan kamu di hadapan Tuhan. Kalau nggak percaya, mari kita simak sama-sama dibawah ini :
1. Allah hanya ingin kamu hidup bersama dalam kekudusan yakni pernikahan.
Mungkin kamu pernah mendengar rayuan gombal dari para pria bahwa 'kita pasti akan menikah, jadi tidak masalah serumah."
Toh serumah juga kalau sudah menikah nanti kan? Kedengarannya
sangat asik dan menarik ya, tapi coba kamu pikirkan dengan cermat akan hal ini.
Alkitab sudah jelas berbicara kepada kita mengenai topik hidup bersama.
"
Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi
percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi
isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan," (1 Tesalonika 4:3-4).
Jika ada seorang pria yang mengharapkan kamu dan ingin kamu
tinggal bersamanya, maka jelas bahwa dia tidak menghormati Tuhan dan kamu sama sekali, dan nggak cuma itu, dia tidak layak mendapatkan perhatian kamu.
Orang Kristen yang hidup berintegritas nggak akan pernah
meminta ini-itu dari kamu, apalagi jika itu menghormati standar Alkitab tentang batasan seksual.
Jadi, kalau kamu punya pacar yang melontarkan gombalan A sampai Z kepada kamu hanya untuk tidur serumah, sebaiknya tinggalkan saja.
Lebih baik kehilangan dia daripada perkenanan Tuhan bukan?
2. Bukan kamu yang mengubah manusia tapi Tuhan sendirilah
"Ah, nggak apa-apalah. Kalau serumah dengan dia, mungkin saya bisa mengubahnya menjadi lebih baik."
Ini adalah omong kosong yang jelas-jelas tidak benar sama sekali. Dia nggak akan pernah berubah sekalipun kamu sudah serumah dengannya.
Kamu tahu, bahwa apa yang kamu lihat sekarang adalah apa yang
akan kamu dapatkan. Dia nggak berubah banyak bahkan setelah kalian menikah dan
tinggal di rumah yang sama." Jadi, sebelum kamu berkomitmen untuk menikah,
pertimbangkanlah apa yang kamu lihat dan apa yang bisa kamu tangani, sanggupkan
kamu menghadapi yang kamu lihat atau nggak, setelah itu buatlah keputusan yang bijak.
Kamu nggak perlu satu rumah dengan dia baru bisa membuat keputusan itu.
3. Tinggal serumah bukan jaminan yang kuat bahwa dia akan menikahimu
Kenapa saya bilang begitu,karena ketika kamu tinggal serumah
dengan dia, artinya dia sudah mencicipi
dan ngerasain rasanya memiliki istri, tanpa komitmen atau tanpa tanggung jawab.
Dia mungkin akan terus menjaga kesepakatan akan terus bersamamu, tapi tidak
berarti dia akan menikahimu secepat itu. Malah hanya 50 persen kemungkinan dia akan menikahimu.
Kamu tidak bisa mempraktikkan pernikahan sebelum kamu
dinikahkan atau diberkati. Pernikahan itu komitmen permanen, dan kamu tidak
akan pernah tahu apa yang akan dilakukan oleh pasangan kamu itu kalau tiba-tiba
kamu sakit kanker, atau kehilangan pekerjaan selama bertahun-tahun. Bisa jadi dia meninggalkanmu kan?
Itu sebabnya kamu harus menikah dulu dan benar-benar hidup dalam pernikahan yang kudus dan melayani Tuhan bersama-sama.
Hidup bersama bukanlah sebuah cara yang sehat untuk membuat
sebuah hubungan berpacaran menjadi lebih baik. Faktanya, hidup bersama bisa
mengurangi peluang pernikahan berumur lama, karena hidup bersama sebelum menikah itu membuka peluang bercerai.
Lagian, kita juga harus ingat bahwa kita sebagai anak-anak Tuhan dipanggil dengan standar yang berbeda.
Ada banyak orang yang mungkin mengklaim bahwa Alkitab hanyalah
kumpulan dari sebuah aturan, tapi kode moral Allah sebagaimana tercantum dalam
Alkitab bukanlah untuk membatasi kebahagiaan kita, tapi untuk memastikan
kehidupan kita dipenuhi kelimpahan (Yohanes 10:10). Tuhan adalah Bapa surgawi
kita, dan Dia menginginkan yang terbaik dari kita. Itulah sebabnya Alkitab
menentang hidup bersama sebelum menikah.
Jadi jangan percaya dengan kebohongan yang kamu dengar baik
dari sekitar dan hati kamu ya.