Seperti yang kita ketahui bahwa orang-orang Kristen sedang
dihebohkan dengan berita Marty Sampson yang adalah penulis lagu sekaligus
Worship Leader yang tergabung dalam Hillsong United yang mengaku goyah dan melepaskan imannya menyusul penulis buku terkenal, Joshua Harris.
Berita heboh ini secara otomatis membuat para pemimpin Kristen
dan banyak anak-anak muda Kristen menjadi begitu cemas. Nggak cuma itu,
kecemasan yang sama juga dialami oleh beberapa artis-artis Kristen seperti John Cooper, misalnya.
Dikutip dari Christianpost, vocalis band rock Kristen Skillet
ini mengaku cemas atas kejadian dan pengakuan yang dilontarkan Marty dan Joshua mengenai keyakinan mereka.
"Oke, aku mengatakannya. Karena ini sangat penting untuk
tidak dilakukan. Apa yang terjadi dalam agama Kristen? Ada banyak sekali
pemimpin dan juga para infulencer yang tadinya menjadi berkat lewat iman mereka
dan kini malah menjauh. Bahkan diwaktu yang sama, mereka berani sekali
mengatakan hal itu. Yang lebih mengejutkan lagi, mereka masih ingin menjadi
pengaruh buat orang lain bahkan ketika mereka mengumumkan tentang gimana mereka
meninggalkan kepercayaan mereka, apa tujuannya coba?," tulis Cooper dalam sebuah postingan Facebooknya.
"Saya sangat terkejut bahwa hal yang tadinya terlihat
sangat penting bagi pemimpin yang kehilangan iman ini menjadi sesuatu yang baru
dan itu berani sekali. Yang tadinya mereka mengatakan, ' Saya telah hidup dan
berkotbah dengan luar biasa selama 20 tahun dan memimpin generasi muda saya dan
sekarang, ajaran itu, tidak lagi saya percaya... karena itu dengan berani dan
dengan keras saya mengatakan kepada orang-orang bahwa semua yang saya lakukan
itu salah dan sementara ini, dengan berani dan keras saya akan membawa orang ke
dalam kebenaran yang saya percaya berikutnya.' Saya bingung, mengapa mereka
tidak tahu malu? Rendah hati? Malu, takut, bingung? Mengapa masih semangat
sekali memimpin orang lain bahkan ketika kamu sudah jelas-jelas tidak tahu kemana tujuanmu?" lanjutnya.
Seperti yang kita ketahui, setelah Joshua Harris yaitu pendeta
dan juga penulis yang sangat terkenal itu mengumumkan di media sosialnya bahwa
ia tidak lagi menganggap dirinya seorang Kristen, serta menyusul Marty Sampson,
Worship Leader Hillsong yang mengatakan dengan tulus bahwa dia kehilangan
imannya, ada banyak orang Kristen yang akhirnya menghakimi mereka berdua. Mungkin lantaran kecewa, dan lain sebagainya.
Tetapi seperti yang ditulis oleh ChristiantPost, Cooper
menjelaskan bahwa kejadian itu atau situasi mereka seharusnya bukan menjadi
tempat untuk menghakimi. Cooper merasa bahwa sebagai orang Kristen, ia
menganggap hal seperti itu perlu untuk dibicarakan kepada orang yang beriman
seperti mentor kita, dan berbicara bahwa harus ada ukuran kesetiaan dan
persahabatan serta tanggung jawab satu sama lain berkenaan dengan Firman Tuhan.
Kepada umat Kristen, Cooper juga memperingatkan untuk berhenti
menjadikan para pemimpin ibadah atau influencer atau orang-orang keren sebagai orang yang paling berpengaruh dalam keKristenan.
"Kita akan berada di tempat yang berbahaya ketika gereja
menjadi penyanyi atau worship leader berusia 20 tahun dan menjadikan dia
sebagai sumber kebenaran kita. Kami sekarang memiliki sebuah budaya gereja yang
belajar tentang siapa Allah dari lagu-lagu yang kami nyanyikan bukan dari ajaran Firman saja."
Kepada Christiant Post, Cooper yang baru saja merilis album
baru yang berjudul Victorius itu berkata bahwa ia memiliki hubungan yang sangat
dekat dengan gerejanya, bahkan dia juga menerima masukan dari jemaatnya terkait apapun yang dia lakukan seperti lagu yang ditulis dan dirilisnya.
"Kami dipandang sebagai pelayanan di gereja kami. Jadi
mereka sangat dekat di belakang kami. Ini nggak benar ketika saya menulis lagu
dan saya memberikannya kepada mereka dan baru berkata 'OK' bahkan sebelum saya
merilisnya, tetapi itu adalah situasi yang kadang-kadang ketika saya menulis
sesuatu dan saya akan berkata, "Saya nggak tahu apakah ini benar atau nggak, dan saya membutuhkan masukan mereka."
Alasan kenapa Cooper melakukan hal itu adalah karena ada banyak sekali musik Kristen yang nggak sehat di gereja.
Cooper mengatakan bahwa banyak orang Kristen menulis lagu-lagu Kristen dan menyanyikannya di gereja dan semua orang diberkati lewat itu tapi pada kenyataannya si penulis hanya menulis tetapi tidak melakukan atau tidak menghidupi lagu yang dia tulis.
BACA JUGA:
Bukan Apa Kata Orang, Priscilla Shirer “War Room” Ingatkan Anak Muda Tentang Identitasnya!
Cooper juga merujuk kepada lagu pujian yang sangat populer
yakni "Reckless Love" dari Cory Asbury, yang dinyanyikan oleh seluruh gereja di Amerika Serikat bahkan dunia.
Dia menjelaskan bahwa pertama kali, dia menyadari lagu ini
adalah ketika putranya yang berusia 11 tahun mengatakan kepadanya bahwa dia
sudah mendengarkan lirik lagu tersebut dan setelah membaca Alkitab dia tidak
menemukan bahwa ada Firman yang mengatakan bahwa cinta Tuhan itu "ceroboh'
atau tanpa dasar. Percakapannya dengan putranya tersebut membuat Cooper tersadar bahwa pentingnya teologi yang tepat dalam musik.
"Saya nggak berusaha bersikap kasar terhadap lagu itu dan
aku juga sudah mendengarkan wawancara dan sudah tau dari mana asalnya. Aku
ingin menjadi inklusif kepada orang-orang tapi ketika orang melihat lirik
Skillet, mereka berkata, 'Aku tidak begitu yakin apakah ini lagu Kristen? Saya suka, benarkan dan apakah kamu menyanyikan lagu kamu ini di gereja?"
"Maksud saya adalah kita harus memiliki sedikit gentar
sebelum kita mulai membuang barang-barang kita di dunia," katanya kepada CP.
Dalam postingan di Facebooknya, ia juga berpendapat bahwa para
seniman memang jago mengkomunikasikan emosi dan perasaannya tetapi mereka nggak
selalu menjadi orang yang terbaik dalam menulis kebenaran dan doktrin Alkitab yang benar.
"Kadang-kadang kita terlalu muda, terlalu ceroboh dengan
Firman Allah, terlalu nggak sadar, atau terlalu nggak peduli terhadap kemurnian
Firman Allah, dan kekudusan Allah yang kita nyanyikan. Pernah nggak kamu menganggap betapa tidak
hormatnya kita menyanyikan lagu kepada Allah tetapi kita tidak memiliki karakterNya?" tulisnya.
Terkait dengan apa yang terjadi kepada Joshua Harris dan
Sampson yang juga mempengaruhi banyak orang ini, Cooper memohon kepada
orang-orang percaya agar mereka menemukan kembali keunggulan dan nilai dari Firman Tuhan.
"Kita membutuhkan nilai kebenaran daripada peraasaan.
Kebenaran atas emosi. Saya mohon kepada kalian semua, mohon dalam pencaharianmu
untuk mencari relevansi injil, agar kita tidak menemukan cara kreatigf dan
membentuk kata-kata Tuhan ke dalam citra budaya kita dan akhirnya melumpuhkan
kebenaran-kebenaran yang nggak menyenangkan. Lebih baiklah kita berpegang teguh
kepada jangkar yang lebih erat. Firman Allah yang hidup. Karena Dia tidak
berubah," katanya.