Tidak Hanya Pemimpin Kristen, Artis Ini Pun Cemas Terkait Penyataan Iman Sampson Hillsong!

Entertainment / 16 August 2019

Kalangan Sendiri

Tidak Hanya Pemimpin Kristen, Artis Ini Pun Cemas Terkait Penyataan Iman Sampson Hillsong!

Naomii Simbolon Official Writer
3441

Seperti yang kita ketahui bahwa orang-orang Kristen sedang dihebohkan dengan berita Marty Sampson yang adalah penulis lagu sekaligus Worship Leader yang tergabung dalam Hillsong United yang mengaku goyah dan melepaskan imannya menyusul penulis buku terkenal, Joshua Harris.

Berita heboh ini secara otomatis membuat para pemimpin Kristen dan banyak anak-anak muda Kristen menjadi begitu cemas. Nggak cuma itu, kecemasan yang sama juga dialami oleh beberapa artis-artis Kristen seperti John Cooper, misalnya.

Dikutip dari Christianpost, vocalis band rock Kristen Skillet ini mengaku cemas atas kejadian dan pengakuan yang dilontarkan Marty dan Joshua mengenai keyakinan mereka.

"Oke, aku mengatakannya. Karena ini sangat penting untuk tidak dilakukan. Apa yang terjadi dalam agama Kristen? Ada banyak sekali pemimpin dan juga para infulencer yang tadinya menjadi berkat lewat iman mereka dan kini malah menjauh. Bahkan diwaktu yang sama, mereka berani sekali mengatakan hal itu. Yang lebih mengejutkan lagi, mereka masih ingin menjadi pengaruh buat orang lain bahkan ketika mereka mengumumkan tentang gimana mereka meninggalkan kepercayaan mereka, apa tujuannya coba?," tulis Cooper dalam sebuah postingan Facebooknya.

"Saya sangat terkejut bahwa hal yang tadinya terlihat sangat penting bagi pemimpin yang kehilangan iman ini menjadi sesuatu yang baru dan itu berani sekali. Yang tadinya mereka mengatakan, ' Saya telah hidup dan berkotbah dengan luar biasa selama 20 tahun dan memimpin generasi muda saya dan sekarang, ajaran itu, tidak lagi saya percaya... karena itu dengan berani dan dengan keras saya mengatakan kepada orang-orang bahwa semua yang saya lakukan itu salah dan sementara ini, dengan berani dan keras saya akan membawa orang ke dalam kebenaran yang saya percaya berikutnya.' Saya bingung, mengapa mereka tidak tahu malu? Rendah hati? Malu, takut, bingung? Mengapa masih semangat sekali memimpin orang lain bahkan ketika kamu sudah jelas-jelas tidak tahu kemana tujuanmu?" lanjutnya.

Seperti yang kita ketahui, setelah Joshua Harris yaitu pendeta dan juga penulis yang sangat terkenal itu mengumumkan di media sosialnya bahwa ia tidak lagi menganggap dirinya seorang Kristen, serta menyusul Marty Sampson, Worship Leader Hillsong yang mengatakan dengan tulus bahwa dia kehilangan imannya, ada banyak orang Kristen yang akhirnya menghakimi mereka berdua. Mungkin lantaran kecewa, dan lain sebagainya.

Tetapi seperti yang ditulis oleh ChristiantPost, Cooper menjelaskan bahwa kejadian itu atau situasi mereka seharusnya bukan menjadi tempat untuk menghakimi. Cooper merasa bahwa sebagai orang Kristen, ia menganggap hal seperti itu perlu untuk dibicarakan kepada orang yang beriman seperti mentor kita, dan berbicara bahwa harus ada ukuran kesetiaan dan persahabatan serta tanggung jawab satu sama lain berkenaan dengan Firman Tuhan.

Kepada umat Kristen, Cooper juga memperingatkan untuk berhenti menjadikan para pemimpin ibadah atau influencer atau orang-orang keren sebagai orang yang paling berpengaruh dalam keKristenan.

"Kita akan berada di tempat yang berbahaya ketika gereja menjadi penyanyi atau worship leader berusia 20 tahun dan menjadikan dia sebagai sumber kebenaran kita. Kami sekarang memiliki sebuah budaya gereja yang belajar tentang siapa Allah dari lagu-lagu yang kami nyanyikan bukan dari ajaran Firman saja."

Kepada Christiant Post, Cooper yang baru saja merilis album baru yang berjudul Victorius itu berkata bahwa ia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan gerejanya, bahkan dia juga menerima masukan dari jemaatnya terkait apapun yang dia lakukan seperti lagu yang ditulis dan dirilisnya.

"Kami dipandang sebagai pelayanan di gereja kami. Jadi mereka sangat dekat di belakang kami. Ini nggak benar ketika saya menulis lagu dan saya memberikannya kepada mereka dan baru berkata 'OK' bahkan sebelum saya merilisnya, tetapi itu adalah situasi yang kadang-kadang ketika saya menulis sesuatu dan saya akan berkata, "Saya nggak tahu apakah ini benar atau nggak, dan saya membutuhkan masukan mereka."

Alasan kenapa Cooper melakukan hal itu adalah karena ada banyak sekali musik Kristen yang nggak sehat di gereja.

Cooper mengatakan bahwa banyak orang Kristen menulis lagu-lagu Kristen dan menyanyikannya di gereja dan semua orang diberkati lewat itu tapi pada kenyataannya si penulis hanya menulis tetapi tidak melakukan atau tidak menghidupi lagu yang dia tulis.

BACA JUGA:

Bukan Apa Kata Orang, Priscilla Shirer “War Room” Ingatkan Anak Muda Tentang Identitasnya!

Cooper juga merujuk kepada lagu pujian yang sangat populer yakni "Reckless Love" dari Cory Asbury, yang dinyanyikan oleh seluruh gereja di Amerika Serikat bahkan dunia.

Dia menjelaskan bahwa pertama kali, dia menyadari lagu ini adalah ketika putranya yang berusia 11 tahun mengatakan kepadanya bahwa dia sudah mendengarkan lirik lagu tersebut dan setelah membaca Alkitab dia tidak menemukan bahwa ada Firman yang mengatakan bahwa cinta Tuhan itu "ceroboh' atau tanpa dasar. Percakapannya dengan putranya tersebut membuat Cooper tersadar bahwa pentingnya teologi yang tepat dalam musik.

"Saya nggak berusaha bersikap kasar terhadap lagu itu dan aku juga sudah mendengarkan wawancara dan sudah tau dari mana asalnya. Aku ingin menjadi inklusif kepada orang-orang tapi ketika orang melihat lirik Skillet, mereka berkata, 'Aku tidak begitu yakin apakah ini lagu Kristen? Saya suka, benarkan dan apakah kamu menyanyikan lagu kamu ini di gereja?"

"Maksud saya adalah kita harus memiliki sedikit gentar sebelum kita mulai membuang barang-barang kita di dunia," katanya kepada CP.

Dalam postingan di Facebooknya, ia juga berpendapat bahwa para seniman memang jago mengkomunikasikan emosi dan perasaannya tetapi mereka nggak selalu menjadi orang yang terbaik dalam menulis kebenaran dan doktrin Alkitab yang benar.

"Kadang-kadang kita terlalu muda, terlalu ceroboh dengan Firman Allah, terlalu nggak sadar, atau terlalu nggak peduli terhadap kemurnian Firman Allah, dan kekudusan Allah yang kita nyanyikan.  Pernah nggak kamu menganggap betapa tidak hormatnya kita menyanyikan lagu kepada Allah tetapi kita tidak memiliki karakterNya?" tulisnya.

Terkait dengan apa yang terjadi kepada Joshua Harris dan Sampson yang juga mempengaruhi banyak orang ini, Cooper memohon kepada orang-orang percaya agar mereka menemukan kembali keunggulan dan nilai dari Firman Tuhan.

"Kita membutuhkan nilai kebenaran daripada peraasaan. Kebenaran atas emosi. Saya mohon kepada kalian semua, mohon dalam pencaharianmu untuk mencari relevansi injil, agar kita tidak menemukan cara kreatigf dan membentuk kata-kata Tuhan ke dalam citra budaya kita dan akhirnya melumpuhkan kebenaran-kebenaran yang nggak menyenangkan. Lebih baiklah kita berpegang teguh kepada jangkar yang lebih erat. Firman Allah yang hidup. Karena Dia tidak berubah," katanya.

 

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami