Masyarakat kota Medan digegerkan kabar pembunuhan sadis terhadap
istri pendeta yang tinggal di Jalan Abadi kecamatan Medan Sunggal pada Minggu, 28 Juli 2019 kemarin.
Seperti dikutip dari berbagai sumber, pembunuhan terhadap Herawati
Siagian (50), istri dari Pendeta Pantun Sirait ini dilakukan oleh seorang pria berinisial DMS.
Saat ini pelaku telah diamankan oleh Polsek Sunggal untuk menjalani
penyelidikan lebih dalam. Termasuk ditemukannya sebuah pesan singkat dari
ponsel korban yang diduga dikirim oleh pelaku. Bunyinya, “Sudah puas aku. Nanti BPKB dan STNK ku antar ke kuburanmu.”
Berdasarkan keterangan dari saudara sepupu korban, Johny Hutabarat,
pelaku DMS adalah salah satu pekerja dimana korban bekerja sebagai pemberi pinjaman.
Dia juga menyampaikan kalau pelaku dipinjami uang oleh korban
senilai puluhan jutarupiah dengan jaminan barang. Kemudian korban meminta uangnya
dikembalikan. Namun setelah limit waktu pengembalian habis, pinjaman DMS masih masih belum dibayar.
Korban lalu memberitahukan perihal utang kepada mertua pelaku. Hal ini membuat DMS marah dan berniat menghabisi nyawa korban.
DMS pun dengan sadis membunuh korban. Kedua tangan korban diikat dan mulutnya disumpal dengan kain. Saat ditemukan, tubuh Herawati terkujur dengan kepala penuh berlumuran darah.
Baca Juga:
Pengebom Gereja Katolik di Filipina Ternyata Suami Istri Asal Indonesia, Duh!
Terbongkar! Terduga Teroris Padang Rencanakan Aksinya di Hari Istimewa Ini…
Sementara pelaku diduga kuat melakukan aksinya lantaran korban
tinggal sendiri di rumah. Suami dan anak korban diketahui tengah pergi ke luar kota.
Merasa curiga lantaran korban tak tampak melakukan aktivitasnya
selama tiga hari belakangan, seorang warga bernisiatif untuk menyelidiki kondisi
korban. Setelah pintu rumah berhasil dibuka, mereka tampak histeris mendapati Herawati
tak lagi bernyawa di ruang dapurnya.
Kemarahan dan sakit hati jadi salah satu penyebab seseorang tega
melakukan tindakan kejahatan. Setiap orang pasti punya masalah dengan emosinya karena
itu penting untuk bisa mengontrol emosi dengan baik. Jangan sampai penyesalan kita
datang belakangan karena bereaksi karena emosi yang salah.