Dalam pembicaraannya dengan
rezim komunis, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan kepada seorang
pembelot dari Korea Utara bahwa dia akan membahas masalah penganiayaan agama,
yaitu menganggap memeluk agama Kristen sebagai kejahatan.
Baru-baru ini, Donald Trump
mengadakan pertemuan dengan para korban penganiayaan agama di Gedung Putih, di
mana disana ia mendengar semua kisah-kisah orang yang dianiaya karena agama
mereka.
Setelah menjadi presiden Amerika
yang pertama sekali menginjakkan kaki di Korea Utara bulan lalu, banyak sekali
kelompok HAM yang menganjurkan Trump untuk
menjadikan masalah hak asasi manusia, termasuk pelanggaran hak asasi manusia
yang dilakukan diktator Kim Jong Un dalam rencana pembicaraan ke depan dengan dimana
hal ini tidak ada di bahas dalam pembicaraan sebelumnya.
Ilyong Ju, seorang Kristen dari
negara tertutup Korea Utara yang merupakan salah satu dari 27 orang yang
selamat dari penganiayaan agama,
diundang ke kantor Oval di Gedung Putih untuk bisa bertemu dengan Trump.
Dalam pertemuan tersebut, dia
berkesempatan untuk menceritakan kisah keluarganya terkait penganiayaan
tersebut.
"Bibiku, semua keluarga
bibiku... sekarang berada di kamp penjara politik...hanya karena ayah mertua
bibiku adalah seorang Kristen dan sepupuku seluruh keluarganya di eksekusi
karena Injil yang mereka bagikan," kata Ju, yang merupakan anggota advodkasi
di Liberty in North Korea (LiNK).
BACA JUGA :
Ditemui Yesus Berulang Kali, Suami Isteri Ini Memutuskan Pindah Agama !
Mendengar kisah tersebut,
Trump menggeleng-gelengkan kepalanya dan mengatakan bahwa kisah itu tampaknya
'mengerikan.'
"Tetapi meskipun
penganiayaan dilakukan oleh Kim Jong Un, warga Korea Utara,
mereka...menginginkan Injil dan mereka beribadah di gereja bawah tanah
sekarang, dan bahkan beberapa minggu lalu kami mendapatkan pesan dari gereja
bawah tanah Korea Utara dan mereka mengirim foto dari kayu. Tiga dari mereka
berkumpul di sana dan mereka berdoa untuk Korea Selatan," kata Ju.
"Jadi hal-hal semacam
itu terjadi di Korea Utara," simpul Ju.
"Saya menngerti persis
apa yang Anda katakan. Aku akan membicarakannya," kata Trump.
Ju menjawab, "Ya, tolong."
Menurut catatam World Watch
List Open Doors USA, Korea Utara menduduki peringkat teratas sebagai negara
terburuk di dunia dalam hal penganiayaan terhadap orang Kristen, bahkan posisi
ini dipertahankan sudah 18 tahunan.
Sedih sekali ya, mari kita terus
berdoa untuk bangsa-bangsa agar diberikan Tuhan kerendahan hati dan sikap kasih
serta menghormati agama lain khususnya agama Kristen dan marilah kita juga
berdoa untuk sahabat kita yang dianiaya karena Yesus, diberikan kekuatan,
penghiburan, dan sebuah mujizat sampai namaNya terus dipermuliakan.