Sebuah pengrusakan gereja kembali terjadi dan kali ini yang menjadi korbannya adalah Gereja Katolik Santo Yoseph, yang terletak di Jalan Kepundung, Denpasar.
Setelah di telusuri lebih dalam, pengrusakan gereja yang
terjadi pada selasa (9/7/19) ini dirusak pada jam 09:30 oleh seorang tersangka bernama Andi (50) .
Ternyata pelaku ini memiliki penyakit depresi akut, dan hal ini diketahui setelah pelaku menjalani pemeriksaan medis RSUP Sanglah.
Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Ruddi Setiawan mengatakan bahwa Andi tidak mau berbicara sepatah kata apapun ketika menjalani introgasi.
"Yang kejadian di Gereja Santo Yoseph itu ya kita amankan
lalu diinterogasi, namun saat diinterogasi diam gitu aja, enggak banyak bicara
dan dibawa ke RS Sanglah dan hasil dari koordinasi awal dengan dokter di Rumah
Sakit Sanglah di UGD bahwa yang kami amankan itu mengalami depresi akut," kata Ruddi seperti dilansir Antara, Rabu (10/7/2019).
Menurut informasi, pelaku menangis di gereja karena sedang
berada dalam titik terendah dan tensi yang tinggi. Dan hal itu adalah normal dialami orang yang sedang depresi.
"Nah dititik kelemahan, dia itu bisa muncul tiba-tiba,
jadi langsung menangis, dan dengan kondisi begini memang dia (Abdi) sakit ya dan dia juga meminum obat tensi tinggi," jelas Ruddi.
Berdasarkan penjelasan dari keluarga pelaku bahwa pada saat
kejadian, pelaku akan melakukan persembahyangan, namun saat memanjatkan doa, tiba-tiba menangis.
"Jadi dia ini tiba-tiba dia langsung menangis dan saat
itu juga dipeluk oleh istrinya, tapi istrinya pun juga ikut dibanting sama dia (pelaku) ini," ujarnya.
Menurutnya, pengamanan terhadap pelaku dilakukan berdasarkan
informasi yang diterima, maka dibuatkan laporan atas kasus pengrusakan tersebut.
"Kami membuat laporan karena informasi kita terima jadi
harus mengamankan dia, dari pihak Gereja juga sudah mengatakan seperti itu ya,
kalau diselesaikan secara kekeluargaan, jadi saya ucapkan terima kasih kepada umat di Gereja untuk situasi yang tetap aman dan kondusif," Tegas Ruddi.
Pelaku perusakan tak lain adalah jemaat umat dari Gereja
Katolik Paroki St. Yoseph Denpasar, dan kerap melakukan persembahyangan bersama
keluarganya.
Dari peristiwa tersebut, akibatnya ditemukan 3 buah kaca
jendela gereja pecah, lemari tempat menyimpan alkitab kacanya pecah, altar yang
berisi ornamen patung dan keramik pecah.