Pemerintah China kembali menangkap seorang pendeta dan merusak
gerejanya setelah dia menolak untuk melepaskan salib dari atap gedung gerejanya.
Gereja Three-Self yang berada di kota Anhui ini kini hancur berantakan.
Sementara pemerintah setempat mengaku meminta mencopot salib gereja karena dianggap terlalu tinggi dan mencolok.
Namun, setelah pendeta menolak permintaan tersebut. Pemerintah
akhirnya bertindak sendiri dan mencopot pamphlet nama gereja itu. Kemudian mereka
mendatangi rumah pendeta, lalu menyeretnya dari tempat tidur dan memukulinya di
luar rumah. Setelah itu, dia pun dibawa ke kantor polisi dan ditahan selama 10 hari.
Pemerintah setempat pun memperingatkan semua jemaat gereja untuk tidak melawan perintah jika tidak ingin mengalami hal serupa.
“Para pejabat dari Biro Urusan Agama setempat mengintimidasi jemaat gereja, menyatakan bahwa nasib gereja akan diputuskan apakah mereka mematuhi kebijakan agama partai,” demikian dilaporkan oleh sebuah majalah yang fokus mengamati kebebasan agama, Bitter Winter.
Baca Juga:
Warga Kristen China Ini Diminta Ganti Gambar Yesus Dengan Presiden Xi Demi Hal Ini...
Gara-gara Berdoa di Taman, 20 Orang Kristen China Ini Ditangkap
Ini bukanlah satu-satunya tindakan kekerasan yang dialami pendeta
dan jemaat gereja di China. Pada 14 April lalu, pemerintah daerah mengunjungi
gereja Three-Self yang lain saat ibadah sedang berlangsung. Kemudian pendeta diminta menghentikan khotbahnya untuk mempromosikan pesan dari Partai Komunis.
Saat pendeta memohon untuk menyelesaikan khotbahnya selama 10
menit lagi, pemerintah menolaknya. Mereka bahkan diancam jika listrik gereja akan
dimatikan.
Ancaman-ancaman semacam inilah yang dialami oleh
gereja-gereja China. Meski begitu orang-orang Kristen disana tampaknya tak mau berhenti
untuk terus beribadah dan memegang imannya.