Memberikan Pipi Kanan Pada Orang Yang Menampar Pipi Kiri Kita Bisa Berarti 4 Hal Ini, Lho
Sumber: http://www.brucesallan.com/wp-content/up

Kata Alkitab / 28 June 2019

Kalangan Sendiri

Memberikan Pipi Kanan Pada Orang Yang Menampar Pipi Kiri Kita Bisa Berarti 4 Hal Ini, Lho

Inta Official Writer
5939

Ada sebuah hukum yang sangat kontras dalam Alkitab yang bisa kita temukan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Hukum tersebut ditujukan soal bagaimana kita harus bersikap saat ada orang lain melakukan kesalahan atau menyakiti hati kita.

Berikut isi hukum tersebut:

Imamat 24:19-21, "....mata ganti mata dan gigi ganti gigi...", sementara dalam Matius 5:39, "... melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu."

Apakah secara harfiah kita harus menyodorkan pipi kanan ketika pipi kiri kena tampar?

Hal ini kemudian mengantarkan kita pada pertanyaan, "Kalau ditampar oleh orang lain, apa benar dalam Kristen kita diharuskan memberikan pipi yang satunya?"

Tentu dong, pertanyaan diatas kemudian membuat kita berpikir, masa iya sih, udah sakit ditampar pipi kanan, eh pipi kiri juga harus kena. Kan kita juga perlu membela diri. Ditampar itu sakit, lho.

Memberikan pipi kiri, bukan berarti secara harfiah memberikan pipi sebelah kiri saat pipi kita sedang ditampar. Buktinya pas Yesus ditampar saat dirinya ditangkap oleh penjaga di rumah Imam Besar, Yesus tidak memberikan pipi sebelahnya untuk ikut ditampar.

Saat itu Yesus berkata, "Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?" (Yohanes 18:23).

Setiap orang percaya kepada Kristus sudah pasti mengenal kasihNya. Memberikan pipi kiri disini berarti kita harus bisa mengasihi mereka yang telah menyakiti kita.

Memberikan pipi kanan berarti mengajarkan kita untuk tidak menyimpan dendam

Mengasihi orang itu memang sama sekali nggak mudah. Apalagi kalau orang tersebut sudah pernah menyakiti kita. Rasanya kita senang saat orang tersebut juga merasakan kesakitan yang pernah kita rasakan karenanya.

Namun, bukankah kita sudah diajarkan untuk bisa mengasihi orang lain dan berdoa agar orang tersebut mendapatkan yang terbaik, sebab kita dan dia itu sama-sama pribadi yang dikasihi oleh Tuhan.

Dendam bisa menjadikan kita memiliki akar pahit dalam hati dan membuat kita tidak bisa merasakan damai sejahtera dari Tuhan. Tidak memiliki dendam memang sulit, tetapi inilah cara kita memikul salib untuk menjadi pengikut Kristus.

Maafkan dia yang telah menampar pipi kiri

Memaafkan orang lain bisa menjadi sebuah langkah awal agar kita tidak menyimpan dendam. Memaafkan memang perlu proses yang nggak sebenar. Namun, Yesus dalam Matius 18:21 mengajarkan kita untuk bisa memaafkan selama tujuh puluh kali tujuh banyaknya.

Tidak melupakan dan memberikan pelajaran

Setiap kita adalah produk masa lalu. Kutipan tersebut saya dapat dari seorang pendoa. Tidak melupakan dia yang telah menampar kita bukan berarti kita sedang menyimpan dendam, melainkan sebagai sebuah upaya untuk mengajarkan diri sendiri agar tidak lagi disakiti. Masa lalu itu bisa digunakan agar kita bisa

Contoh, ketika seorang istri memaafkan suaminya yang selingkuh. Dengan tidak melupakan kejadian ini, sang istri bisa belajar dari masa lalu soal apa saja yang membuat suaminya selingkuh, sehingga hal ini bisa menjadi koreksi bagi diri sendiri di masa yang akan datang.

Mengasihi dengan memberikan pelajaran

Kapan sih kita harus berani mulai memperkarakan sesuatu yang menyakiti kita ke polisi? Ketika kita disakiti orang lain, kita harus bisa belajar dari hal tersebut. Hal ini bisa menjadi sebuah peluang untuk orang yang menyakiti kita ini tidak lagi melakukannya pada orang lain di masa yang akan datang.

Melaporkan seseorang yang melakukan tindak criminal bisa dibilang sebagai wujud dari kasih. Lewat hukuman yang akan dijalani oleh orang itu, seseorang akan belajar untuk tidak lagi menyakiti dan pada akhirnya, ia akan mulai mengasihi orang lain juga.

 

Sumber : DV
Halaman :
1

Ikuti Kami