Kepercayaan adalah hal termahal dan sangat langka untuk
didapatkan. Untuk memperoleh sebuah kepercayaan, dibutuhkan waktu yang sangat
lama, sedangkan untuk menghilangkannya begitu mudah sekali.
Modal utama untuk mendapatkan kembali kepercayaan pasangan setelah ricuh dan
menghadapi konflik adalah diri kita sendiri.
Kepercayaan itu berawal dari komunikasi antara kamu dan
pasangan dengan baik. Harusnya saling membangun dan saling merendahkan hati.
Di artikel sebelumnya, kita sudah bahas bagaimana memperbaiki kepercayaan pasangan setelah berantem parah dalam pernikahan.
ARTIKEL SEBELUMNYA :
Menolak Cerai, Inilah 3 Cara Mengembalikan Kepercayaan Yang Pudar Dalam Pernikahan (1)
Di artikel ini, penulis memberi beberapa cara lagi.
4. Apa
yang kamu katakan, ya kamu harus lakukan
Jika kamu merasa kesulitan untuk menindaklanjuti kata-kata
atau tindakan kamu, maka kamu harus berubah.
Kita semua nggak ada yang sempurna, kita bisa saja gagal
karena memang kita ini bukan Kristus, melainkan manusia biasa . Meskipun kita
nggak akan pernah sempurna, minimal kita bisa memilih untuk membuat sebuah
alasan dan bertindak untuk membangun kembali kepercayaan yang hancur itu.
Janji yang kosong tanpa tindakan hanya akan memperburuk
pernikahan kamu dan menjauhkan kamu dari pasanganmu.
Setelah kamu mengakui bahwa kamu sudah melakukan kesalahan dan
mengacaukan semuanya karena kamu tidak tepat janji dan selalu begitu, sebaiknya
ciptakan kembalilah tindakan yang berdampak besar dan mendapatkan kepercayaan
kembali.
Ingatlah, jika memang ya, maka lakukanlah sebagaimana 'ya' dan
jika tidak, maka lakukanlah sebagaimana tidak.
Biarkan pikiran dan tindakan kamu diukur dengan memenuhi setiap
perkataan atau janji dalam pernikahan kamu.
Matius
5:37, "Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu
katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat."
5.
Prioritaskan pasangan kamu
Jika kamu masih terus menerus menempatkan pekerjaan, anak-anak
dan komitmen lainnya dibanding pasangan kamu, maka bersiaplah kehilangan
kepercayaan dan pelan-pelan pernikahanmu akan berantakan.
Sikap begini akan mengguncang fondasi dan cara Allah merancang
pernikahan.
Sama seperti Kristus, sikap dan upaya kamu dalam pernikahan
haruslah melayani pasangan diatas segalanya. Sementara dunia mungkin berpikir
bahwa pernikahan daalah memenuhi kebahagiaan pribadi, Alkitab dipenuhi dengan
contoh-contoh persatuan yang berpusat pada Allah bukan diri sendiri.
Hidup dengan cara ini memang sulit dan menjadi tantangan.
Sehingga untuk membangun kembali kepercayaan dalam hubunganmu
dengan pasangan, kebutuhan pasangan memang harus di dahulukan.
Itulah salah satu cara Tuhan alam merancang pernikahan, yaitu
untuk memberikan keharmonisan dan keintiman.
Jadi, ketika kamu memgutamakan pasangan kamu diatas kebutuhan
kamu sendiri, kamu merasa hormat, sopan satun dan penuh kasih maka ini akan
menjadi fondasi di atas segalanya.
Sikap yang berpusat kepada orang lain akan menciptakan komunikasi yang nggak tergoyahkan bahwa pasangan kamu sangat penting diatas segalanya.
Efesus
5:25, "Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi
jemaat dan telah menyerahkan diriNya baginya."
6.
Kelilingilah diri kamu dengan teman-teman yang berpikir Alkitabiah soal
pernikahan
Kamu adalah bentuk orang yang bergaul dengan kamu.
Hal yang sama juga berlaku dalam pernikahanmu. Carilah pertemanan
yang sportif dan bijaksana.
Kelilingi diri kamu dengan mereka yang mendukung pernikahan
kamu dan pasangan kamu. Mereka akan mengingatkan kamu bahwa Tuhan adalah pusat
pernikahan kamu, bukan dirimu atau apa yang telah dilakukan oleh pasangan kamu.
Jadi, pastikan ya untuk mengelilingi diri dengan mereka yang
hidup dalam kebenaran Allah dan bijak.
Amsal 27:17, "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya."
Itulah 3 hal yang bisa kamu
pelajari jika kamu benar-benar ingin merasakan pernikahan kamu penuh
keharmonisan dan kalian kembali saling mempercayai.