"Menjadi
orangtua tunggal bukan berarti menjalani hidup yang penuh perjuangan berat,
tapi menjalani sebuah perjalanan yang diperuntukkan untuk orang-orang yang
kuat." - Meg Lowery
Hai orangtua,perlu kita ketahui bahwa bagi anak, tidak mudah
untuk melewati masa-masa dimana mereka harus hidup tanpa orangtua yang lengkap.
Meskipun kamu secara pribadi mengalami kesulitan, tetapi jauh
lebih sulit bagi seorang anak. Ada beban psikologis yang harus mereka alami
ketika mereka harus kehilangan salah satu orangtua mereka, dalam arti bercerai.
Menurut pandangan saya sebagai
pelayan anak muda, inilah permasalahan psikologis yang dihadapi anak-anak yang
orangtuanya bercerai :
1.
Kecewa, sudah pasti
Ya, kecewa adalah beban yang mereka alami pertama sekali.
Meskipun tampaknya mereka biasa saja atau tidak mengungkapkannya, namun
ketahuilah bahwa hati mereka penuh dengan kekecewaan. Kadang-kadang beberapa
diantara mereka tidak ingin membuatmu menangis atau stres lagi, sehingga mereka
menahan sendiri rasa kecewa dan bercerita kepada orang lain.
Tapi kebenarannya, anak-anak yang punya orangtua bercerai
mengalami kekecewaan yang teramat mendalam karena harapan yang mungkin mereka
harapkan tentang keluarga harmonis nggak sesuai dengan kenyataan yang terjadi
di depan matanya.
Dalam keadaan seperti ini, mereka butuh sekali penjelasan dari
kamu mengenai hubungan pernikahanmu. Dan temanilah mereka kasih.
2.
Kebingungan
Perpisahan dengan pasanganmu seringkali membuat
kalian tak lagi sepakat dalam cara mendidik anak, tak lagi sepakat dalam
pemikiran. Tentu saja hal ini membuat anak menjadi bingung.
Ketika kamu dan pasangan memberi nasihat, lantas anak akan
kebingungan harus mendengar yang mana, karena mungkin kalian bertolak belakang.
Jadi, jika kamu sudah bercerai dengan pasangan, tetaplah
membuat aturan dan kesepakatan tentang sejauh apa kalian berdua harus
bertanggung jawab atas pengasuhan anak. Komunikasilah dengan baik demi anak.
Meskipun mereka mengalami 2 hal diatas, sebagai orangtua
bijaklah untuk mendidik mereka.
Buatlah kebiasaan yang membuat mereka hidup dalam kebenaran
Allah tanpa terluka terus menerus! Beberapa hal ini
harus menjadi perhatian kamu:
1.
Jangan bertengkar di depan anak, apalagi meluapkan kata-kata buruk dengan nada
yang keras persis di depan anak.
Apapun alasan kalian bercerai, berdamailah di depannya.
Ngobrollah seperti biasanya, jangan bertengkar.
Biasanya, anak yang orangtuanya bercerai akan lebih sensitif
terhadap amarah.
Tetaplah bersukacita bersama, dan demi anak, turunkanlah ego
masing-masing ya.
Meskipun kalian sudah bercerai, ingatlah bahwa kalian adalah
ciptaan Allah yang sama. Dan Tuhan tetap mencintai kalian.
ARTIKEL LAINNYA :
Tak Banyak Orangtua Tahu, Bahwa Inilah Hadiah Terindah Dan Tak Terbatas Yang Anak Butuhkan
2.
Disiplinkan anak. Aturan tetaplah aturan
Kadang ya, ketika kamu sudah bercerai, maka aturan di rumah
dalam sekejab langsung runtuh.
Jangan dong! Aturan tetap aturan. Jangan sampai anak bebas
melakukan apa saja hanya karena kalian bercerai.
Komunikasikan dengan mantan suami atau mantan istri kamu
supaya kalian memiliki kesepakatan tentang aturan
terhadap anak.
Jam tidur tetap jam tidur, pergi gereja tetap harus, doa
bersama, dan lain sebagainya.
3.
Ajaklah anak untuk terus terkoneksi dengan komunitas di gereja
Supaya anakmu mau terkoneksi dengan komunitas, maka mulailah
dari dirimu sendiri dahulu.
Pergilah ke gereja, ikutlah berkomunitas atau pelayananlah
disana.
Meskipun perceraian begitu berat dan menyakitkan, meskipun
perceraian membuat kamu penuh rasa bersalah, ketahuilah bahwa Tuhan masih
menerima kamu apa adanya kamu.
Dia menerima kamu bahkan ketika kamu hancur.
Jadi, datanglah dan bawalah anakmu kedalam hadiratNya dan
pengenalanNya. Izinkanlah kalian tetap bertumbuh dalam komunitas yang sehat dan
dalam pengenalan yang dalam dengan Tuhan Yesus.