Lalui Sulitnya Membesarkan Anak Tanpa Pasangan? Bisa, Lakukanlah Cara Ini!
Sumber: mommyish.com

Parenting / 3 May 2019

Kalangan Sendiri

Lalui Sulitnya Membesarkan Anak Tanpa Pasangan? Bisa, Lakukanlah Cara Ini!

Naomii Simbolon Official Writer
2374

"Menjadi orangtua tunggal bukan berarti menjalani hidup yang penuh perjuangan berat, tapi menjalani sebuah perjalanan yang diperuntukkan untuk orang-orang yang kuat." - Meg Lowery

Hai orangtua,perlu kita ketahui bahwa bagi anak, tidak mudah untuk melewati masa-masa dimana mereka harus hidup tanpa orangtua yang lengkap.

Meskipun kamu secara pribadi mengalami kesulitan, tetapi jauh lebih sulit bagi seorang anak. Ada beban psikologis yang harus mereka alami ketika mereka harus kehilangan salah satu orangtua mereka, dalam arti bercerai.

Menurut pandangan saya sebagai pelayan anak muda, inilah permasalahan psikologis yang dihadapi anak-anak yang orangtuanya bercerai :

1. Kecewa, sudah pasti

Ya, kecewa adalah beban yang mereka alami pertama sekali. Meskipun tampaknya mereka biasa saja atau tidak mengungkapkannya, namun ketahuilah bahwa hati mereka penuh dengan kekecewaan. Kadang-kadang beberapa diantara mereka tidak ingin membuatmu menangis atau stres lagi, sehingga mereka menahan sendiri rasa kecewa dan bercerita kepada orang lain.

Tapi kebenarannya, anak-anak yang punya orangtua bercerai mengalami kekecewaan yang teramat mendalam karena harapan yang mungkin mereka harapkan tentang keluarga harmonis nggak sesuai dengan kenyataan yang terjadi di depan matanya.

Dalam keadaan seperti ini, mereka butuh sekali penjelasan dari kamu mengenai hubungan pernikahanmu. Dan temanilah mereka kasih.

2. Kebingungan

Perpisahan dengan pasanganmu seringkali membuat kalian tak lagi sepakat dalam cara mendidik anak, tak lagi sepakat dalam pemikiran. Tentu saja hal ini membuat anak menjadi bingung.

Ketika kamu dan pasangan memberi nasihat, lantas anak akan kebingungan harus mendengar yang mana, karena mungkin kalian bertolak belakang.

Jadi, jika kamu sudah bercerai dengan pasangan, tetaplah membuat aturan dan kesepakatan tentang sejauh apa kalian berdua harus bertanggung jawab atas pengasuhan anak. Komunikasilah dengan baik demi anak.

Meskipun mereka mengalami 2 hal diatas, sebagai orangtua bijaklah untuk mendidik mereka.

Buatlah kebiasaan yang membuat mereka hidup dalam kebenaran Allah tanpa terluka terus menerus! Beberapa hal ini harus menjadi perhatian kamu:

1. Jangan bertengkar di depan anak, apalagi meluapkan kata-kata buruk dengan nada yang keras persis di depan anak.

Apapun alasan kalian bercerai, berdamailah di depannya.

Ngobrollah seperti biasanya, jangan bertengkar.

Biasanya, anak yang orangtuanya bercerai akan lebih sensitif terhadap amarah.

Tetaplah bersukacita bersama, dan demi anak, turunkanlah ego masing-masing ya.

Meskipun kalian sudah bercerai, ingatlah bahwa kalian adalah ciptaan Allah yang sama. Dan Tuhan tetap mencintai kalian.

ARTIKEL LAINNYA :

Tak Banyak Orangtua Tahu, Bahwa Inilah Hadiah Terindah Dan Tak Terbatas Yang Anak Butuhkan

2. Disiplinkan anak. Aturan tetaplah aturan

Kadang ya, ketika kamu sudah bercerai, maka aturan di rumah dalam sekejab langsung runtuh.

Jangan dong! Aturan tetap aturan. Jangan sampai anak bebas melakukan apa saja hanya karena kalian bercerai.

Komunikasikan dengan mantan suami atau mantan istri kamu supaya kalian memiliki kesepakatan tentang aturan terhadap anak.

Jam tidur tetap jam tidur, pergi gereja tetap harus, doa bersama, dan lain sebagainya.

3. Ajaklah anak untuk terus terkoneksi dengan komunitas di gereja

Supaya anakmu mau terkoneksi dengan komunitas, maka mulailah dari dirimu sendiri dahulu.

Pergilah ke gereja, ikutlah berkomunitas atau pelayananlah disana.

Meskipun perceraian begitu berat dan menyakitkan, meskipun perceraian membuat kamu penuh rasa bersalah, ketahuilah bahwa Tuhan masih menerima kamu apa adanya kamu.

Dia menerima kamu bahkan ketika kamu hancur.

Jadi, datanglah dan bawalah anakmu kedalam hadiratNya dan pengenalanNya. Izinkanlah kalian tetap bertumbuh dalam komunitas yang sehat dan dalam pengenalan yang dalam dengan Tuhan Yesus.

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami