Sebagai
manusia, kita sendiri dilengkapi dengan emosi sehingga dengan itu kita bisa berinteraksi
dengan Tuhan dan orang lain. Dan di satu
sisi, emosi juga bisa mempengaruhi sikap dan tindakan kita. Karena itulah semua
emosi yang kita rasakan hasilnya tak selalu baik. Sebagai manusia, mungkin kita sulit untuk
membedakan mana emosi yang sehat dan yang tidak sehat. Karena itulah kita perlu mengidentifikasinya lewat beberapa cara ini:
1. Mengenali akar masalahnya
Emosi bisa muncul
karena reaksi terhadap keadaan di sekitar kita dan juga bisa muncul dari diri kita sendiri. Misalnya, emosi dari masalah yang belum terselesaikan.
Perlu mengidentifikasi
apa yang sebenarnya terjadi saat emosi kita meledak. Kalau reaksi kita malah berlebihan,
maka tanyakanlah diri sendiri dari mana emosi itu berasal. Dengan mengenali
akar masalahnya, kita akan lebih mudah untuk bereaksi dengan respon yang tulus dan sehat.
“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.” Efesus 4: 26
2. Kenali motif dari emosi kita
Apakah kita
punya motif atau tidak, kita bisa saja memanfaatkan emosi kita untuk
memanipulasi orang lain. Misalnya, kita bisa pura-pura menangis untuk mendapatkan perhatian dari orang lain.
Tuhan sangat benci dengan orang yang berpura-pura, bahkan dihadapanNya. Karena itulah kita harus mengenali motif sebenarnya dari emosi yang kita hasilkan.
Ingat emosi yang dibuat-buat dengan emosi yang tulus dari hati itu sangat mudah dibedakan.
“Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.” (Efesus 4: 25)
Baca Juga :
Waktu Lagi Stress dan Gak Tahu Harus Gimana, Ambil Waktu Doakan Tiga Hal Ini…
Mengenal Penyakit Autoimun yang Buat Ibu Mikha Tambayong Meninggal, Ini Sebab & Jenisnya
3. Identifikasi apakah emosi itu berasal dari Tuhan atau hanya perasaan duniawi semata
Yesus mengekspresikan
kemarahan dan kesedihanNya saat menyaksikan bait suci Allah digunakan untuk bisnis. Dia bernar-benar menunjukkan kemarahanNya saat itu.
Hal serupa
juga bisa kita alami, dimana sebagian dari kita mungkin marah karena
ketidakadilan yang terjadi. Emosi kemarahan itu jelas muncul dari rasa peduli
kita kepada orang lain. Meskipun gak ada yang salah dengan itu, tapi kita juga
perlu mengontrol rasa marah tersebut dan menggunakannya dengan bijak. Kita harus
berhati-hati supaya kita kemarahan kita tidak melebihi apa yang disampaikan oleh firman Tuhan.
Alkitab
sendiri memberikan kita tuntutan cara untuk menentukan mana emosi yang berasal dari Tuhan dan yang bukan.
“Siapa mengolok-olok orang miskin menghina
Penciptanya; siapa gembira karena suatu kecelakaan tidak akan luput dari hukuman.” (Amsal 17: 15)
“Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang
baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil,
mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” (Mikha 6: 8)
4. Emosi karena kondisi fisik
Saat emosi kita
berpengaruh terhadap kondisi fisik, kita perlu belajar untuk menghadapinya dengan cara yang berbeda.
Ada beberapa tanda kalau emosi kita mungkin mempengaruhi kondisi fisik. Misalnya:
Kalau ternyata
kamu merasa emosi ini akhirnya berdampak buruk terhadap kesehatanmu, jangan ragu
untuk berkonsultasi dengan ahlinya. Minta tips atau cara penanganan yang tepat untuk
mengatasi emosi-emosi yang kamu hadapi. Atau mintalah pertolongan dari Tuhan dengan merenungkan ayat firman yang mampu menguatkanmu.
“Ya, TUHAN, lihatlah, betapa besar ketakutanku, betapa
gelisah jiwaku; hatiku terbolak-balik di dalam dadaku, karena sudah melampaui
batas aku memberontak; di luar keturunanku dibinasakan oleh pedang, di dalam rumah oleh penyakit sampar.” (Ratapan 1: 20)
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai
sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang
diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yohanes 14: 27)
5. Kenali kebiasaan dan pola hidup yang kita jalani
Masing-masing
kita pasti akan meresponi situasi atau keadaan dengan cara yang berbeda. Misalnya, saat macet di jalan, ada saja yang marah-marah dan ada juga yang diam tenang.
Tapi dengan
mengenali pola atau kebiasaan emosi kita bisa membantu mendeteksi apakah emosi itu baik atau tidak.
Ada beberapa indikasi yang bisa mendeteksi emosimu, seperti:
Kabar
baiknya adalah Tuhan siap menghancurkan benteng emosi yang tidak sehat ini. Dia akan memberikan kebebasan bagimu. Hanya mintalah supaya Dia membantumu.
“Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku.” (Mazmur 34: 4)
“Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak
akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan
keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena
keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu
kehendaki.” (Galatia 5: 16-17)
Bagaimanapun
emosi itu adalah anugerah dari Tuhan yang patut kita syukuri. Tapi sudah jadi
tugas kita untuk mencurahkan emosi yang kita punya dengan cara yang tepat, di tempat
yang tepat dan dengan bentuk yang benar.