Berakhirnya masa lajang dan memiliki seseorang di samping
kita, adalah hal yang sangat menyenangkan.
Meski demikian, menjalani hidup dengan orang lain seumur hidup
itu nggak mudah, apalagi berbeda prinsip dan kebiasaan. Terkadang hal itu
membuat kita sampai mencari teman cerita dan mendengarkan petuah-petuah alias
nasihat. Entah itu dari mertua, orangtua atau teman-teman kamu yang sudah menjalani
pernikahan cukup lama.
Meski butuh orang lain untuk
bercerita, kita juga harus bijak untuk menyaring apa yang perlu didengar dan
direnungkan.
Karena dalam aspek kehidupan ini, apa yang berhasil untuk
orang lain belum tentu berhasil bagi semua orang, apalagi bagi pasanganmu.
Misalnya:
1.
Happy Wife berarti Happy Life
Sebagai suami, pasti pernah dengar kata-kata ini kan?
Jangankan sudah jadi suami, malah ketika kamu masih lajang pun, kalimat ini
sudah disuarakan oleh banyak orang, mungkin orangtuamu salah satunya. Ungkapan
ini seperti menyuruh kamu harus mengutamakan kebutuhan istri kamu sebagai
satu-satunya thermometer untuk suhu kebahagiaan rumahmu.
Sayang sekali, kalimat ini nggak sepenuhnya benar. Tuhan
meminta kamu untuk mengasihi istri dan kita juga
disuruh untuk mengutamakan kebutuhan orang lain.
Tapi nasihat untuk selalu menyenangkan
istri hanya membuat pria itu adalah kepala keluarga
yang pasif dan membuat wanita atau istri menjadi dominan.
Sepertinya nggak sehat kalau pernikahan adalah tentang apa
yang istri butuhkan dan kehendaki.
Jika kamu ingin memiliki pernikahan yang bahagia, maka
belajarlah saling menghormati satu sama lain, menghargai dan pandanglah bahwa
pernikahan itu bukan tentang dia atau kamu tetapi tentang "kalian
berdua."
"Bagaimanapun
juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu
sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya." (Efesus 5:33)
2.
Wanita adalah mahluk yang emosional sementara pria adalah visual
Entahlah, kalimat ini sudah tersebar di pikiran semua orang.
Tertanam sehingga memandang wanita sebagai orang yang emosional sementara pria
adalah visual.
"Pria
itu visual, jadi nggak heran kalau mereka suka dengan seks dan bernafsu
terhadap wanita lain yang cantik. Sementara wanita emosional, maka mereka
selalu menciptakan drama, berurusan dengan emosi yang nggak terkendali, dan
membuat keputusan berdasarkan emosi mereka."
Mungkin itulah yang kamu pikirkan tentang hal ini. Tetapi apa
yang harus kamu ketahui dengan baik adalah bahwa dalam pernikahan yang sehat,
perempuan harus sengaja mengambil tanggung jawab atas kehidupannya dan apa yang dia lihat
juga.
Pria juga demikian, harus belajar gimana terhubung dengan perasaan dirinya dan mengekspresikan
diri mereka kepada istri dengan cara yang sehat.
Keduanya harus seimbang. Suami harus bisa merasakan emosional
dan istri harus visual seperti suami serta belajar untuk tetap menghormati
Tuhan dalam cara keduanya mengelola hal itu.
Jangan digunakan secara sembarangan dan harus dikontrol dalam
kasih.
Artikel Terkait :
5 cara Ini Tak Disangka Bisa Bikin Pasanganmu Makin Sayang Padamu
3.
Pasangan yang sudah menikah, harus tetap pergi berkencan setiap malam minggu seperti masa pacaran
Memang sih, kamu dan pasangan harus punya waktu berdua, menghabiskan waktu dan lebih intim tanpa gangguan dari anak atau kerjaan.
Tapi bukan berarti harus pergi dan berkencan setiap malam minggu kan? Sayang duitnya.
Kalau mau nonton, mending menonton di rumah bersama suami, dan anak-anak. Itu jauh lebih seru.
Kalau memang mau nonton bioskop, beri jadwal untuk keluargamu. Sekali sebulan, misalnya.
Itulah 3 nasihat yang jangan ditelan mentah-mentah. Dipikirkan
dulu, baru deh dilakukan. Jangan salah, nasihat-nasihat yang buruk bisa merusak cara pikirmu dan merusak pernikahanmu loh!
Untuk mendapatkan nasihat yang jauh lebih terjamin, maka berdoa dan membaca Alkitablah. Kamu bisa menemukan nasihat di sana, tanpa curiga. Nasihat-nasihat dari Tuhan jauh lebih terjamin dan memberi damai sejahtera yang tak bisa di dapat dari dunia ini.
Sumber : berbagai sumber