Alami Penyiksaan dari ISIS, Orang-orang Suriah Ini Pilih Terima Yesus
Sumber: Metro Voice

Internasional / 8 February 2019

Kalangan Sendiri

Alami Penyiksaan dari ISIS, Orang-orang Suriah Ini Pilih Terima Yesus

Lori Official Writer
4304

Orang Kristen Suriah mengisahkan perjalanan keyakinan mereka menjadi Kristen setelah menyaksikan kebrutalan kelompok teroris ISIS di negaranya.

Farhad Jasim (23) adalah salah satu diantaranya yang menyampaikan kesaksian soal perjalanannya percaya pada Yesus. Kepada NBC, Jasim mengisahkan kalau dia ditahan selama enam bulan oleh kelompok ISIS. Dia ditangkap karena tak tahu dasar-dasar ajaran agamanya. Selama dipenjara, dia disiksa dan dipaksa membaca kitab suci keyakinan kelompok ISIS.

“Setelah aku menyaksikan kebrutalan mereka dengan mata kepalaku sendiri, aku mulai berpikir skeptik dengan kepercayaanku,” ucap Jasim, seperti dikutip dari Christianpost.com.

Setelah mendengar tentang Gereja Brethren, yang baru dibuka pada bulan September dan merupakan bagian dari denominasi yang berasal dari Jerman di abad ke-18, Jasim memutuskan untuk mendatangi gereja itu.

“Tak butuh waktu lama untukku menemukan kalau agama Kristen adalah agama yang aku cari,” terangnya.

Baca Juga :

Pasca Serangan Bom Gereja, Filipina Berjanji Buru Kelompok Terorisme Sampai Tuntas

Open Doors Klaim 50 Juta Orang Kristen Tiongkok Alami Penganiayaan


Sayangnya, setelah mengetahui dirinya masuk Kristen. Seluruh keluarga Jasim menolaknya. Meski begitu, dia berharap suatu saat nanti orang-orang yang dicintainya akan percaya Yesus.

Sementara Firas, seorang petani berusia 47 tahun menyampaikan kalau dia masuk Kristen setelah dipenjara oleh ISIS selama dua tahun. Dia masih ingat bagaimana para militan meneror siapapun yang tidak patuh dengan aturan agama mereka. “Aku melihat para lelaki dan remaja belasan tahun dicambuk di jalan-jalan karena mereka ketahuan merokok. Aku melihat mayat-mayat anak muda laki-laki dilempar dari gedung-gedung tinggi karena ketahuan gay,” kata Firas.

Dia menambahkan, kalau memang surga hanya untuk kelompok ISIS dan kepercayaan mereka, Firas mengaku lebih memilih neraka. “Aku akan memilih neraka untuk diriku sendiri daripada kembali bersama mereka di tempat yang sama, bahkan kalau (kepercayaan ISIS) itu adalah surga.”

Omar (38), yang bekerja sebagai administrator gereja menyampaikan kalau sebelum ISIS mengambil alih wilayah itu, orang-orang dilarang keras berpindah agama. Karena itulah bagi siapapun yang ketahuan pindah agama, mereka akan berhadapan dengan ISIS.

“Sebagian besar orang-orang di sini bertobat atau datang ke gereja karena apa yang dilakukan ISIS kepada mereka dan keluarga mereka. Tidak ada yang dipaksa bertobat. Senjata kami hanyalah doa, menyebarkan kasih, persaudaraan dan toleransi,” terang Omar.

Pasca tumbangnya kekuasaan ISIS di Suriah, pertumbuhan Kristen di Suriah mulai terjadi. Saat ini, diperkirakan umat Kristennya sudah mencapai 4.6%, sebagaimana dikutip dari laporan Aid to Church in Need. Selain itu, sekitar 700.000 orang Kristen diyakini telah meninggalkan Suriah sejak perang saudara dimulai pada tahun 2011 lalu.

Bulan Desember 2018 lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan kalau pasukan AS akan mundur dari Suriah. Amerika sendiri mengklaim sudah menang melawan ISIS.

“Kami telah menang melawan ISIS. Kami telah mengalahkan mereka dan kami telah mengalahkan mereka dengan buruk. Kami telah mengambil kembali tanah itu dan sekarang saatnya untuk pasukan kami kembali pulang,” terang Trump.

Sumber : Christianpost.com/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami