Asher
Samson, seorang Kristen Pakistan yang berjuang untuk tinggal di Inggris, telah
dideportasi kembali ke negara asalnya. Samson, yang didukung oleh ribuan orang
Kristen, berusaha membuat pemerintah Inggris mengizinkannya tinggal setelah
diancam eksekusi oleh para ekstremis agama mayoritas di negara asalnya.
Orang yang membimbing Samson secara rohani selama ini, Pendeta Lorraine Shorten, mengirimkan info terkini kepada para pendukung Samson.
"Kami sangat sedih untuk memberi tahu
para pendukung kami bahwa Asher Samson dideportasi kembali ke Pakistan di bawah
naungan kegelapan dalam penerbangan yang tidak disewa pada Rabu malam. Dia
tidak diberitahu tentang hal ini oleh pihak Home
Office. Dia belum melakukan wawancara dengan Home Office untuk menggambarkan atau mendalihkan kasusnya," tulis Shorten.
"Ini benar-benar kecurangan dari pemerintah
Inggris," kata Shorten. "Asher sekarang kembali ke titik awal dan hidupnya dalam bahaya.
Setiap hari ada laporan berita tentang orang-orang Kristen di Pakistan yang
dianiaya dan dibunuh karena agama mereka."
Samson telah ditahan dua kali dalam beberapa minggu terakhir ketika otoritas Inggris berusaha mengirimnya kembali. Mereka awalnya mengirimnya pulang pada 14 Desember, tetapi Samson menolak untuk pergi.
Baca Juga: Bebas dari Hukuman Mati Kasus Penodaan Agama, Asia Bibi Ke Luar Pakistan Mencari Suaka
Dalam sebuah wawancara dengan The Independent,
Samson berbagi bahwa dia "tidak punya siapa-siapa dan tidak punya tempat
untuk pergi" di kota asalnya Abbottabad. "Jika mereka mengirim saya
kembali, hidup saya akan benar-benar dalam bahaya. Saya sangat takut,"
ujar Samson. "Orang-orang tahu siapa saya, mereka tahu saya seorang
Kristen dan mereka telah melihat saya di media sosial."