Dinding Masjid dan Gereja Di Jakarta Saling Menempel, Ini Rahasia Dua Umat Bisa Beriringan
Sumber: http://cdn2.tstatic.net/jakarta/foto/ban

Nasional / 10 January 2019

Kalangan Sendiri

Dinding Masjid dan Gereja Di Jakarta Saling Menempel, Ini Rahasia Dua Umat Bisa Beriringan

Inta Official Writer
2414

Masjid Al Muqarrabien dan Gereja Protestan GMIST Mahanaim yang bersebelahan berada di Jalan Enggano, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Bangunan gereja dibangun terlebih dahulu pada tahun 1957, sementara setahun setelahnya, barulah masjid dibangun.

Sejak awal, dua bangunan ini memang bersebelahan, bahkan dindingnya saling menempel satu sama lain. Bahkan, dua bangunan ini hanya terpisahkan oleh dinding yang tingginya sekitar 3,5 meter saja. Bukan setahun dua tahun, dua bangunan ini sudah berdiri beriringan selama 60 tahun lamanya. Selain bangunan yang beriringan, toleransi dua umat antara Kristen dan Muslim ini juga terjaga dengan baik.

"Kalau di gereja ada ibadah pas lagi waktu shalat, kita biasa saja shalat. Ibadah di gereja nggak mengganggu, nggak sampai kedengaran sampai masjid," ujar Ustaz Endang Gunarahaja, yang dikutip dari Republika.co.id pada Rabu (9/1) kemarin.

Rahasia yang ada dalam tempat ini adalah dengan sikap yang saling menghormati.

Menurut Endang, manusia sudah selayaknya untuk saling menghormati dan menghargai. Setiap manusia tidak dilahirkan dengan sama,

Selama 60 tahun ini, tidak ada perselisihan yang terjadi dari dua umat ini. Setiap ada ibadah atau hari raya, maka beberapa area masjid akan dipakai sebagai parkir. Begitu pula sebaliknya, ketika umat Islam merayakan perayaan tertentu, maka gereja akan meniadakan atau memundurkan jadwal ibadah.

Selama ini ya baik-baik saja, kami saling menjaga, menghormati, bertoleransi, karena sama-sama beribadah juga," kata Endang.

Pendeta Abritha Indriati Lanyemona Salenda dari Gereja Protestan Mahanaim menjelaskan juga kalau toleransi antar umat beragama sudah ada dalam mereka sejak dua bangunan ini dibangun.

"Berarti sudah puluhan tahun kami hidup berdampingan dengan umat agama lain. Dari pengurus gereja terdahulu sampai sekarang, juga kepada jemaat agar selalu saling menghormati dan bertoleransi," kata pendeta Abritha.

Gereja juga selalu mengimbau agar jemaat untuk saling mengasihi, agar toleransi selalu tercipta dan hubungan semakin harmonis.

Cerita dari Tanjung Priuk ini membuka pikiran kita kalau perbedaan tidak seharusnya menciptakan perpecahan. Sudah puluhan tahun lamanya kedua bangunan ini berdampingan, tanpa ada konflik satu sama lain.

Untuk itu, mari kita selalu mendoakan agar toleransi antar umat beragama terus terjadi di sekitar kita, sehingga terjadi lingkungan yang penuh damai.

Sumber : republika
Halaman :
1

Ikuti Kami