Menegok sejenak
kebelakang sepanjang tahun 2018 ini, ada beragam peristiwa yang terjadi. Ada kabar
sukacita dan ada juga kabar dukacita. Tahun ini tanpa terasa berlalu bersamaan
dengan berpulangnya sejumlah pemimpin Kristen dunia. Beberapa diantaranya merupakan
sosok legendaris yang banyak dikenal umat Kristiani di berbagai belahan negara.
Bukan hanya
pemimpin ataupun penginjil, tapi mereka juga termasuk musisi berpengaruh dalam kekristenan,
orang suci dan juga pendiri lembaga kekristenan serta mantan presiden yang dikenal teguh dalam iman.
Berikut 10 tokoh Kristen dunia yang meninggal dunia di tahun 2018.
1. Edwin Hawkins – 15 Januari 2018
Edwin
Hawkins adalah seorang musisi gospel sekaligus peraih Grammy Award. Dia juga adalah
sosok dibalik lagu legendaris terkenal ‘Oh Happy Day’ yang masih bisa kita dengar sampai hari ini. Dia meninggal diusia 74 tahun.
Edwin
sendiri lahir di Oakland, California. Sejak kecil dia sudah mengenal musik dan kerap tampil bernyanyi bersama keluarga dan juga grup gospel gerejanya.
Bersama Betty
Watson, Edwin mendirikan Northern California State Youth Choir (Paduan Suara Pemuda
Negara Bagian California Utara). Pada tahun 1968 mereka membuat album rekaman Let
Us Go into the House of God. Lagu Oh Happy Day adalah salah satu yang ada di album ini.
Semasa hidupnya, Edwin Hawkins dijuluki sebagai ‘bapak penginjil kontemporer’.
2. Billy Graham – 21 Februari 2018
Billy
Graham adalah penginjil kenamaan dunia. Dia meninggal dengan kondisi damai di
kediamannya di Montreat, North Carolina setelah berjuang melawan berbagai
masalah kesehatan terkait penyakit Parkinson yang dideritanya. Dia meninggal sebulan sebelum dia genap berusia 100 tahun.
Lahir di Charlotte,
North Carolina, Graham menjadi salah satu pengkhotbah yang paling banyak didengar
dan dihormati dalam sejarah kekristenan. Dia adalah sosok yang selalu memproklamasikan
injil kepada 215 juta orang di lebih dari 185 negara dan daerah dan ratusan juta lainnya melalui televisi, video, dan website.
Keluarga Graham yakin bahwa pria yang selalu berapi-api menyampaikan injil ini sudah mendapat tempat terindah di surga bersama Bapa Surgawi. Perjalanan imannya yang begitu panjang dan teguh membuatnya dijuluki sebagai ‘hamba yang baik dan setia’ sampai akhir.
Baca Juga :
3. Keith O’Brien – 19 Maret 2018
Kardinal Keith
O’Brien adalah mantan cardinal Gereja Katolik Inggris yang paling tua. Namun reputasinya
sebagai orang suci harus ternoda setelah dirinya ketahuan memiliki skandal pelecehan seksual ana. Dia meninggal di usia 80 tahun akibat kondisi kesehatan yang memburuk.
Semasa pelayannya
di Gereja Katolik, O’Brien melayani sebagai uskup agung di St. Andrews dan
Edinburgh dari tahun 1985 sampai 2013. Dia bahkan mendapat gelar doctor kehormatan
dan pernah menjadi Bailiff Grand Cross of Honour dan Devotion among the Knights of Malta.
Pada tahun 2013, O’Brien mengundurkan diri menyusul skandal pelecehan seksual yang dituduhkan kepadanya. Meskipun awalnya membantah tuduhan itu, tapi kemudian dia mengaku dan meminta maaf kepada gereja dan korban pelecehan seksual lewat secarik surat.
4. Barbara Bush – 17 April 2018
Mantan ibu
negara Amerika Serikat Barbara Bush adalah salah satu dari dua wanita dalam
sejarah yang menjadi istri dan ibu negara dari presiden Amerika yang meninggal di usia 92 tahun.
Istri
mantan Presiden George H.W. Bush ini adalah seorang advokat pendirikan, pendiri
Yayasan Barbara Bush untuk Literasi Keluarga pada tahun 1989. Di tahun yang sama dia juga menjadi ibu negara.
Barbara Bush
dikenal sebagai wanita yang teguh dengan imannya. Dia juga memiliki kemurahan
hati yang besar bagi banyak orang. Karena komplikasi penyakit yang sudah kronis,
Barbara memutuskan untuk menikmati sisa hidupnya di rumah sampai akhirnya menghembuskan napas terakhir dengan damai.
5. Loren Mead – 5 Mei 2018
Pendeta Loren
Benjamin Mead adalah pendiri dari Alban Institute dan penulis yang aktif menyuarakan tentang gereja lokal. Dia meninggal dunia di usia 88 tahun.
Lahir di
Florence, Carolina Selatan pada tahun 1930, Mead ditahbiskan pada tahun 1955
dan melayani beberapa gereja selama tahun 1950-an dan 1960-an sebelum
mendirikan Alban Institute pada tahun 1974 dan menduduki posisi sebagai pemimpin tertinggi.
Pada saat
dia mengundurkan diri pada tahun 1994, institute itu sudah beranggotakan 8500
orang. Akhirnya institute itu berubah menjadi Alban at Duke Divinity School.
Meski telah meninggal, namun Mead meninggalkan warisan kekal bagi gereja lokal lewat
sederet buku-buku yang berpengaruh bagi perkembangan gereja lokal.
Kita
tentunya turut berduka atas kehilangan kelima tokoh Kristen kenamaan di atas. Tapi
sebagai orang beriman kita percaya bahwa setiap orang punya waktunya masing-masing.
Dan mereka yang sudah kembali lebih dulu sudah menyelesaikan pertandingan
imannya sampai garis akhir. Semoga kita juga bisa seperti mereka, bukan hanya hidup
tetapi menyebarkan kebenaran injil kepada banyak orang dan mewariskan benih
iman yang benar bagi generasi mendatang.