Setiap kita pasti menyadari kalau janji Tuhan
adalah yang terindah. Namun dalam menjalaninya, tidak jarang kita harus jalan
sampai terseok-seok sampai akhirnya bisa menyadari apa yang Tuhan kehendaki dalam kehidupan kita.
Kita juga sudah tahu kalau Tuhan tidak
meresponi perjuangan kita, melainkan juga iman yang kita miliki. Dalam
pelajaran iman, salah satu tokoh yang bisa kita jadikan teladan adalah Hana.
Keinginannya untuk memiliki keturunan, tentang lamanya ia menantikan jawaban
atas doa-doanya menjadikan banyak orang percaya sekarang ini tetap teguh dalam pengharapannya.
Lewat kisahnya, kita jadi mengetahui dengan pasti kemana harus membawa permasalahannya, yaitu pada Tuhan.
"Dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu." (1 Samuel 10).
Pada pasal ini, tertulis bahwa
Hana datang langsung pada Tuhan dengan tangisan. Bertahun-tahun Hana dan
suaminya rutin mengorbankan korban bakaran, bertahan dengan sikap Penina yang sering mengejeknya, tetapi tidak juga ia beroleh keturunan.
Banyak dari kita tidak menyadari
bagian kita. Ketika sudah mengusahakan segala yang terbaik, tetapi tidak juga
sesuai dengan apa yang kita keehendaki, maka ingatlah kalau mungkin itu
bukanlah bagian kita. Seburuk apapun keadaan kita, penyelesaiannya tidak selalu tergantung dari Tuhan.
Seringkali, kita fokus pada
permasalahan yang kita hadapi, bukan kepada Dia yang memegang kendali. Padahal, dalam setiap situasi apa pun, waktu Tuhan adalah yang paling tepat.
"Meskipun ia mengasihi Hana,
ia memberikan kepada Hana hanya satu bagian, sebab TUHAN telah menutup kandungannya." (1 Samuel 1:5).
Ketika membaca ayat di atas,
rasanya Tuhan tega sekali memberikan Hana pencobaan dengan menutup
kandungannya. Setiap kita pasti mengetahui bahwa Tuhan pasti punya rencana yang terindah bagi kita semua.
Rencana Tuhan sudah ada pada kita sejak kemarin, juga
sekarang, bahkan di masa yang akan datang. Waktunya Tuhan selalu tepat.
Samuel harus lahir pada masa yang tepat. Bukan cepat atau lambat. Dan Tuhan mau
Hana berada di tempat yang tepat, dimana Hana harus memiliki kerelaan hati untuk membiarkan Samuel dijadikan sebagai imam oleh Eli.
Ketika membaca kisah Hana ini,
kita menyadari bahwa tujuan Tuhan bagi Hana jauh lebih besar dibandingkan
sekedar keinginannya yang hanya menginginkan seorang anak. Tuhan bertindak dan
punya rencana kalau Samuel akan lahir pada tempat, waktu, dan tahun-tahunnya Tuhan.
Apa permasalahan kita sekarang ini? Apakah itu
hutang yang terus menumpuk? Atau khawatir kalau hari esok tidak akan cukup? Seperti
Hana, setiap kita pasti punya permasalahan. Namun, ketika kita datang kepada
Tuhan dan fokus pada Tuhan saja, maka Ia akan memberikan segala yang terbaik
pada tempat yang tepat dan waktu yang sempurna lewat karya-Nya.
Apakah kamu memiliki pergumulan dengan
kehidupan rumah tanggamu atau masalah hidup lainnya dan rindu pertolongan
Tuhan, yuk hubungi Sahabat24 sekarang juga di SMS/WA 081703005566 atau telp di
1-500-224 dan 0811 9914 240 bisa juga email ke [email protected] atau
lewat Live Chat dengan KLIK DISINI.