The Church of Nativity dipercaya
dibangun di tempat kelahiran Yesus. Perbaikan yang cukup besar pada gereja ini menarik perhatian banyak orang sesaat sebelum hari Natal.
Pemerintah Kota Betlehem berharap
agar perbaikan gereja ini akan mendatangkan lebih banyak lagi pengunjung
sehingga dapat meningkatkan perekonomian di West Bank. Pihak pemerintah juga
berharap agar perbaikan ini dapat berdampak positif bagi orang Kristen di daerah tersebut.
Anton Salman, walikota Bethlehem
mengatakan pada media bahwa bagi beberapa kelompok, tempat ini disebut sebagai 'Tanah Suci', karena konflik dan kesulitan ekonomi.
Rombakan yang terjadi di gereja
ini dimulai sejak tahun 2013. Bertepatan setelah UNESCO menyatakan bahwa The Church of Nativity merupakan salah satu situs warisan dunia.
Harapannya, perbaikan ini akan
selesai di tahun depan. Pihak Palestina yang mengurusi wilayah tersebut
membentuk komite atau para pemimpin Kristen lokal untuk memimpin proyek tersebut. Mereka juga melibatkan perusahaan Italia dalam pembangunan ini.
Ziad al-Bandak merupakan kepala
komite yang mengurusi pembangunan ini. Dirinya mengatakan telah mengumpulkan $
14 juta dari $ 17 juta yang diperlukan. Hampir setengah dari uang tersebut
berasal dari pemerintah Palestina, pebisnis beragama Islam, dan umat Kristen setempat. Sisanya berasal dari donasi asing.
"Ini telah menjadi gereja
yang indah," terangnya. "Setiap orang Kristen di seluruh penjuru dunia akan senang melihatnya sekarang."
Dibangun pada abad ke-5 oleh
Santa Helena di atas gua tempat Maria, Ibu Yesus, melahirkan Sang Juruselamat.
Gereja ini pernah hancur karena dibakar dan dibangun kembali pada abad ke-6 di bawah pemerintahan Byzantine Justinian I.
Setelah bertahun-tahun tidak ada
perbaikan atau pemeliharaan yang cukup, ada banyak kerusakan yang terjadi dalam
gedung gereja ini. Misalnya, atap yang bocor, jendela yang mengalami kerusakan,
juga debu-debu yang menutupi sebagian dari bagian dalam gereja.
Setelah mengalami 5 tahun perombakan,
gereja ini nampak lebih baru.