Salah satu bagian kitab
suci yang suka dikutip untuk kehidupan pasangan yang menikah atau mereka yang
akan masuk ke dalam kehidupan berumah tangga adalah Efesus 5 ayat 22-33.
Terjemahan TB LAI memberikan perikop untuk kedua belas ayat tersebut, “Kasih Kristus adalah dasar hidup suami-isteri”.
Meskipun sering ditulis
atau disampaikan di seminar-seminar keluarga atau konseling pra-pernikahan namun
sayangnya dalam penerapan, ayat-ayat Alkitab ini kerap disalahgunakan atau disalahartikan.
Hasilnya, Efesus 5 ayat 22-23 menjadi senjata untuk menyudutkan salah satu pihak.
Berikut adalah tiga kesalahan yang sering dilakukan pasangan Kristen saat membaca Efesus 5:22-23:
1.
Tunduk sama dengan ketaatan total: Apa yang suami katakan, turuti tanpa bantahan dan pertanyaan.
Pada ayat 22 sampai 24
dituliskan di sana, “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat.
Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.”
Kesalahan saat membaca
ayat Alkitab di sini adalah pihak isteri merasa bahwa ia berada di bawah suami
sama seperti halnya relasi antara atasan dan bawahan. Jadi apapun yang
diperintahkan suami, baik itu salah atau benar, ia harus menaatinya. Bahkan
sekalipun diperlakukan semena-mena, ia harus
menerimanya. Di sisi lain, pihak laki-laki - dalam hal ini suami – juga beranggapan
dirinya adalah pihak yang punya otoritas tertinggi di dalam rumah tangga. Sebagai
kepala keluarga, keputusannya mutlak. Ia tidak perlu mendengarkan apa pendapat
pasangan atau anggota keluarga lainnya. Baginya, isteri tidak punya hak untuk bersuara atau menyatakan isi hati dan pikirannya.
2. Mengasihi isteri sama dengan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga.
Pada ayat 28 dituliskan, “Demikian
juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang
mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.” Kebanyakan suami berpikir, “gue
kerja, gajinya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, itu kan sudah jadi bukti
bahwa gue mengasihi isteri”. Namun benarkah seperti itu? Benar tetapi tidak
sepenuhnya.
Setiap manusia memiliki
kebutuhan dan kita ingin kebutuhan secara jasmani dan rohani, semuanya terpenuhi.
Bagian memberikan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, bagi istri
itu adalah jasmani. Namun, bagaimana rohani?
Isteri yang mana yang
tahan jika setiap hari kesalahan kecil langsung dicaci maki atau suami tidak
pernah mengatakan apapun untuk setiap kebaikan / usaha untuk membuat rumah
mereka bersih dan wangi?
Perkara mengatakan, “Ma,
terima kasih ya sudah bersusah payah menyiapkan makanan untuk sarapan papa”
sepertinya sepele, tetapi ketika itu disampaikan dengan ketulusan, hati isteri
akan berbunga-bunga. Ia akan merasa bahwa ia dihargai dan dikasihi oleh
pasangannya.
3.
Melupakan bagian hubungan Kristus dan jemaat.
Pada ayat 32, Paulus
menuliskan, “Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus
dan jemaat.” Bagian dari ayat ini adalah bagian yang suka dilupakan. Padahal
jika kita memahami ayat ini maka ayat-ayat sebelumnya yang berisikan apa yang
sepatutnya isteri lakukan kepada suami maupun sebaliknya akan mudah untuk
diterapkan.
Hubungan Kristus dan jemaat adalah hubungan yang bukan didasarkan atas paksaan tetapi kerelaan dan pengertian yang benar.
Baca Juga: Efesus 4:32, Ayat Alkitab yang Perlu Kamu Ketahui Agar Pernikahanmu Terus Kuat
Firman Tuhan tidak pernah
salah. Kitalah yang terkadang keliru memahaminya. Di hadapan Tuhan, suami-istri
adalah sama-sama penting untuk memastikan bahwa kehendak-Nya terjadi di atas
muka bumi.
Sumber : Jawaban.Com