Belajar Dari Kisah Hana, Inilah Iman Yang Mengubahkan Segalanya!
Sumber: cbn.com

Kata Alkitab / 11 December 2018

Kalangan Sendiri

Belajar Dari Kisah Hana, Inilah Iman Yang Mengubahkan Segalanya!

Naomii Simbolon Official Writer
13793

"Enak banget sih kamu, kerjanya dari rumah dan bisa bangun kapan saja."


"Halo Naomi, apakah kamu punya waktu untuk bicara? Saya butuh doa nih."

Terbebas dari jam kerja formal mulai dari jam 8 pagi hingga 5 sore, tampaknya kerja di rumah adalah impian bagi banyak orang. Kamu bisa bekerja santai dengan pakaian yang seadanya, dan nggak bakal terjebak macet, polisi, berdesak-desakan di kendaraan umum, bahkan kamu juga bisa mengatur kerjamu sendiri.

Nyatanya bekerja di rumah nggak se-enak yang kita pikirkan, bisa menjadi repot dan bisa menjadi seru karena karena begitu sulit menyeimbangkan kerja dan situasi di dalam rumah.

Meski pun begitu, kita tetap harus ingat di Kolose  3:23-24 dikatakan: "Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia . Kamu tahu, bahwa  dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah Tuan dan kamu hambaNya."

Jadi buat kamu yang bekerja di rumah, mungkin ini bisa kamu lakukan agar apa yang kamu kerjakan tetap terkendali bersamaan dengan urusan rumah ataupun anak-anak :

1. Rangkul dan pertahankan batasan kamu dalam bekerja

Salah satu perjuangan orang bekerja dari rumah adalah merasa bahwa semuanya harus dikerjakan setiap saat dengan sempurna. Berjuang menjadi istri yang baik, karyawan yang terbaik, bahkan mungkin menjadi ibu yang baik.

Kita berjuang untuk memakai topi itu secara bersamaan dengan perasaan yang nggak mungkin. Mencoba untuk mengerjakan pekerjaan, sambil membantu anak untuk mengerjakan PR, lalu angkat telepon dari suami dan lain sebagainya. Rasanya kita tak ada waktu untuk diri sendiri, kita mulai ceroboh dan membuat banyak kesalahan mengenai urusan rumah dan pekerjaan.

Sebaiknya, bikin batasan untuk semua yang kamu kerjakan. Kamu harus hati-hati dan tahu kapan harus bekerja, beresin rumah, urusin anak hingga suami.


2. Kamu harus bikin ruang kerja sendiri

Nah, dengan bikin ruang kerja sendiri akan membuat kamu lebih nyaman. Jadi ketika keluarga kamu melihat kamu sedang bekerja di ruang kerjamu, itu berarti mereka nggak bisa diganggu kecuali sesuatu yang sangat darurat.

Latih dan beritahulah keluarga kamu dengan hal itu. Mungkin pada awalnya, keluarga kamu akan menyalakan TV dan mengajak kamu ngobrol ketika kamu sedang sibuk bekerja. Tetapi ketika mereka sudah tahu, maka mereka akan mulai mengerti akan pekerjaan kamu.

3. Atur jam kerja kamu

Jangan terlalu sibuk dengan pekerjaanmu sampai semuanya kamu abaikan ya.

Sebaiknya atur jam kerjamu, pastikan semua urusan rumah dan anak-anak sudah beres baru bekerja.

Manfaatkan semua slot waktu yang ada untuk bekerja.

dan yang paling penting, kamu harus tetap memiliki waktu berkumpul dan liburan bersama keluargamu. Jangan senin sampai sabtu kamu habiskan untuk bekerja selama bertahun-tahun tanpa liburan atau sekedar nonton bersama anggota keluarga.


Memiliki jam kerja yang fleksibel bukan berarti kamu bisa seenaknya menelantarkan pekerjaan rumah demi itu. Ingat, kamu adalah orang Kristen yang dewasa yang seharusnya mengerti tanggung jawab dan prioritas.


Pernah dengar Hana ibunya Samuel yang ada di Alkitab?

Kisah Hana adalah salah satu kisah yang paling terkenal dengan imannya yang luar biasa di dalam Alkitab.

Kerinduannya untuk memiliki anak dan menunggu waktunya membuat dia tertulis di Alkitab, mulai dari 1 Samuel bab 1-2.

Di Alkitab diceritakan bagaimana Hana mandul dan merasa malu sekali dengan keluarganya. Karena dalam keluarganya, anak-anak dihitung sebagai berkat dari Tuhan.

Kemandulannya adalah beban yang sangat sulit bagi siapa pun, bagi pasangan mana pun.

Mungkin di zaman sekarang, ada banyak pasangan yang sedang mengalami kejadian Hana. Entah itu anak, pasangan hidup dan lain sebagainya.

Apakah kamu juga mengalami hal yang sama?  Berjuang menahan rasa malu karena belum memiliki anak sekian tahun pernikahan atau tak kunjung mendapat pasangan hidup dan menikah padahal usia kamu sudah cukup mapan bahkan terbilang tua dibanding yang lainnya?

Nah,  lewat kisah Hana ini bisa kita bisa belajar beberapa hal agar iman kita pun semakin kuat sampai saat-Nya.

1. Hana tahu ke mana dia harus membawa masalah-masalahnya, yaitu langsung ke Tuhan

" ...dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu." (1 Samuel 1:10)

Dalam pasal ini, dituliskan bagaimana Hana datang kepada Allah dalam keterpurukannya. Ketika istri Elkana yang lainnya yaitu Penina mengolok-oloknya, dia menjadi sangat terpuruk dan putus asa , dan berdoa dengan tersedu-sedu.

Terkadang situasi rasanya nggak berpihak kepada kita tetapi bagaimana pun kita harus kembali kepada Tuhan karena Dialah Sang empunya waktu itu.

Jika kita baca di ayat 5 dan 6 maka disana dikatakan bahwa Allah sudah menutup rahim Hana, itu berarti Hana sudah tak bisa lagi melahirkan atau memiliki anak. Tampaknya sesuatu yang kejam yang Allah lakukan, tetapi kebenarannya bahwa Allah memiliki tujuan di balik semua itu.

Allah pada akhirnya memberikan Hana anak dan dia hamil lagi. Hana melahirkan Samuel persis pada saat yang penting dalam sejarah.

Sampai akhirnya Tuhan memakai hidup Samuel dengan hebat.

Demikian dengan kita, apapun yang sedang terjadi Allah ingin kita datang kepada-Nya sebab waktunya adalah waktu yang tepat.

2. Dalam kehancuran dan kesakitannya, Hana tetap mempercayai kekuatan dan kemampuan Allah untuk melakukan sesuatu yang besar

"Kemudian bernazarlah ia, katanya: "TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya." (1 Samuel 1:11)

Ini bukan cuma sekedar doa dan teriakan.  Hana sangat percaya bahwa Tuhan mampu melakukan mukjizat yang dia minta. Dia tahu bahwa Tuhan adalah satu-satunya yang bisa mendengar doanya dan memberikan jawaban atas kerinduan hatinya. Hana adalah wanita yang suka berdoa.

Dan seharusnya kita melakukannya, kita harus suka berdoa dan berteriak kepada Tuhan dalam kehancuran hati kita. Tak peduli bagaimana penampilan kita, apa yang dipikirkan orang tentang kita, tetapi kita perlu merendahkan hati untuk datang berteriak meminta bantuanNya.

Memang sulit untuk percaya bahwa semua akan baik-baik saja sementara yang kita rasain justru sebaliknya. Namun bagaimana pun, Hana mengalami hal yang menarik yang sepatutnya kita tiru atas iman dia kepada Allah. Percayalah bahwa waktu Tuhan selalu tepat, berserulah!


Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami