Sebagai orang percaya, kita
sering tidak mengetahui bagaimana meresponi depresi dan putus asa. Kita yang
sudah tahu kebenaran, bahwa Tuhan akan memberikan sukacita dan kemenangan yang
kekal sering diartikan bahwa kehidupan yang tengah dijalani ini akan selalu berjalan dengan mulus. Kenyataannya, tidak demikian.
Ada saat dimana kita lelah dengan
segala hal yang terjadi. Kita tidak tahu harus berbuat apa, bahkan hal ini membuat kita sulit tidur, dan menyerah.
Terlebih buat kita yang terlibat dalam pelayanan gereja. Kita nggak mau kelihatan lemah di depan banyak orang. Kehidupan seorang pelayan Tuhan tidak selalu penuh dengan sukacita. Sebagai manusia, kita bisa saja merasakan hal-hal buruk di atas.
Baca juga: Sering Skip Saat Teduh Karena Sibuk Atau Malas, Usir Alasanmu Dengan 4 Cara Ini!
Depresi sendiri sering diartikan
sebagai sebuah kondisi yang menggambarkan kesedihan terus-menerus.
Karakteristiknya beragam. Bisa menyebabkan perasaan yang tidak karuan, sulit
tidur, sering merasa bersalah, kehilangan nafsu makan, bahkan sampai berpikiran untuk bunuh diri.
Depresi bisa membuat jarak antara
kita dan Tuhan, juga pada sesama. Karenanya, Alkitab sendiri banyak membahas tentang kondisi depresi ini.
Lantas, bolehkan kita tetap melayani di gereja sementara kita sendiri merasa butuh untuk dilayani?
Jawabannya. Harus. Hal ini nggak
cuma kita yang merasakan. Rasul Paulus juga pernah mengalaminya. Dalam 2
Korintus 12, Rasul Paulus menceritakan pengelihatan yang ia alami dan bagaimana ia diangkat ke Firdaus.
Sekembalinya Rasul Paulus dari
pengalaman tersebut, ia sangat terpesona atas apa yang dilihatnya, namun ia
tidak bisa mengatakan apapun tentang hal ini. Karena apa yang dilihatnya
itulah, ia mengatakan kalau Tuhan memberinya duri dalam daging untuk tetap rendah hati.
Sebanyak tiga kali Rasul Paulus
meminta Tuhan untuk mengambil duri itu, tetapi Tuhan tidak melakukannya. Tuhan
jutsru berkata kepada Paulus, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." (2 Korintus 12:9a).
Inilah yang kemudian membuat
Rasul Paulus menyimpulkan, "Karena itu aku sennag dan rela di dalam
kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.” (2 Korintus 12:9b-10).
Depresi seharusnya nggak membuat kita mundur
dalam melayani. Sebab ketika kita percaya bahwa diri kita kuat, maka kita akan
cenderung melayani dengan kekuatan kita sendiri. Rasa depresi yang kita alami justru akan membuat kita jadi merasakan kelemahan kita.
Pada titik itulah yang merupakan tempat yang
indah buat kita karena kita akan percaya pada kekuatan Tuhan, bukan kekuatan
diri sendiri. Justru ketika kita melayani dalam keadaan ini, kita jadi berserah pada Tuhan dan menyadari karya Tuhan dalam kehidupan kita.
Namun, tentu saja ada waktunya buat kita mundur
dari pelayanan sesaat. Mintalah orang lain yang menggantikan posisi kita selagi
kita sedang memulihkan diri sendiri. Gereja adalah tubuh yang utuh dan
terkadang ada bagian tubuh yang perlu bekerja dengan keras sementara bagian tubuh lainnya sedang dalam masa pemulihan.
Saat kita merasakan depresi, ada
baiknya kita mendatangi seorang teman seiman yang dewasa secara rohani,
pendeta, atau konselor. Sahabat24 bisa menjadi salah satu tempat yang kita tuju
saat merasakan depresi. Yuk
hubungi Sahabat24 sekarang juga di SMS/WA 081703005566 atau telp di 1-500-224
dan 0811 9914 240 bisa juga email ke [email protected] atau lewat Live Chat dengan KLIK DISINI.