Selain kesediaan hati yang mau
melayani, kita juga harus belajar untuk menjadi pelayan Tuhan yang baik. Salah
satu cara belajar yang baik adalah dengan mendengarkan. Begitu pula pelayan atau pendeta. Mereka akan tahu kebutuhan kita kalau kita mau bertanya kepada mereka.
Kita sering abai dengan kehadiran pendeta dan
menganggap mereka hanya sekedar sebagai orang yang berkhotbah. Padahal, mereka juga mengharapkan 3 hal ini terucap dari mulut kita, lho.
1. Saat kita berkata tidak paham dengan isi Alkitab
Memahami isi Alkitab memerlukan hikmat.
Seringkali kita mengabaikan hal-hal yang tidak kita pahami tentang Tuhan dan
isi Alkitab. Rasanya salah untuk mempertanyakan isi Alkitab tertentu. Padahal, pendeta bukanlah hanya seorang pengkhotbah.
Setiap mereka sudah dibekali dengan pemahaman
Alkitab di sekolah teologia, banyak buku, dan pengalaman-pengalaman dalam
kehidupannya. Dalam mencari tahu isi dari Alkitab, akan jauh lebih baik ketika
kita bertanya secara langsung dibandingkan dengan mencari-cari tahu pemahaman dari orang lain yang belum tentu sesuai dengan kebenaran Alkitab.
Pendeta memahami kalau untuk memahami isi
Alkitab bukanlah perkara yang mudah, sehingga mereka akan cenderung
mendengarkan dan memberikan jawaban secara perlahan kepada kita. Jadi, ketika kita
merasa ada isi Alkitab yang kurang dipahami, jangan takut untuk bertanya. Sebab
inilah salah satu langkah yang baik untuk mendapatkan kehidupan spiritual yang jauh lebih sehat.
2. Utarakan saat kita tidak setuju dengan pandangan pendeta
Ketika kita mendengar khotbah, terkadang ada
waktu dimana kita tidak sepaham dengan apa yang diucapkan oleh pendeta. Ketika
kita tidak setuju dengan apa yang disampaikan oleh pendeta, rasanya sulit untuk
mengutarakannya. Tidak jarang juga kalau kemudian hal ini membuat kita mempersalahkan pemikiran dari pendeta ini di ‘belakang’nya.
Kebanyakan dari kita akan menahan diri untuk
tidak mengutarakan pemikiran kita saat tidak setuju. Padahal, berdiskusi
tentang hal yang tidak kita setujui pada pendeta akan membuka pikiran kita
menjadi lebih luas sekaligus membangun hubungan yang baik dengannya dibandingkan dengan membicarakan mereka dibelakang atau menggosipi mereka.
3. Mengucapkan penghargaan atas pelayanannya
Kebanyakan dari kita melihat
pendeta di panggung, berkhotbah, memberi pengumuman tentang kegiatan gereja
setiap hari Minggu. Tetapi, kita tidak melihat apa yang mereka kerjakan pada Senin sampai Sabtu.
Pada hari-hari itu, mereka bertemu dengan jemaat, memimpin pertemuan, mengawasi anggaran, mengetik banyak program dan banyak kegiatan lainnya. Seorang pendeta tidak hanya bertugas untuk memberi khotbah, melainkan juga menjadi seorang penasihat keuangan, manajer operasional, bahkan sampai petugas kebersihan.
Sebagai manusia, kita pasti suka
saat ada orang yang mengapresiasi apa yang kita kerjakan. Begitu pula dengan
pendeta. Ambillah sedikit waktu untuk menyatakan penghargaan kita atas setiap
hal yang dilakukan oleh pendeta, yang biasanya tidak banyak orang yang memperhatikannya.
Terakhir, ucapkanlah terima kasih
atas pelayanan mereka. Mereka telah menyerahkan kehidupannya untuk menuntun
domba-domba yang tersesat. Rasa terima kasih merupakan hal yang paling berharga
yang bisa kita berikan pada
pendeta.