Aku bukanlah terlahir dalam
sebuah keluarga yang berkecukupan. Malah sebaliknya, aku hanya punya Mama yang
mau bekerja keras dengan mengumpulkan limbah-limbah plastik untuk kelangsungan hidup kami. Buatku, Mama adalah pribadi yang luar biasa dan sempurna. Aku sangat mengasihinya.
Ketika aku mulai beranjak dewasa, kehidupan
kami mulai membaik. Aku dan Mama tidak lagi harus mengumpulkan sampah-sampah
bekas. Aku bisa bersekolah. Semuanya nampak baik bagiku. Sampai pada akhirnya aku mendapatkan sebuah kabar yang mengubahkan kehidupanku selamanya.
Mama mau menikah lagi
Aku mau kasih sayang Mama secara utuh, tidak
terbagi oleh orang lain. Terdengar kabar kalau Mama memang mau menikah kembali.
Awalnya, aku mencoba untuk mengatakan kalau hal ini tidak mungkin benar. Sampai akhirnya aku melihat sendiri kedekatan Mama dengan sosok pria lain.
Aku katakana kepada Mama, agar ia tidak menikah
lagi. Kan ada aku, ucapku. Tanggapan Mama tidak seperti dugaanku, ia justru
marah kepadaku dan mengatakan hal yang paling membuatku terluka. Ia bilang, ia
jauh membutuhkan sosok pria tersebut dibandingkan aku. Kalau aku tidak mau
menerima pria tersebut, Mama mau aku pergi dari rumah. Aku diusir oleh Mamaku sendiri.
Kehilangan Mama, kucoba untuk bunuh diri
Dengan segera, aku mencari kos-kosan untuk
tinggal. Beberapa hari setelah kemarahan Mama, aku tidak bisa tidur. Aku
depresi sampai berpikir untuk bunuh diri. Aku meneguk banyak obat nyamuk. Aku ingin mati. Tapi tidak, aku tak mati.
Setelah aku membuka mata, aku berada di rumah
sakit, dimana aku mendapati Ibu Kos yang mengkhawatirkan kondisiku. Dari situ,
aku mencoba untuk melupakan segalanya. Aku coba untuk melupakan perbuatan mama dan melanjutkan kuliahku.
Bertemu dengan teman-teman sebagai pengisi kekosongan hatiku
Kehilangan orang tua ternyata membuat hatiku
sangat kosong. Ada masa dimana aku membutuhkan sosok yang mengasihi, yang perhatian dan mau bersama-sama dengan aku. Pribadi ini ada pada pacarku.
Apa yang aku butuhkan, semuanya kudapat
darinya. Agar bisa mengisi kekosongan tersebut, aku rela memberikan apa yang ia
butuhkan. Apa pun. Termasuk tubuhku ini. Kami tidak menjalani sebuah hubungan yang kudus.
Perjumpaan dengan keluarga rohani yang mengubahkanku
Aku mengenal sosok Kak Kaleb sejak lama. Ketika
ia mengetahui aku menjalin hubungan dengan pasanganku ini, ia mengatakan kalau hubungan kami tidak beres. Ia minta waktu untuk bercerita di kemudian hari.
Aku sendiri tahu kalau hubungan ini tidak
benar. Ingin rasanya aku keluar dalam hubungan ini, tetapi sangat sulit. Aku
menangis dan mendatangi kediaman Kak Kaleb. Aku menceritakan semuanya. Aku bisa merasakan kalau mereka juga ikut sedih mendengar ceritaku ini.
Tidak sekalipun mereka mengatakan kalau
perbuatanku ini salah. Sikap hidup keluarga Kak Kaleb, serta istri dan
anak-anaknya lah yang justru membuatku ingin untuk menjadi seperti mereka. Aku
bisa melihat damai sejahtera dan sukacita hadir ditengah-tengah keluarga mereka.
Sejak saat itu, kuputuskan untuk tinggal
bersama dengan keluarga Kak Kaleb. Aku memutuskan hubunganku dan lingkaran
pertemanan lamaku. Kuperbaiki hubunganku dengan Mama. Aku hidup sebagai seorang Rina yang baru. Pribadi yang mau dengar-dengaran dengan Kristus.
Aku percaya, kalau ketika kita tidak memiliki
telinga yang mau mendengar, waktu orang lain tidak peduli, saat tidak ada tangan
yang terbuka, dan tidak ada mata yang mau mendengar, Tuhan akan selalu ada buat
kita. Kasih Kristus itu tidak menuntut, Ia ada buat setiap orang yang mau datang padaNya.
Sumber : solusi