Missionaris asal Amerika John Allen Chau yang bertualang sendiri
sebuah pulau terpencil di Pulau Andaman, India meninggal dunia setelah dibunuh oleh
seorang pria dengan panah minggu lalu. Sebelum meninggal, pria yang bertujuan untuk
menjangkau penduduk pulau kecil ini menulis pesan kepada orangtuanya supaya mereka
mengampuni pembunuhnya. Dia juga meminta supaya seluruh keluarganya tidak marah kepada Tuhan.
Berdasarkan beritanya, Chau ditembak oleh seorang suku Sentinel tak lama setelah tiba di pulau itu. Dia lalu dibawa oleh orang-orang suku dalam
kondisi luka. Namun dalam pencarian, pihak pemerintah India yang bekerja sama dengan pihak antropolog masih terus mencari keberadaannya.
Dia pun menitipkan selembar surat untuk diberikan kepada orangtuanya. Di dalam surat itu, Chau menulis alasan dirinya bertualang ke pulau tersebut. “Kalian mungkin mengira aku gila soal hal ini, tapi aku pikir pantas untuk menyatakan Yesus kepada penduduk di tempat ini,” tulisnya.
Baca Juga :
Tolak LGBT Karena Iman Kristennya, Mahasiswi California Ini Diolok-olok di Kampusnya
Sudahkah Kamu Memperlakukan Non-Kristen dengan Tepat? Begini Caranya Menurut Pendeta Ini
“Tolong jangan marah kepada mereka atau kepada Tuhan kalau aku
terbunuh. Lebih baik, tolong jalani hidupmu dalam ketaatan pada apapun panggilan
Tuhan atas hidupmu dan aku akan bertemu kalian lagi setelah melewati masa ini. Ini
bukan hal yang tak berarti, kehidupan kekal suku ini sudah dekat dan aku tak
sabar untuk melihat mereka ada di tahta Allah dengan beribadah dalam bahasa mereka sendiri seperti yang dituliskan dalam Wahyu 7: 9-10.”
Di akhir suratnya, Chau menyampaikan rasa cintanya kepada semua
keluarganya dan menegaskan bahwa Tuhan adalah pribadi yang harus terlebih dikasihi dari segala hal yang ada di dunia.
“Aku mengasihi kalian dan aku berdoa tidak ada yang lebih kalian
kasihi di dunia ini selain daripada Yesus Kristus,” tutupnya dengan menerakan salam
penutup ‘Soli Deo Gloria’, yang dalam bahasa Latin artinya ‘Segala Kemuliaan Bagi Allah.’
Surat ini tertanggal 16 November 2018, sehari setelah nelayan mengantarkannya ke pulau itu dengan perahu kecil.
Berdasarkan kesaksian nelayan yang menghantarnya, hari ketika
Chau ditembak dengan panah adalah kali kedua dirinya datang ke tempat itu.
Setelah hari sebelumnya dia mendapatkan penolakan dari penduduk setempat. Nelayan
itu menyampaikan bahwa dia menyaksikan Chau diseret setelah ditembak oleh suku setempat.
Terkait hal ini, pemerintah Indian menyampaikan jika hal ini
harusnya tidak terjadi. Pasalnya, suku Sentinel di kepulauan Andaman Indian memang
memilih terisolasi dari dunia luar untuk mencegah mereka terinfeksi penyakit.
Hal itu dinilai harus dihormati oleh semua pihak dan membiarkan mereka hidup sendiri
dengan keinginan mereka.