Pendeta Jimmy Evans, seorang
pendeta senior Gateway Church di Southlake, Texas Amerika Serikat menjelaskan
kalau setan menyerang orang percaya dengan dimulai dari pikirannya, nenanamkan
rasa ketakutan, keraguan, kemarahan, dan frustasi sehingga mampu menyakinkan kita bahwa kita tidak layak untuk menerima kasih Tuhan.
"Semuanya dimulai dari
pemikiran; Di Taman Eden, saat setan pertama kali menyerang manusia, ia
melakukannya dengan memerangi pemikiran terlebih dahulu," ungkap Pendeta Jimmy, dilansir dari The Christian Post.
"Sama halnya saat ia
menyerang Yesus; Ketika
si iblis menyerangnya di padang gurun, ia menyerang pikiranNya. Sebagai orang
Kristen, kita terlibat dalam peperangan rohani, dan senjata-senjata peperangan
ini bukanlah yang bersifat duniawi. Itulah sebabnya Roma 12 memberi tahu kita
untuk membiarkan Tuhan mengubah kita menjadi orang yang baru dengan mengubah cara kita berpikir."
Pendeta Jimmy menjelaskan kalau
dalam memperbaharui pikiran seseorang, harus dimulai dari Alkitab dan
benar-benar percaya bahwa Alkitab punya otoritas tertinggi dalam setiap
permasalahan yang kita hadapi. Kemudian, pola pikir kita terhadap sesama, dan hal lainnya akan berubah secara luar biasa.
"Dunia memberitahu bahwa
popularitas, kekayaan, bakat, bahkan keamanan merupakan indikator yang membuat kita sukses," tandasnya.
"Tetapi Alkitab menjelaskan
kepada kita bahwa apa yang membuat seseorang sukses adalah hubungan mereka
dengan Tuhan. Dalam Alkitab, Yesus merupakan contoh orang suksesnya. Namun, di mata dunia, Dia tidak sama sekali berhasil.
Jika kita mengenal Tuhan dan
melayani sesuai dengan apa yang Tuhan berikan dan memperlakukan ornag lain
dengan benar, maka kita akan mencapai kesuksesan itu. Saya mungkin tidak
berpendidikan atau kuat, tetapi hal inilah yang menjadikan kita sukses. Dan
inilah yang membuat Yesus sukses."
Pendeta Jimmy juga mendorong
setiap kita untuk memperbaiki dan memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan.
"Untuk memerangi kelicikan setan, Firman Tuhan harus menjadi standar
tentang bagaimana kita memilih setiap hal yang kita pikirkan," tutupnya.