Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti punya
beragam tantangan dalam menjalankan kehendak Tuhan. Nggak jarang juga kita terjatuh
dalam godaan kedagingan yang justru menjauhkan kita dengan Tuhan. Ada satu
tokoh dalam Alkitab yang juga punya banyak pergumulan saat menjalankan kehendak Bapa. Ia adalah Maria, sang Ibu Yesus.
Lewat kisah Maria, berikut adalah 3 sikap yang bisa kita teladani dari sosok Ibu Yesus ini.
1. Menjaga kemurnian hati
Yesus berkata: "Berbahagialah orang yang
suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah." (Matius 5:8). Seperti
yang kita ketahui, Maria merupakan seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud.
Hal ini cukup menjelaskan kalau Maria bukanlah
pribadi yang mengikuti arus dunia yang tidak mengenal kekudusan. Alkitab banyak membahas kok, kalau sejak dahulu pun, perzinahan sudah banyak terjadi.
Tetapi, Maria mau mempertahankan kehidupan yang
benar dan kudus, dirinya dipakai Tuhan dengan cara yang luar biasa. Dalam
kehidupan kita, ada benih dosa yang sering membawa kita masuk dalam godaan kedagingan.
Selama kita hidup dalam dunia ini, kita akan selalu dihadapkan pada perjuangan untuk bisa hidup benar, suci dan kudus. Sebagai manusia, kita bisa saja jatuh ke dalam dosa. Ketika kita sudah menyadari diri bahwa perbuatan yang kita lakukan adalah perbuatan dosa, maka kembalilah secepatnya pada Tuhan. Sebab lewat pertahanan kita itulah, iblis tidak akan bisa masuk dalam kehidupan kita dan dengan cara inilah Tuhan akan memakai kita dalam perkaraNya yang besar.
Baca juga: Kecantikan Tanpa Karakter Bukanlah Cantik Yang Sesungguhnya. Mari Belajar Dari Ester!
2. Berani setuju pada rencana Tuhan
Saat Malaikat datang ke Maria, dirinya masih
muda, Maria adalah pribadi yang sederhana dan ia adalah seorang perempuan.
Hal-hal di atas ini membuat banyak orang sering berpikiran kalau dirinya tidak cocok untuk dipakai Tuhan.
Bahkan, walau pun Maria sudah mengikuti rencana
Tuhan, kehidupannya pun nggak mudah. Ada harga yang perlu kita bayar atas
setiap rencana Tuhan yang tersedia dalam kehidupan kita. Namun, Maria
mengingatkan kita untuk tetap taat dan melihat segala hal lewat kacamata Tuhan.
3. Ingatlah siapa kita, yaitu hamba Tuhan
Sebagai wanita, Maria menyadari kalau kekuatan
terbesarnya adalah hatinya. Iblis sering datang dan mengintimidasi kita melalui
banyak cara. Lukas 1:38, “Kata Maria : Sesungguhnya aku ini adalah hamba
Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.”
Setelah Malaikat Tuhan datang, Maria tidak lagi
berpikir panjang dan langsung menjawab panggilan Tuhan dengan positif, tanpa
membantah atau tawar menawar. Hal ini karena dirinya punya iman yang teguh,
sehingga ia bisa mengalahkan intimidasi dari iblis yang membuyarkan pikirannya
saat itu.
Lewat teladan-teladan Maria di atas, kita
belajar kalau berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan adalah jalan menuju
kemenangan. Jadi, sudah sejauh mana kita berjalan bersama Tuhan?