Kata Alkitab: Orang Kristen Nggak Perlu Puasa, Benarkah?
Sumber: http://www.nu.or.id/o-client/nu_or_id/pi

Kata Alkitab / 31 October 2018

Kalangan Sendiri

Kata Alkitab: Orang Kristen Nggak Perlu Puasa, Benarkah?

Inta Official Writer
2905

Menurut wikipedia, puasa adalah tindakan sukarela dengan berpantang dari makanan, minuman, atau keduanya, perbuatan buruk dan dari segala hal yang membatalkan puasa untuk periode waktu tertentu. Kegiatan puasa sejak dikenal sejak jaman dahulu untuk mendekatkan dirinya kepada Tuhan.

Kuasa dari puasa sendiri sudah banyak kita saksikan. Karena puasa, beberapa orang bersaksi telah sembuh dari sakitnya, juga ada mereka yang akhirnya mendapatkan sesuatu sesuai dengan keinginan mereka. Biasanya, puasa sendiri dianjurkan oleh pohak-pihak gereja untuk mendukung program tertentu. Lantas, bagaimanakah puasa yang Tuhan kehendaki?

Banyak orang yang setuju kalau doa dan puasa itu sangat besar kuasanya. Bersama dengan Pendeta Rahmat Manullang, yang kini aktif sebagai pengajar, juga merupakan Ketua Yayasan STT (Sekolah Tinggi Theologia) LETS (Lighthouse Equipping Theological School) Jakarta.

"Inti dari puasa adalah berpantangan," buka Pendeta berdarah Batak-Sunda ini. Banyak orang yang mengartikan puasa sebagai tindakan yang berpantangan makan. Padahal, puasa nggak hanya berpantangan makan, melainkan ada pantangan lain yang perlu dijalani. Salah satunya adalah berpantangan untuk tidak melakukan dosa atau hal yang tidak dikehendaki Tuhan.

Yesaya 58:6, "Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk."

Dalam ayat di atas me jelaskan bahwa puasa rasanya percuma kalau kita tidak makan, tapi tetap melakukan tindakan-tindakan yang tidak menyenangkan hati Tuhan.

"Justru menurut saya, kalau puasa adalah ibadah yang hilang," terang Pendeta Rahmat. Puasa sendiri merupakan cara beribadah untuk menjalin kedekatan dengan Tuhan. Sayangnya, banyak orang Kristen meninggalkan ibadah ini karena menganggap kalau puasa adalah tindakan yang hanya harus dilakukan dalam Perjanjian Lama.

Pendeta Rahmat menekankan, kalau sebenarnya puasa merupakan ibadah penting untuk kita lakukan. Banyak orang yang berpuasa untuk mencari kehendak Tuhan, atau saat mencari kekuatan kita ditengah-tengah pergumulan yang ada. "Padahal, puasa itu ya harus dijadikan sebagai sebuah kebiasaan," ungkapnya.

Baca juga: 

Kata Alkitab: Apa Sih Jenis Musik Yang Harus Didengar Oleh Orang Percaya?

Apakah puasa itu wajib?

"Dalam kekristenan, sebenarnya tidak ada kata wajib,” ungkapnya. Karena dalam Kristus, semuanya sudah diselesaikan. Pendeta Rahmat kembali mengingatkan kepada kita kalau hal utama dalam puasa adalah satu kerinduan kita untuk mengenal Tuhan.

"Ketika tubuh kita istirahat, perut kita istirahat, maka kita akna lebih mudah mendengar yang tidak terdengar. Yaitu mendengar suara Tuhan sendiri," jelas pria kelahiran Bandung 25 April 1962 ini. Pendeta Rahmat juga kembali menggarisbawahi bahwa kehidupan seorang anak Tuhan yang paling penting adalah mendengar. ”Mereka yang salah mendengar, maka kehidupannya juga akan salah semua.”

Apakah doa dan berpuasa membuat jawaban doa kita jadi semakin cepat untuk dijawab?

Doa dan berpuasa bukanlah sesuatu hal yang menjamin keinginan kita akan dikabulkan oleh Tuhan. Tuhan meresponi iman kita dan apakah hal yang kita minta tersebut sesuai dengan kehendakNya. Dengan kita melakukan puasa, maka kita akan jadi lebih mengerti soal kehendakNya.

Jadi, ketika kita meminta sesuatu kepada Tuhan, permintaan tersebut bukanlah sesuatu hal yang sembarangan, melainkan permintaan yang sesuai dengan kehendak Tuhan.

"Saya sendiri setuju kalau puasa akan mempercepat jawaban doa kita. Tetapi bukan karena puasanya, melainkan karena dengan puasa, kita jadi lebih mengenal kehendak-Nya, sehingga yang kita minta tersebut juga sesuai dengan kehendak Tuhan,” tutup Pendeta Rahman sekaligus menutup percakapan JC Channel ini.

 

Sumber : jc channel
Halaman :
1

Ikuti Kami