Soal Dua Habib yang Dicekal Preman di Manado, Gubernur Olly dan PGI Angkat Bicara
Sumber: Panjimas.com

Nasional / 18 October 2018

Kalangan Sendiri

Soal Dua Habib yang Dicekal Preman di Manado, Gubernur Olly dan PGI Angkat Bicara

Lori Official Writer
2647

Pencekalan Habib Bahar dan Habib Hanif Alatas di Bandara Sam Ratulangi, Manado pada Senin, 15 Oktober 2018 kemarin sempat mendapat perhatian besar. Kedua habib ini kabarnya mengalami tindakan persekusi dari sekelompok preman.

Menyikapi perlakuan yang dialami keduanya, Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey angkat bicara yang menilai hal itu sebagai kesalahpahaman saja. Terjadi miskomunikasi antara masyarakat Manado atas kedatangan kedua habib itu. Tapi sekarang kondisi di Manado dipastikan sudah kembali kondusif.

“Jadi semua sudah kondusif, Forum Koordinasi Umat Beragama (FKUB) dan ormas sudah datang, saya kira ada miskomunikasi sehingga ada hal yang seperti kita lihat kemarin bagaimana. Namun puji Tuhan, semua berjalan dengan baik sehingga tidak terjadi apa-apa," kata Olly, Rabu (17/10/2018).

Supaya kejadian ini tak lagi terulang, Olly menyarankan supaya setiap acara keagamaan yang digelar di Sulut akan diawasi oleh Badan Kerja Sama Umat Beragama (BKSUA).

“Artinya, hal-hal seperti itu kita bicarakan di dalam pertemuan dengan BKSUA, supaya tidak ada salah pengertian dalam kegiatan keagamaan di Sulut,” ujarnya.

Ia pun menegaskan masyarakat Sulawesi Utara tak menolak ulama. Olly mengatakan masyarakat Sulut cinta damai. Dia menilai masyarakat hanya tidak ingin jika ada tokoh agama yang datang untuk tujuan memprovokasi dan menyebabkan perpecahan di Sulut.

Baca Juga :

Nasib Tiga Gereja Jambi yang Disegel Berujung Relokasi, Jemaat dan GMKI Pilih Berdemo

Ambon Jadi Tuan Rumah Lomba Paduan Suara, Jokowi Janjikan Datang di Pembukaannya Loh!

Senada dengan itu, pihak Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) juga menyampaikan keprihatinan terkait perlakuan yang dialami habib Bahar dan habib Hanif. Dia percaya kalau orang-orang Manado cinta damai dan penuh toleransi antarumat beragama.

“Kita orang di sana semboyan ‘torang samua ciptaan Tuhan’ dan ‘torang samua bersaudara’. Namanya umat manusia kita hargai nilainya. Sebenarnya dari jiwa orang Minahasa tidak ada keinginan, apalagi kita bersyukur semua suku bangsa cukup beradat,” kata Pendeta Supit, Ketua II PGIW Jakarta saat mengikuti diskusi bersama Forum Musyawarah Majelis Bangsa Indonesia (FMMBI) di restoran Al-Jazeerah, Cipinang Cempedak, Jakarta Timur pada Selasa, 16 Oktober 2018 lalu.

Dia pun mengajak tokoh-tokoh umat beragama bisa meredam permasalahan itu. Karena kalau tidak, permasalahan itu akan meluas.

“Yang saya ingin kemukakan di sini itu bukan tentang sentimen agama, ini yang Habib (Muhsin) sampaikan harus mewaspadai ini. Kalau kita tidak segara antisipasi, ini bisa ke mana-mana dan bias,” tandasnya.

Lewat kasus ini, setiap lapisan masyarakat dihimbau untuk tetap menjaga keamanan. Kita juga harus berhati-hati supaya tidak mudah terpancing berita hoax yang sengaja disebarkan oleh oknum yang tak bertanggung jawab untuk tujuan merusak kerukunan di tengah masyarakat beragama.

“Teliti dengan baik semua informasi yang tersebar. Menjaga keamanan bukan hanya tugas pemerintah dan aparat, tetapi semua. Masyarakat juga harus turut menjaga keamanan. Media juga diminta membuat berita yang menyejukkan, menyampaikan realitas di Sulut, warganya cinta damai,” pesan Gubernur Sulut.

Sumber : Detik.com/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami