Bambang Noorsena merupakan
pendiri dari Institute for Syriac Christian Studies(ISCS). Pada Sabtu, 6 Oktober 2018 lalu, dirinya
menjadi salah seorang pembicara dalam acara Imago: INDONESIA MILLENIAL LEADERS di Jakarta.
“Generasi milenial ini punya ciri khas pola
pikir digital. Sekarang, mereka semua bisa dengan mudah mengakses segala
indormasinya,” terangnya. Pria yang lahir di Ponorogo ini juga mengatakan kalau
hal ini dapat membuat banyak orang merasa berada dalam sebuah belantara, dimana banyak orang tidak mengetahui apa hal yang harus diperbuat.
“Buat mereka yang kalah adalah mereka yang
menjadi korban dari ganasnya pengaruh media sosial,” ungkapnya. Sebagai
pemimpin sekaligus pemenang, sudah seharusnya kita bisa memanfaatkan kemudahan digital ini.
Pada kelas tersebut, Bambang beberkan 4 bekal
yang diperlukan agar kita bisa menjadi pemimpin yang berkarakter Kristus dan berkelas dunia.
1. Kritis terhadap informasi yang diperoleh
Mesin pencarian seperti Google atau Wikipedia
hasilnya terlalu umum, tetapi memberikan akses informasi yang tak terbatas.
Meskipun demikian, Bambang berpesan agar kita tidak bergantung pada informasi
yang terkaji dalam digital. “Diperlukan juga akses dari sumber-sumber primer,” ungkapnya.
Dalam pertarungan wacana, seringkali sumber primer pun tak
cukup. Misal, dalam konteks politik, dimana orang dengan mudah melakukan
generalisasi. Kita memerlukan data yang lengkap melalui literasi-literasi yang terkait.
2. Berhenti untuk menggurui
“Para pemimpin di generasi milenial, kita harus berhenti menggurui, tetapi harus lebih banyak mendengar. Karena anak-anak kita sekarang ini begitu cepat mengakses informasi dengan beragam nilai-nilai," terangnya. Bambang juga mengimbau agar generasi milenial diberikan banyak pilihan dan alternatif sehingga mereka bisa mengikuti perkembangan dari tingkat bacaan maupun minatnya yang berbeda-beda.
3. Pandai membaca peluang
Sebagai seorang pemimpin, generasi milenial
harus bisa membaca peluang dan memanfaatkan tantangan yang ada. Untuk itu,
semangat yang berapi-api sangat dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin
dewasa ini. Sebab mereka yang pandai melakukan hal ini, maka adalah mereka yang bisa mendapatkan segala keuntungannya.
4. Bersifat inklusif
Dengan banyaknya tawaran informasi dan
nilai-nilai, kebanyakan informasi justru terabaikan. Identitas kita sebagai
seorang percaya harus bisa dikomunikasikan dengan baik ditengah kehidupan
masyarakat yang plural. Kita harus mengingat kalau kemuliaan Tuhan juga dapat
terlihat dari kehidupan kita sehari-hari. Untuk itu, generasi milenial harus
bisa terjun langsung dalam masyarakat.
Jadi, siapkah kita sebagai generasi muda untuk
memimpin dan terjun dalam kehidupan masyarakat sekarang ini?