“Banyak anak kecil di sini yang kelaparan dan sakit, tapi
susu atau obat tak ada,” demikian curhatan salah seroang korban gempa di Donggala, Palu, Sulawesi Tengah.
Hingga hari kelima, 16 ribu korban selamat gempa Palu sudah mengungsi
ke 109 tempat yang lebih aman. Dalam kondisi kehilangan rumah dan kelaparan,
sebagian besar korban terpaksa menjarah supermarket yang ada. Hal inilah yang kemudian
membuat pemerintah segera bertindak untuk menyalurkan bantuan kepada para korban.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto pun angkat bicara dan menyampaikan kalau pemerintah akan selektif dan mengkoordinasikan bantuan yang tepat kepada korban.
Baca Juga :
Adapun 5 kebutuhan mendesak yang diperlukan korban dan tim evakuasi di Palu adalah:
1. BBM (Solar dan Premium)
Salah satu kendala yang memperlambat proses evakuasi dan tibanya
bantuan ke Palu, Donggala, Sigi dan daerah terkena bencana adalah habisnya pasokan
bahan bakar minyak. Kendaraan-kendaraan yang dijadikan sebagai pengangkut bala bantuan dan juga alat berat tak bisa beroperasi karena kehabisan bahan bakar.
2. Tenda pengungsian
Sebagian besar warga yang rumahnya mengalami kerusakan parah memilih
untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Sampai saat ini saja, tenda pengungsian
sendiri masih sangat kurang. Wiranto berharap tenda-tenda ini bisa tercukupi di sekitar 109 lokasi tempat pengungsian.
3. Makanan dan minuman
Dari hasil wawancara kantor berita Reuters, makanan dan minuman
adalah kebutuhan yang paling mendesak bagi para korban. Dr Andi Fadli dari tim
medis Kegawat Daruratan Publik Safety (PSC) 119 Sulawesi Barat dan Palopo menyampaikan bahwa korban gempa di Sulteng sangat butuh bahan sembako.
“Kebutuhan sembako dan air bersih warga sangat minim,
termasuk obat-obatan, jika bahan makanan mereka tidak cepat tersalurkan maka akan berdampak pada kesehatan mereka,” kata dr. Fadli.
Bahan makanan ini juga termasuk susu dan kebutuhan untuk
bayi. Di tengah kondisi ini, banyak anak yang kelaparan dan butuh makan. Karena
itulah BNPB juga menghimbau supaya pasokan makanan seperti beras, susu, air
kemasan, air bersih dan tangka air segera disalurkan di lokasi-lokasi pengungsian.
Sementara makanan instan cepat dan langsung saji juga bisa
mempermudah konsumsi warga di pengungsian. Misalnya, mie instan, biskuit, abon, sarden, kornet, dendeng dan makanan bayi.
4. Tenaga medis, obat-obatan, rumah sakit lapangan
Korban luka yang terus bertambah juga membutuhkan lebih
banyak penanganan medis. Rumah sakit lapangan dan pasokan obat-obatan juga perlu
ditambah. Seperti, bethadin, alkohol pembersih luka, P3K, obat batuk, obat
paracetamol dan obat diare. Begitu juga dengan persediaan tandu, tongkat dan kursi roda bagi korban yang mengalami patah tulang atau luka berat.
5. Pakaian dan kebutuhan perempuan
Kebanyakan pengungsi tentu tak kepikiran untuk membawa pakaian
ganti saat gempa terjadi. Karena itu mereka sangat membutuhkan pakaian bersih
baik untuk pria, wanita dan juga anak-anak. Pakaian juga diharapkan tak perlu baru,
tapi setidaknya bisa dipakai oleh mereka yang membutuhkan. Selain pakaian luar,
korban juga butuh pakaian dalam, pembalut untuk wanita serta kebutuhan mandi seperti sabun, sikat gigi, sampo, gayung, dan ember.
Pemerintah dan juga relawan yang ada dilokasi berharap masyarakat
Indonesia bisa membantu saudara-saudara di Palu dengan mengirimkan kebutuhan-kebutuhan
yang paling diperlukan saja. “Kalau bantuan tidak sesuai kebutuhan, jadinya akan
terbuang, bisa menumpuk dan jadi masalah sendiri karena menyusahkan logistic,” ucap pihak BNPB.
Karena itu sangat dianjurkan untuk mengirimkan bantuan lewat atau
melalui organisasi terpercaya.
Bagi yang terbeban untuk membantu para korban gempa Donggala
dan Palu, Sulawesi Tengah, juga bisa menyalurkan bantuan melalui Yayasan Obor
Berkat Indonesia di Acc BCA No.522 030 9292 dengan pesan : TANGGAP BENCANA.