Ada salah satu teman kantor yang
memilih untuk keluar dari pekerjaannya yang sekarang ini dengan alasan agar
punya waktu lebih banyak untuk dihabiskan bersama keluarga. Baginya, waktu itu sangatlah berharga, terlebih saat bersama dengan orang yang terkasih.
Anak-anak tumbuh dengan sangat
cepat, menjadi kerugian baginya kalau tidak menyaksikan anak-anaknya tumbuh
karena kesibukan pekerjaan. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, memang ada harga yang perlu kita bayar.
Salah satunya adalah waktu
bersama orang terkasih, yaitu keluarga. Pernahkah kita bertanya tentang apakah
pekerjaan yang kita lakukan ini sebanding dengan waktu yang kita korbankan bagi
keluarga? Saat memilih
keluarga, kita harus siap dengan risiko keuangan yang akan dihadapi. Pendapatan jelas akan berkurang.
Di sisi lain, kalau tidak mengorbankan
pekerjaan, maka waktu untuk keluarga akan berkurang. Kalau kita sedang ada
dalam pergumulan ini, berikut adalah beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan.
Tentukan prioritas
Bekerja dengan gaji yang cukup untuk kebutuhan
sehari-hari merupakan salah satu berkat yang kita terima dari Tuhan. Antara
pekerjaan dan keluarga kita harus bisa menjaga prioritasnya masing-masing.
Ingatlah kalau Tuhan selalu menjadi yang pertama, keluarga ada setelahnya, dan pastikan kalau bekerja ada di urutan terakhir.
Pekerjaan yang membuat kita punya sedikit waktu
dengan keluarga perlu menjadi pertimbangan. Sebab, kita tahu kalau sebuah
hubungan yang baik dijalin berdasarkan komunikasi. Ketidakhadiran kita di
tengah-tengah keluarga dapat merusak kedekatan kita dengan anggota keluarga yang lain.
Kalau saat ini kita tidak bisa keluar dari
pekerjaan, pastikan untuk menjelaskan kondisi kita pada atasan. Hal ini agar
pihak perusahaan tahu kalau selain pekerjaan, keluarga juga menjadi prioritas
kita. Untungnya, dengan kemudahan teknologi saat ini, kita bisa menemukan cara terbaik untuk menyeimbangkan antara pekerjaan dan waktu bersama keluarga.
Mencari seorang penasihat
Seperti yang telah dijelaskan di atas, ada
harga yang harus dibayar pada setiap keputusan yang kita ambil, tidak
terkecuali dengan pekerjaan. Saat kita berada dipersimpangan antara pekerjaan
dan keluarga, mintalah pendapat pasangan, atau orang yang jauh lebih bijaksana.
Yang terpenting, kita harus bisa meminta hikmat Tuhan agar bisa menentukan pilihan yang paling tepat.
Kalau perlu, ambillah waktu untuk berdoa dan
berpuasa. Libatkan pasangan kita dalam hal ini. Pastikan kalau setiap keputusan
yang akan diambil mendapatkan persetujuan dari pihak keluarga yang lain, terutama pasangan.
Mencari pilihan yang lain
Kalau kita memutuskan untuk berhenti dari
pekerjaan, bisa dipastikan pendapatan keluarga juga akan berkurang. Buatlah
sebuah perencanaan tentang hal ini sebelum akhirnya berhadapan dengan atasan soal keputusan yang kita ambil.
Buatlah sebuah daftar anggaran yang perlu kita
penuhi berdasarkan penghasilan kita kalau memutuskan untuk berhenti bekerja.
Pertimbangkan setiap dampak buruk dan baiknya sewaktu kita mencari tuntunan tangan Tuhan.
Bekerja merupakan salah satu panggilan Tuhan
dalam kehidupan kita sekaligus sarana untuk membawa kemuliaan bagiNya. Kita
tahu Tuhan itu adalah pribadi yang setia. Untuk itu, apapun keputusan kita,
pastikan kalau itu benar-benar adalah kehendak Tuhan.
Kolose 3:17, “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan,
lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia
kepad aAllah, Bapa kita.”