Kita tahu kalau
membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain bukanlah tindakan yang
terpuji, tapi tetap saja hal ini sangat sulit untuk dihindari. Apalagi di era
digital dengan kehadiran sosial media yang menyuguhkan konten yang rasanya
bikin kita nggak bisa buat berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Lantas, gimana sih sikap ini dalam Alkitab? Yuk cegah dengan tiga cara di bawah ini.
1 Sikap yang penuh dengan rasa puas
Apa sih yang bikin kita sering
membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain? Alasan terbesarnya adalah
karena kita merasa nggak puas dengan apa yang kita miliki. Untuk menghentikan sikap ini, kita harus bisa bersyukur atas keadaan kita sekarang ini.
Rasa syukur dapat memaksa kita
untuk mengalihkan pada hal-hal yang positif dalam kehidupan ini. Hati yang
penuh rasa syukur merupakan obat bagi hati yang rapuh dan patah sebab saat
bersyukur, kita nggak melihat kekurangan yang ada pada kita. Justru sebaliknya, kita jadi bisa melihat kemurahan hati dan kesetiaan seorang Bapa yang baik.
2 Korintus 5:14-15, “Sebab kasih Kristus
yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah
mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati
untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya
sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati k dan telah dibangkitkan untuk mereka.”
2. Tetaplah berada dalam firmanNya
Ketika kita tergoda untuk mulai membandingkan
diri sendiri dengan orang lain, perangilah dengan firman Tuhan yang ada dalam
hati kita. Ingatlah perkataan dari Rasul Paulus, Efesus 5:8-10, "Memang
dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam
Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya
berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan."
Filipi 2:3, "Dengan tidak mencari
kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan
rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;"
Kita diingatkan untuk tidak iri hati, gila hormat
atau menantang satu dengan yang lainnya (Galatia 5:26). Bukankah Tuhan dalam
Mazmur 37:4, "Dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan
kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Senangkanlah dirimu di dalam TUHAN, dan Dia akan memberikan kepadamu keinginan hatimu."
3. Layanilah orang lain
Ada banyak penelitian yang menjelaskan tentang
dampak positif baik secara fisik maupun mental bahwa hal terbaik yang bisa kita
lakukan untuk memulihkan diri sendiri adalah dengan konsisten untuk melayani orang lain.
Saat kita melayani orang lain, ada pengaruh
positif yang diubahkan dalam perilaku dan sikap kita, juga dalam keyakinan
kita. Hal ini dapat membantu kita mengalihkan pikiran dari diri sendiri dan
fokus pada orang lain yang lebih membutuhkan. Kita adalah murid-murid Yesus yang datang untuk melayani, bukan untuk dilayani (Matius 20:28).
Saat ada dorongan yang kuat untuk mulai
membanding-bandingkan diri, cobalah habiskan waktu buat mereka yang lebih
membutuhkan. Ada banyak orang yang berada dalam keadaan yang jauh lebih buruk kalau dibandingkan dengan kondisi kita sekarang ini.
Setelah membaca tiga hal di atas, kita nggak
punya lagi alasan buat membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Setiap
orang adalah unik dan setiap orang adalah kesukaan Tuhan. Jadi, ingatkan selalu pada diri sendiri bahwa kita ini adalah anak Tuhan yang paling terkasih.