Amerika Serikat
menyatakan tidak akan melunak jika tuntutan mereka agar Turki membebaskan
Pendeta Andrew Brunson tidak dipenuhi.
Terutama setelah Amerika memberikan sanksi dan juga menaikkan tarif impor
baja dan aluminium yang mengguncang perekonomian Turki yang ditakutkan memicu
krisis ekonomi global.
“Saya pikir sangat
menyedihkan apa yang telah dilakukan Turki,” demikian ungkap Presiden Amerika
Donald Trump.
“Kurasa mereka
melakukan kesalahan besar. Tidak aka nada konsesi,” demikian tegasnya.
Pada Senin (20/8/2018)
lalu, Trump menuntut Erdogan melepaskan Pendeta Brunson sebagai ganti orang
Turki yang dilepaskan oleh Israel.
“Saya membuat orang
itu bebas untuk dia,” ungkap Trump. “Aku harap dia melepaskan orang tak
bersalah dan pria yang baik ini dan ayah yang baik dan orang Kristen yang hebat
ini keluar dari Turki.”
Namun tuntutan Turki
rupanya lebih besar, mereka meminta Washington menyerahkan Fethullah Gulen,
seorang tokoh agama asal Turki yang bermukim di Amerika dan yang dicurigai
sebagai dalang kudeta yang gagal pada
2016 lalu. Tetapi Amerika menolak melakukannya.
Pendeta Brunson
sendiri sudah beberapa dekade melayani di Turki, ia dipenjara pada dua tahun
terakhir dan baru beberapa bulan lalu menjalani tahanan rumah. Brunson
menyangkal semua tuduhan yang dilontarkan pemerintah Turki kepadanya dan sudah mengajukan
naik banding di pengadilan agar bisa bebas dari tahanan rumah namun permintaannya
tersebut ditolak.